SOSIALISASI KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA DI GEDUNG WANITA KABUPATEN BANGKA

Gudung Wanita di Jalan Pemuda Sungailiat Kabupaten Bangka masih terlihat sepi. Padahal waktu pertemuan yang telah diinformasikan yaitu pukul 07.15 sudah lewat 45 menit. Bahkan jarum pendek tepat angka delapan dan jarum panjang menunjuk angka 12, pukul 08.00 wib pun belum ada panitia penyelenggara pertemuan sosialisasi kependudukan dan keluarga berencana. Herannya, rencana pertemuan yang mulai pukul 07.15 berjalan begitu saja tanpa diisi dengan kegiatan. Waktu yang disediakan untuk dimanfaatkan, rasanya begitu terbuang. Terabaikan.

Carpe Diem - Tangkaplah hari:
“Carpe diem”, tangkaplah hari – manfaatkan waktu yang berguna, rasanya telah terabaikan oleh banyak pihak, termasuk penyelenggara pertemuan itu.Tepat pukul 08.15, para peserta mulai berbondongan datang ke halaman Gedung Wanita. Para peserta mulai bertanya satu sama lain, jam berapa pertemuan itu dimulai. Rasanya tidak mungkin, para peserta bertanya soal waktu memulai pertemuan, sedang para penyelenggaranya belum juga muncul. Rupanya waktu pertemuan yang disampaikan melalui SMS dari satu peserta kepada peserta yang lain, berbeda.

Halim Setiawan, utusan Kong Fu Chu,  mengungkapkan bahwa memulai pertemuan yang disampaikan kepada saya pukul 08.00 wib. Para ibu, utusan Islam yang berada di dekat itu, menyatakan bahwa kepada kami diberitahu bahwa mulai pertemuan pukul 07.30 wib. Sedang kepada Lusia, utusan Katolik diberitahu bahwa mulai pertemuan pukul 07.15 wib. Dari segi waktu saja, pertemuan sosialisasi itu penuh ketidakpastian. Bahkan ketika memulai pertemuan pada pukul 08.30 ruang pertemuan di Gedung Wanita, belum dibuka dan masih dalam keadaan berantakan. Ruang belum diatur untuk siap pertemuan. Beruntung, ada beberapa ibu yang inap bersebelahan dengan Gedung Wanita itu datang untuk membersihkan.

Terhadap situasi awal semacam ini, saya mau katakan bahwa pertemuan sosialisasi itu, benar-benar miss comunication antara panitia penyelenggara dengan pengatur atau pelaksana lapangan bahkan telah membuat para peserta kebingungan untuk mengikuti sosialisasi. Apa yang mau diharapkan yaitu supaya pertemuan itu berbuah yang lebih lebat, mungkin hanya idealisme. Realisasi dari hasil pertemuan menjadi sebuah permenungan bagi saya secara pribadi.

Peserta Pertemuan :
Pertemuan sosialisasi itu baru dimulai pada pukul 09.15 wib. Peserta yang diundang 18 orang utusan dari Islam. Utusan Kristen Protestan dan HKBP sebanyak 5 orang. Kongfu Chu mengutus 10 orang sedang Katolik 2 orang. Perwakilan dari Departemen Kementerian Agama Kabupaten Bangka 5 orang. Sedangkan peserta lain yaitu 5 orang merupakan staff dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Propinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Pertemuan yang diwarnai urutan protekoler itu dimulai dengan sambutan dari wakil Departemen Kementerian Agama Kkabupaten Bangka. Warna khas yang terungkap adalah mohon maaf karena terlambat memulai pertemuan dan ketidakjelasan dalam waktu yang tidak disampaikan dalam surat undangan pertemuan. Karena memang informasi yang diterima dari propinsi belum jelas juga. Lebih jelas ketika lagi dua hari mulai mengedar surat undangan baru mendapat faxkan surat dari propinsi. Kami bersyukur bahwa kegiatan ini bisa dilaksanakan dan ini karena dukungan peserta yang bersedia hadir dan ikut sosialisasi ini.

Lebih lanjut, wakil Depag Kabupaten Bangka itu mengungkapkan penduduk Kabupaten Bangka 299.109 orang. Laju pertumbuhan penduduk pun begitu cepat. Pertumbuhan penduduk semakin bertambah dari tahun ke tahun karena ada yang kawin resmi, kawin tidak resmi dan migrasi dari daerah lain, karena mencari pekerjaan. Dengan melihat persoalan ini, kami mengundang tokoh agama di Kabupaten Bangka untuk hadir dalam sosialisasi kependudukan dan keluarga berencana. Maksudnya supaya setelah selesai pertemuan nanti, tokoh agama dengan bahasa yang lemah lembut akan mengajak umat beragama untuk memikirkan pertumbuhan dan perlambat penduduk sehingga hidup semakin sejahtera. Karena pertumbuhan dan pengaturan pendudukan dan keluarga berencana yang hidup sejahtera, tentu merupakan keinginan kita semua.

