RESENSI BUKU 75 TAHUN JUBILEE PAROKI SUNGAILIAT

Buku Kenangan 75 Thn. Paroki Sungailiat.
Ukuran: Panjang: 20 cm dan lebar: 14 cm.
Jumlah halaman: 256  dan 12 halaman plus iklan.
Percetakan: Sumber Sarana Prima (SSP)
Jl. Melintang 49, Telp. 0717-432134 Pangakalpinang Bangka
Harga per buku: Rp. 50 ribu rupiah, belum ditambah biaya ongkos kirim

Suara dari editor:
Sejarah Gereja Katolik Sungailiat:
Anugerah dan Tanggungjawab
In Memoriam 75 tahun Paroki Sungailiat dibawah perlindungan Sta. Maria Pengantara Segala Rahmat (Sta. Maria PSR Sungailiat) merupakan suatu anugerah dan tanggungjawab. Anugerah Allah menuntut tanggungjawab manusia yang menjawab panggilan-Nya. Sebagai suatu anugerah karena didalam perjalanan sejarahnya, walaupun ada begitu banyak kerikil-kerikil tajam baik yang datang dari dalam (internal) maupun dari luar (ekternal) namun semuanya itu telah menuai kesuksesan yang gemilang. Kesuksesan yang gemilang karena anugerah Allah. Kesuksesan telah dibuktikan dengan kekokohan kesatuan umat sebagai satu komunitas paroki yang besar, juga sampai dengan sekarang arah prioritas pembangunan umat jelas kepada keluarga, komunitas basis, kaum muda dan anak dan remaja (BIAR). Itu artinya bahwa dalam sejarah pembangunan, kita telah menempatkan subyek-subyek sebagai prioritas utama. Sebab subyek-subyek (manusia) adalah makhluk bermartabat yang mengarah pada tiga dimensi masa (masa lalu, masa sekarang, dan masa depan). Atau dengan kata lain, prioritas pembangunan jemaat telah menghidupkan manusia yang menyejarah yang mengarah kepada sebuah masa depan, namun tidak mengabaikan masa lalu dan saat ini. Kesuksesan juga telah dibuktikan dengan kehadiran secara fisik sebuah gereja paroki dan stasi yang kokoh, yang membuat kita merasa nyaman dalam setiap kegiatan perayaan gerejani.

Dari perjalanan ziarah umat dalam sejarah yang menuai keberhasilan, tentu kita yang menjadi anak-anak sejarah saat ini, dituntut untuk bertanggungjawab. Tanggungjawab kita pertama-tama melanjutkan karya perutusan Kristus bagi sesama sesuai dengan tritugas Kristus yang telah kita terima dalam Sakramen Pembaptisan. Tanggungjawab kita juga perlu diejawantahkan dalam keikutsertaan kita dalam proses pembangunan hidup iman baik secara pribadi maupun komunal di paroki dan di komunitas basis. Tanggungjawab kita pun dinyatakan secara jelas dalam pemeliharaan secara fisik gedung gereja dan sekitarnya sebagai wujud rasa hormat perjuangan para tokoh terdahulu yang dengan susah payah mendapat sebuah gedung gereja. Juga tanggungjawab kita tunjukkan dalam kebersamaan sebagai satu keluarga iman yang selalu menghormati heterogen bakat-talenta, suku, ras, dan golongan. Dan dalam segala tanggungjawab positif yang lain, kita perlu nyatakan kepada sesama kita yang lebih luas.

Buku Kenangan Jubille 75 Tahun Paroki Sungailiat

Proses Hadirnya Buku Kenangan:
Berawal dari keprihatinan para mantan panitia 68 tahun Paroki Sungailiat yang mengumpulkan data-data dan gambar-gambar kenangan paroki beberapa tahun terdahulu bahwa penyimpanan data dan gambar tidak maksimal baik. Banyak data dan gambar kenangan tidak terurus bahkan berserakan. Keprihatinan ini kemudian diungkapkan oleh Bpk. Cornelius Yohanan, salah seorang panitia pameran 68 tahun dalam rapat panitia jubilee 75 tahun. Bahwa ada baiknya juga dalam peristiwa jubilee 75 tahun paroki kita, diterbitkan semacam ”album kenangan” untuk peristiwa-peristiwa sejarah gereja kita yang telah lewat. Ide yang menarik ini ternyata mendapat sambutan hangat dari panitia jubilee 75 tahun. Ide tadi kemudian berkembang dalam rapat panitia menjadi sebuah diskusi hebat.

