CERPEN
MENGENDUS JEJAK ANGEL YANG LARA
oleh: Alfons Liwun
Jarum jam dindingku terus
berdetak. Sahabat-sahabat di kamar sebelahku lelap tertidur pulas karena keseharian
pontang panting merajut nasib. Entah mimpi apa gerangan mereka. Namun terdengar
dari kejauhan suara binatang malam yang dari tadi terus mendendangkan mazmur
pujian bagi Sang Khaliknya. Oh…, begitu indahnya, tarik suara di gelap gulita,
bisik hati kecilku untuk ingin terus mendengarkannya.
Aku berdiam sejenak. Meresapkan alunan musik jagat itu
bersama seluruh pengalaman hidup siang tadi yang duka lara atas kepergiaan
untuk selama-lamanya, Paus Yohanes Paulus II, Pemegang Takhta Petrus Gereja
Katolik. Terhanyut, seakan menepis pada hulu yang sedang mendendangkan
pujian itu. Dalam keheningan syaldhu, gejolak jiwa hatiku seolah bangkit
menyatakan sesuatu. Kubiarkan… sekali lagi, kubiarkan mengalir terus, semakin
cepat hingga bergeming pada rasa untuk meneruskan pada akal yang mampu mente