GUA MARIA: ST. MARIA PENGANTARA SEGALA RAHMAT SUNGAILIAT
Hantaran
“Santo Petrus heran melihat penghuni Surga begitu banyak. Dia kemudian bertanya kepada Yesus. “Yesus, kok penghuni Surga semakin banyak, padahal saya yang ditugaskan untuk menjaga pintu Surga saya terima sedikit kali yang masuk ke sini.” Yesus kemudian meminta Santo Petrus untuk mengecek kembali daftar hadir. Petrus kembali melaporkan bahwa memang saya terima sesuai dengan amal bakti umat yang telah mendukung Yesus. Mereka itulah yang saya terima untuk hidup berbahagia bersama kita disini.
Ternyata, masuk ada jalur lain untuk masuk Surga. Jalur manakah itu? Ternyata Yesus tidak menolak jalan melalui Bunda-Nya sendiri, Bunda Maria. Petrus pun pergi bertemu Maria dan bertanya kepada Maria. ”Bu, apakah ada orang yang telah masuk Surga melalui Ibu? Dengan lantang Bunda Maria menjawab Petrus. ”Ya... mereka adalah anak-anakku, yang selalu berdoa Rosario. Mereka berdoa kepada Yesus, anakku melalui saya.”
Petrus pun tidak menjawab apa-apa. Dia kembali kepada Yesus dan berkata. ”Kalau begitu, selama ini percuma kalau diberi tugas untuk menjaga gerbang Surga ini. Ternyata masih ada jalan lain untuk masuk Surga dan hidup bahagia bersama Sang Guru. Jawab Yesus, ”Petrus, saudaraku. Tugasmu tidak sia-sia. Jalan untuk masuk Surga itu terbuka untuk semua orang yang beriman kepada saya. Kamu saya beri kunci untuk membuka pintu Surga. Soal masuk dan mengalami kebahagian adalah pilihan saya.”
Sepenggal ceritera tadi, merupakan sebuah ceritera yang dikisahkan oleh Uskup Pangkalpinang, Mgr. Hilarius Moa Nurak, SVD dalam acara pemberkatan peletakan batu pertama pembangunan Gua Maria Paroki Sungailiat. Paling kurang dengan ceritera ini menguatkan dan mendorong umat Paroki Sungailiat yang selama ini memiliki kerinduan yang mendalam akan hadirnya gua Maria di Paroki Sungailiat.
Alasan Hadirnya Gua Maria Paroki Sungailiat
Ternyata, masuk ada jalur lain untuk masuk Surga. Jalur manakah itu? Ternyata Yesus tidak menolak jalan melalui Bunda-Nya sendiri, Bunda Maria. Petrus pun pergi bertemu Maria dan bertanya kepada Maria. ”Bu, apakah ada orang yang telah masuk Surga melalui Ibu? Dengan lantang Bunda Maria menjawab Petrus. ”Ya... mereka adalah anak-anakku, yang selalu berdoa Rosario. Mereka berdoa kepada Yesus, anakku melalui saya.”
Petrus pun tidak menjawab apa-apa. Dia kembali kepada Yesus dan berkata. ”Kalau begitu, selama ini percuma kalau diberi tugas untuk menjaga gerbang Surga ini. Ternyata masih ada jalan lain untuk masuk Surga dan hidup bahagia bersama Sang Guru. Jawab Yesus, ”Petrus, saudaraku. Tugasmu tidak sia-sia. Jalan untuk masuk Surga itu terbuka untuk semua orang yang beriman kepada saya. Kamu saya beri kunci untuk membuka pintu Surga. Soal masuk dan mengalami kebahagian adalah pilihan saya.”
Sepenggal ceritera tadi, merupakan sebuah ceritera yang dikisahkan oleh Uskup Pangkalpinang, Mgr. Hilarius Moa Nurak, SVD dalam acara pemberkatan peletakan batu pertama pembangunan Gua Maria Paroki Sungailiat. Paling kurang dengan ceritera ini menguatkan dan mendorong umat Paroki Sungailiat yang selama ini memiliki kerinduan yang mendalam akan hadirnya gua Maria di Paroki Sungailiat.
Alasan Hadirnya Gua Maria Paroki Sungailiat
Sesuatu yang telah lama direncanakan pasti akan ada. Apalagi rencana itu selalu dikuatkan dengan pola sosialisasi dan memohon dukungan dari banyak pihak. Bukan hanya itu, apalagi rencana itu selalu didoakan dan diminta secara terus menerus kepada Tuhan. Rencana itu akhirnya terjawab. Jawaban untuk menghadirkan Gua Maria pada moment yang tepat, yaitu sebagai hadiah yang tak terhingga 75 tahun Paroki Sungailiat (26 Juli 2009).