Memang diakui bahwa ada beberapa anggota panitia jubilee 75 tahun yang pro dan kontrak akan ide tadi. Pihak yang pro mendukung penerbitan album kenangan. Sedangkan pihak lain yang kontra, bukan album kenangan tetapi lebih baik dan bermutu jika diterbitkan ”buku kenangan”, sebagai hadiah untuk umat. Album kenangan yang dimaksud ialah proses pengumpulan/penyatuan kembali data-data dan gambar dengan menyusun setiap peristiwa dan diberi catatan refleksi atas peristiwa-peritiwa dan gambar yang mendukung. Dan proses ini dirasa tidak terlalu susah amat dalam pengerjaan. Sedang ”buku kenangan” adalah proses penulisan kembali sejarah Gereja Katolik Sungailiat baik berupa ceritera-ceritera lepas narasumber maupun studi pustaka (tertulis) yang dilengkapi data-data, gambar-gambar, dan komentar umat tentang kehidupan menggereja selama ini dan harapan kehidupan menggereja di masa depan.

Entah bagaimana terjadi sampai kehadiran buku kenangan, ini suatu proses yang menurut hemat saya merupakan tuntutan keberanian panggilan jiwa saya untuk membuat sebuah terobosan. Terobosan yang saya lalui pertama-tama membuat kerangka atas buku kenangan. Kerangka yang dibuat disidangkan didepan para Tim Buku. Ada beberapa pergeseran kerangka, namun tidak menjadi masalah. Intinya kerangka yang diajukan itu, tidak ada yang hilang. Hasil kerangka buku seperti terlihat dalam daftar isi buku kenangan ini.

Kerangka Buku Kenangan
Kerangka yang ada didalam daftar isi buku ini, hemat saya merupakan sebuah kerangka yang cukup sistimatis. Kerangka yang sistimatis itu mempunyai tekanan utama pada bagian ”Napak Tilas Sejarah Gereja Katolik Paroki Sungailiat” dan ”Pasca 75 Tahun Gereja Paroki Sungailiat:
Komentar, Kesan, Pesan, Dan Harapan Ke Depan Bagi Gereja Kita.”  Kedua inti tulisan ini dilengkapi dengan “Arti Logo Sta. Maria Pengantara Segala Rahmat Sungailiat dan Visi - Misi Paroki Sungailiat” dalam bagian pendahuluan.

Selain itu, juga dilengkapi dengan bagian sambutan-sambutan dari beberapa tokoh Gereja kita dan bagian Sekilas Jejak Sta. Maria Pengantara Segala Rahmat berupa “Doa Sta. Maria Pengantara Segala Rahmat Sungailiat” yang diedit kembali oleh Pastor Aloysius Kriswinarto, MSF dan “Lagu Himne Sta. Maria Pengantara Segala Rahmat karya Rm. Frans Mukin, Pr” Hemat saya kerangka Buku Kenangan semakin sempurna lagi ketika ditambah photo-photo kenangan beberapa tahun yang silam yang menggambarkan bahwa ada berbagai kegiatan yang pernah dilaksanakan umat dalam paroki, juga data-data pembaptisan, krisma, perkawinan, dan lain-lain. Dan untuk mengenangkan para donatur baik dari kelompok basis maupun pribadi umat dalam dan luar paroki, dimasukkan juga ucapan selamat jubilee 75 tahun dan iklan-iklan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) komunitas tertentu ataupun pribadi.

Membaca Buku Kenangan Jubilee 75 Tahun Paroki Sungailiat:
Isi, bahasa, bentuk tulisan, dan penulis:

Dalam bagian napak tilas sejarah Gereja Katolik Sungailiat secara umum, tercatat ada tiga belas tulisan. Tulisan (1-2) mengulas sepintas sejarah berupa terlibatan kaum tertahbis dan awam dalam mengokohkan kiprah Gereja Katolik di Sungailiat walaupun ada begitu banyak halangan baik secara interen maupun eksteren terkhusus dari pemerintah penjajah saat itu. Setiap kejadian yang dilengkapi dengan penyebutan tempat menandakan bahwa penulis memberikan suatu ingatan kepada kita bahwa di tempat itu, pernah direncanakan dan dilaksanakan oleh umat suatu karya sosial karikatip Gereja berdasarkan petunjuk hierarkis kita.

Tulisan (3-5) menceriterakan bahwa sekitar tahun 60-an, Gereja sungguh-sungguh hadir dengan bidang karya nyata untuk membantu kehidupan sosial ekonomi umat dan masyarakat pada umumnya, dan karya itu kini sirna. Selain itu, dengan karya karikatip yang sirna, pastoral Gereja kembali mengambil arah baru dalam keterlibatan umat. Penulis menceriterakan karya pastoral baru itu dengan keterlibatan umat yang nyata untuk membantu umat sendiri. Hal yang tidak kala penting juga adalah bahwa keterlibatan umat ternyata membuahkan hasil yang gemilang yaitu mengurus proses pendapatan sebuah gedung gereja.

