PANORAMA SINAR HADING 2011
Pantai Wai Krewak Kawaliwu Sinar Hading. Seorang ibu duduk membelakangi sumur Wai Krewak, menghadap pantai sedang mencuci baju.Pantai Laut Kawaliwu biru, belum tercemar limbah. Sungguh indah pesona Kawaliwu.
Musim panen masyarakat Kawaliwu sekitar bulan pertengahan April hingga bulan Mei. Terlihat kelompok ibu-ibu Kawaliwu memanen padi secara bergilir dari kebun ke kebun. Mereka dibiaya oleh pemilik kebun seharian bekerja.
Jambu mete, salah satu tanaman produktif di Kawaliwu. Jambu mete ditanam selama tiga tahun akan berbuah. Musim bunga pada pertengahan April dan berbuah pada bulan Mei. Bulan Juli hingga september, musim petik. Lahan di Kawaliwu lebih banyak ditanam jambu mete. Sayangnya dalam 5 tahun terakhir ini harga biji gelondongan jambu mete sepuluh ribu rupiah per kilo. Harga yang tidak sesuai dengan kerja perawatan dan kesibukan petik. Jambu mete terlihat ini di kebun Bpk. Andreas Wato Liwun di Wai Pleme Kawaliwu.
Lango Bele - Liwun, sebuah rumah yang telah dipugar dengan situasi zaman sekarang. Fondasi sudah dengan batu hutan dan semen, dinding setengah dari bata dan setengahnya dari anyaman bambu. Atap yang dulu dari alang-alang, kini dari seng. Secara tradisional, rumah besar ini merupakan rumah adat Liwun, yang dulunya terbuat dari bahan kayu, tali dan alang-alang.
Korke, dalam bahasa Lamaholot-Kawaliwu 'koko', sebuah rumah adat bagi semua suku-suku di Kawaliwu. Rumah adat ini pun telah dibuat dengan situasi zaman sekarang. Atapnya seng. Dulu atapnya dari daun lontar. Di depan 'koko' terdapat susunan batu, dari zaman megathiticum, zaman batu. Didalam susunan batu berbentuk segi empat ini panjang lebih kurang 20-an meter dan lebarnya pun 20-an meter. Didalam halaman itulah orang-orang Kawaliwu menari dan mengadakan upacara keagamanan lainnya. Juga sesewaktu, tua-tua adat (ataklake) mempersembahan kurban.
Tua-tua adat dari berbagai suku di Kawaliwu berkumpul dan mengadakan upacara adat.
Komentar