Selain hadirnya gua Maria Sungailiat sebagai jawaban kerinduan umat yang selama ini mendoakan doa Rosario di depan arca Maria di dalam Gereja, juga sebagai sarana devosi bagi umat. Bahwa sebagai sarana devosi, umat Sungailiat memiliki kedekatan dengan Bunda Maria, dengan pelindung Paroki Sta. Maria Pengantara Segala Rahmat Sungailiat; juga ada banyak umat yang secara khusus masuk dalam anggota kelompok ”bentara Maria” yaitu Legio Maria.
Pembangunan Gua Maria Sungailiat
Selain hadirnya gua Maria Sungailiat sebagai jawaban kerinduan umat yang selama ini mendoakan doa Rosario di depan arca Maria di dalam Gereja, juga sebagai sarana devosi bagi umat. Bahwa sebagai sarana devosi, umat Sungailiat memiliki kedekatan dengan Bunda Maria, dengan pelindung Paroki Sta. Maria Pengantara Segala Rahmat Sungailiat; juga ada banyak umat yang secara khusus masuk dalam anggota kelompok ”bentara Maria” yaitu Legio Maria.
Pembangunan Gua Maria Sungailiat
Proses pembangunan Gua Maria dimulai dengan pengumuman kepada semua umat untuk memberikan informasi atau menggambar dena gua Maria, yang kemudian diberitahukan ke sekretariat Paroki. Hampir tiga bulan, ternyata tak ada informasi atau gambar dena yang masuk ke Paroki. Jalan lain yang ditempuh adalah koleksi photo-photo gua Maria yang umat kenal, yang selama ini dikunjung umat. Proses ini pun tidak ada informasi yang masuk ke Paroki.
Satu jalan yang ditempuh adalah proses pembangunan diserahkan kepada Panitia Pembangunan yang adalah Seksi Rencana Pembangunan dan Sosial Paroki. Di bawah pimpinan dan komando Carolus Willem Ruddy, (disapa sehari-hari Pak Wilem), proses pembangunan diterlaksana dengan mendatangkan Bruder Januar Husada, SSCC (Br. Yan, SS.CC) untuk melihat fokus penempatan arca Bunda Maria di sebelah kiri halaman rumah Katekis. Sesuai dengan petunjuk sang petunjuk, panitia mulai melaksanakan pembanunan. Maka tepat pada tanggal 27 Juli 2010, para tukang mulai mengukur dan memasang tiang pembangunan.
Mereka mulai dengan membangun tembok, latar belakang arca Maria berbentuk gua. Tukang yang didatangkan Pak Willem adalah kebanyakan adalah orang Melayu-Islam, Madura, tinggal di Kemujan Sungailiat. Hebatnya mereka membangun berdasarkan petunjuk sang panitia. Konsep-konsep yang dikumpulkan dan yang diungkapkan oleh Pak Willem, ternyata para tukang mampu untuk mengikutinya. Setelah gua diselesaikan, Pak Wilem mendatangkan arca Maria dari Serpong – Jakarta. Tinggi arca Maria lebih kurang 3 meter. Setelah selesai gua Maria, para tukang mulai menata halaman gua Maria dengan menanam rumput, bunga dan memasang pipa air. Halaman sekitarnya difinising oleh Pak Yohanes Jusman. Maka selesailah tempat devosi umat. Pembangunan Gua Maria berjalan hampir dua bulan. Umat sudah mulai pakai Gua Maria sejak 1 Oktober 2009.
Gua Maria - Devosi kepada Bunda Maria
Mereka mulai dengan membangun tembok, latar belakang arca Maria berbentuk gua. Tukang yang didatangkan Pak Willem adalah kebanyakan adalah orang Melayu-Islam, Madura, tinggal di Kemujan Sungailiat. Hebatnya mereka membangun berdasarkan petunjuk sang panitia. Konsep-konsep yang dikumpulkan dan yang diungkapkan oleh Pak Willem, ternyata para tukang mampu untuk mengikutinya. Setelah gua diselesaikan, Pak Wilem mendatangkan arca Maria dari Serpong – Jakarta. Tinggi arca Maria lebih kurang 3 meter. Setelah selesai gua Maria, para tukang mulai menata halaman gua Maria dengan menanam rumput, bunga dan memasang pipa air. Halaman sekitarnya difinising oleh Pak Yohanes Jusman. Maka selesailah tempat devosi umat. Pembangunan Gua Maria berjalan hampir dua bulan. Umat sudah mulai pakai Gua Maria sejak 1 Oktober 2009.