Tulisan (6-12) memberikan kita satu hal penting bahwa ketika kita terlibat dalam membangun diri kita, kita punya arah yang jelas. Kemana kita tuju dan bagaimana cara kita mencapai tujuan itu. Ada beberapa karya nyata berupa DPP, jadwal pelayanan kelompok, Kartu Persembahan, Kesejahteraan, dan pelayanan kepralayaan, dan lain-lain  sebagai bukti karya kita mendukung tujuan yang mau dicapai.

Tulisan (13), penulis adalah seoarang tertahbis yang pernah bertugas di Sungailiat. Beliau menceriterakan bahwa umat Sungailiat sungguh-sungguh peduli dengan karya Gereja baik karya kecil maupun karya besar. Dengan mengatakan bahwa umat Sungailiat sungguh-sungguh terlibat dalam karya pastoral, penulis ingin menyampaikan bahwa keterlibatan awam dan kaum tertahbis merupakan doa Bunda Maria. Hal ini ditegaskannya dalam ”Madah Sta. Maria PSR Sungailiat.”  

Dalam bagian komentar, kesan, pesan, dan harapan umat Katolik dan beberapa pihak lain yang mengetahui karya pastoral Gereja Katolik Sungailiat, lebih banyak mempunyai komentar, kesan, dan pesan serta harapan yang cukup positip untuk kita. Para pembaca akan menemukan komentar umat kelompok seputar keterlibatan umat sendiri di kelompok basis dan paroki. Banyak tulisan komentar umat dalam bentuk tulisan hasil wawancara. Hanya ada beberapa saja yang berhasil ditulis oleh umat sendiri. Bagian ini pembaca juga akan menemukan suatu harapan umat akan karya pastoral Gereja yang semestinya mengena pada umat sendiri. Keterlibatan kaum tertahbis sangat dirindukan umat di kelompok hingga saat ini. Umat masih sangat menunggu kunjungan pastor dan petugas pastoral yang lain. Kunjungan bagi mereka adalah sebuah sapaan kedekatan yang mampu ”memuaskan” dahaga iman.

Tentang bahasa dan bentuk tulisan dari keseluruhan isi buku kenangan boleh terbilang sederhana. Secara linguistiknya, kadang struktur bahasanya merupakan struktur dan bahasa populer. Struktur dan bahasa yang mudah dimengerti oleh para pembaca. Hal ini dilatar belakangi oleh para penulis sendiri lebih banyak berpengalaman di Paroki Sungailiat. Karena pengalaman itu, para penulis bisa mengetahui situasi Sungailiat dan umat serta masyarakat pada umumnya.

Tentang para penulis buku ini, lebih banyak ditangani oleh kaum awam dengan latar belakang pendidikannya sendiri. Sehingga hasil tulisan mereka adalah khas mereka sendiri. Para penulisan sendiri adalah orang-orang dalam, orang-orang yang pernah berkarya di Sungailiat. Kepada para penulis dan responden yang telah diwawancarai, kita patut mengacungkan jempo karena mereka sendiri telah ikutserta dalam mengumpulkan data, sebagai pemerhati dan peduli akan situasi Gereja kita.

Sebagai akhir dari ”Suara Editor”, saya mengajak para pembaca untuk lebih tekun membaca, merenung, dan mudah-mudahan apa yang menjadi harapan untuk karya Gereja kita ke depan, bisa terjawab dan menjadi tanggungjawab bersama. Karya kita adalah karya Gereja, wujud penghayatan iman kita. Karya Gereja adalah suatu anugerah Allah. Dan karena suatu anugerah, maka menuntut tanggungjawab bersama dari kita. Akhir kata, saya atas nama seluruh panitia Tim Buku dan para panitia jubilee 75 tahun mengucapkan banyak terima kasih kepada bapa uskup, bimas katolik, para pastor, suster, bruder, tim percetakkan SSP Pangkalpinang, redaktur tabloi BERKAT, dan segenap umat. Mereka telah membantu TIM buku dengan caranya masing-masing. Selain itu, saya atas nama semua teman-teman Panitia Jubilee 75 memohon maaf atas segala kekurangan informasi dan yang menjadi isi buku ini. Kami mengharapkan ada kritik dan saran yang membangun yang bisa menyempurnakan buku ini.
Sungailiat, 17 Juli 2009
Editor: Alfons Liwun

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi pribadi atas Tulisan Bambang Harsono tentang doa Singkat THS-THM

AsIPA-PIPA dan KBG-SHARING INJIL

Tinjauan Komunitas Basis Gerejawi Menurut Dokumen Resmi Gereja Katolik