Postingan

Refleksi Natal Yesus: Fasilitator Di KBG Perlu Belajar Dari Para Gembala

Gambar
Kandang Natal 2014 Stasi Manggar Belitung, Paroki Tanjungpandan Narasumber: "Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana , seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita.“ (Luk. 2: 15). Mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka. (Luk. 2: 17-18). Makna Kehadiran Para Gembala di Hadapan Sang Bayi, Yesus Para gembala adalah orang-orang upahan majikan yang menjaga gembala dan ternak lainnya. Mereka ini dalam strata masyarakat Yahudi adalah orang-orang kecil. Orang-orang yang bekerja siang hari menghantar gembala dan ternak lainnya untuk mencari rumput hijau dan sumber air untuk makanan dan minum ternak majikan. Dan pada waktu malam hari, mereka menjaga gembala dan ternak lain dari bahaya binatang buas dan para perampok. Kegigihan bekerja sebagai upahan pada majikan, membuat mereka hidup sehari-hari. Kerja

Ibadat Tobat Di KBG

Menjelang Natal Lagu Pembuka:                                                      PS. No. 601, ayat 1 dan 2. 1.   Tanda Salib F      Dalam Nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus.... U     Amin 2.   Salam F      Semoga Rahmat Pengampunan dari Tuhan Kita Yesus Kristus, selalu beserta kita. U     Sekarang dan selama-lamanya. Amin. 3.   Kata Pengantar Bapak, ibu, saudara, saudari, adik-adikku yang terkasih, ada dua poin yang mau disampaikan pada kata pengantar berikut ini, sebelum kita mendengarkan Sabda Tuhan dan Memeriksa Batin secara pribadi dihadapan imam kita, in persona Christi (wakil Kristus yang hadir ditengah kita) Pertama, ada tiga alasan pokok yang diajarkan oleh Gereja Katolik tentang pengakuan dosa pribadi kepada imam kita. (1). Sakramen Tobat adalah salah satu dari ketujuh sakramen yang ditetapkan oleh Tuhan kita Yesus Kristus sendiri. Kita ingat dalam Injil Yohanes 20: 22-23, disana, Yesus bersabda, “Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu meng

Adven III: Masih Adakah Kejujuran Di Hati Kita?

Gambar
Yoh. 1: 6-8;19-28 Di tengah glamournya kehidupan dunia masa kini, rasanya agak sulit kita mengatakan ‘masih ada kejujuran’ yang menempel di hati kita.’ Apalagi ketika sebuah sikap jujur itu terbalut erat dengan sikap pesimistis dan sikap iri hati serta sombong diri. Rasanya sikap jujur jika ada, toh seperti kita sebuah jarum didalam seonggokkan jerami. Membangun kebersamaan antar Tim AsIPA kap jujur yang terungkap dari kedalaman sanubari dan kebeningan hati Yohanes Pembaptis, adalah sebuah sikap yang sangat menganggumkan. Dan karena sikap jujur yang terungkap dari lubuk hatinya yang paling dalam, Yohanes Pembaptis pun dengan tidak gentar menghadapi utusan orang-orang Yahudi dari Yerusalem yang datang kepadanya, bertanyajawab soal keberadaannya dan tindakkannya membaptis orang yang datang menjadi muridnya. Didalam sikap ketidaktakutannya menghadapi para imam, orang Lewi, dan diantaranya kaum Farisi, sekali lagi, Yohanes Pembaptis pun dengan sikap polos mengu