Gua Maria - Devosi kepada Bunda Maria
Bertepatan dengan penerimaan krisma sebanyak 185 orang pada tanggal 15 November 2009, Gua Maria dengan nama Sta. Maria Pengantara Segala Rahmat Sungailiat diresmikan dengan berkat oleh Mgr. Hilarius Moa Nurak, SVD. Kehadiran sebagai jawaban atas kerinduan umat Sungailiat bertahun-tahun, tidak hanya sampai disini. Kehadiran Gua Maria bermakna kalau umat selalu memanfaatkannya untuk berdoa dan devosi. Sebagai sarana doa dan devosi, terbuka untuk semua umat untuk melaksanakan peningkatan iman akan Yesus.
Dengan keterbuka kepada umum, maka jelas bahwa Gua Maria Sungailiat harus berada dalam kondisi yang bersih dan nyaman. Untuk mendukung kebersihan disekitar gua, maka kita perlu menjaganya dengan membuang sampah pada tong/kotak sampah yang disediahkan. Untuk kenyamanan, Gua Maria selalu dalam keadaan terang jika malam tiba. Lampu-lampu telah dipasang, tinggal dikontak dan hidup. Ke depan Gua Maria direncanakan akan dilengkapi dengan arca-arca jalan Salib yang cukup permanen dengan slide. Maka jika umat mau jalan salib, umat tidak perlu harus berjalan dan menitip jalan salib. Jalan Salib cukup dibantu dengan infokus dan layar data. Selain itu akan ada ruang doa permanen yang ada di sekitar gua Maria. Ini semua akan dihadirkan untuk mendukung devosi dan doa umat.
Penutup:
Dengan keterbuka kepada umum, maka jelas bahwa Gua Maria Sungailiat harus berada dalam kondisi yang bersih dan nyaman. Untuk mendukung kebersihan disekitar gua, maka kita perlu menjaganya dengan membuang sampah pada tong/kotak sampah yang disediahkan. Untuk kenyamanan, Gua Maria selalu dalam keadaan terang jika malam tiba. Lampu-lampu telah dipasang, tinggal dikontak dan hidup. Ke depan Gua Maria direncanakan akan dilengkapi dengan arca-arca jalan Salib yang cukup permanen dengan slide. Maka jika umat mau jalan salib, umat tidak perlu harus berjalan dan menitip jalan salib. Jalan Salib cukup dibantu dengan infokus dan layar data. Selain itu akan ada ruang doa permanen yang ada di sekitar gua Maria. Ini semua akan dihadirkan untuk mendukung devosi dan doa umat.
Penutup:
Kehadiran Gua Maria Sungailiat merupakan dukungan banyak pihak baik umat Katolik internal Paroki maupun umat Katolik eksternal dari Paroki lain. Karena didukung oleh banyak pihak, maka Pastor, Suster dan DPP serta umat Paroki mengucapkan banyak terima kasih kepada banyak pihak yang telah dengan caranya masing-masing mendukung kehadiran sarana doa dan devosi ini.
Selain itu, juga dengan lapang hati, segenap umat mengucapkan terima kasih secara khusus kepada Panitia Pembangunan yang dikomando oleh Bapak Carolus Willem Ruddy yang telah terlibat secara penuh dalam proses pembangunan hingga selesai pembangunan. Mudah-mudahan ke depan, Gua Maria Sungailiat, sungguh-sungguh bermanfaat seperti ceritera Uskup Pangkalpinang dalam awal tulisan ini. Selamat memanfaatkan Gua Maria. ***
Selain itu, juga dengan lapang hati, segenap umat mengucapkan terima kasih secara khusus kepada Panitia Pembangunan yang dikomando oleh Bapak Carolus Willem Ruddy yang telah terlibat secara penuh dalam proses pembangunan hingga selesai pembangunan. Mudah-mudahan ke depan, Gua Maria Sungailiat, sungguh-sungguh bermanfaat seperti ceritera Uskup Pangkalpinang dalam awal tulisan ini. Selamat memanfaatkan Gua Maria. ***
Komentar