Kependudukan dan Keluarga Berencana:
Mediheryanto, SH mengawali penjelasan tentang Kependudukan dan Keluarga Berencana di depan 40-an peserta yang hadir di Gedung Wanita Sungailiat (12/9/2011) bahwa pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana 2010-2014 merupakan salah satu program strategis. Hal ini dimaksudkan untuk menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, berdaya saing dan berkarakter. Diakuinya bahwa hasil sensus penduduk 2010 mengindikasikan bahwa pertambahan dan pertumbuhan penduduk melebihi proyeksi maka perlu upaya percepatan dan strategi yang lebih inovatif.

Untuk mengendalikan kuantitas penduduk, Kabid Advokasi Penggerakan dan Informasi Perwakilan BKKBN Propinsi Babel, menyebutkan bahwa supaya visi BKKN yaitu penduduk tumbuh seimbang 2015, bisa dicapai, diperlukan pengendalian kelahiran, penurunan angka kematian, pengarahan mobilitas penduduk. Berbeda dengan kependudukan, Mediheryanto yang telah dikaruniahi dua anak, meyakinkan para peserta bahwa untuk kependudukan yang tumbuh seimbang maka diperlukan keluarga berencana yang mampu meningkatkan ketahanan keluarga dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.

Mediheryanto mengingatkan peserta bahwa Propinsi Kep. Bangka Belitung, sebuah propinsi baru. Tentu banyak ”gulanya” sehingga tidak heran ada begitu banyak orang yang datang dari luar masuk ke propinsi kita. Sebelum tahun 2000-an tidak banyak orang menjual bakso di pinggir jalan macam sekarang ini. Sekarang, hampir dimana-mana selalu ada orang yang mendorong gerobak untuk menjual bakso, memikul tempat sol sepatu untuk sol sepatu dan di pinggir jalan telah begitu banyak para penjual pecel lele dan lebih dari itu di lobang camuy ada banyak orang yang menggali timah. Sykur kalau yang mengerjakan ini hanya beberapa orang. Jika mereka ini datang membawa keluarga artinya bahwa laju pertumbuhan penduduk di propinsi Babel sangat tinggi. Ini sebuah tantangan tetapi perlu diperhatikan supaya ditanggunglangi dengan baik.

Lebih lanjut, Mediheryanto menjelaskan bahwa masalah kependudukan bukan masalah yang gampang. Karena kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah penduduk, struktur penduduk, pertumbuhan penduduk, mobilitas penduduk, kualitas penduduk dan kondisi kesejahteraan yang menyangkut: poleksosbud, agama serta lingkungan penduduk setempat.

Karena berhubungan dengan masalah kependudukan ini, akan berdampak pada penyediaan pangan, penyediaan perumahan, penyediaan sarana kesehatan, penyediaan sarana pendidikan dan penyediaan kesempatan kerja.

Terhadap permasalahan itu, setiap orang perlu diberikan sosialisasi menyangkut kependudukan dan keluarga berencana. Misi BKKN yaitu mewujudkan pembangunan yang berwawasan kependudukan dan mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera, perlu digaungkan sampai ke pelosok-pelosok daerah sehingga lebih dikenal seperti pada masa ORDE BARU.

Untuk perkembangkan kependudukan dan pembangunan keluarga berencana, BKKN memiliki strategi pokok yaitu Menekan Laju pertumbuhan penduduk, dan merencanakan kelahiran dengan mewujudkan Keluarga Kecil Sehat Bahagia dan Sejahtera (KKSBS).

Dari strategi pokok ini kemudian dirumuskan beberapa strategi secara lebih rinci sebagai berikut: (1). Menggerakkan dan memberdayakan seluruh masyarakat dalam program Kependudukan dan Keluarga Berencana. Untuk mensukseskan strategi tadi diperlukan kegiatan advokasi dan KIE, penguatan lini lapangan, perkuatan kemitraan antar lembaga dan penyebarluasan data dan informasi.

(2). Penataan pengendalian kependudukan, perlu dijalankan penyerasian program kependudukan, penyiapan indikator dan parameter kependudukan yang akurat, penguatan analisis dampak kependudukan dan pemantapan program pendidikan kependudukan. (3). Peningkatan akses dan kualitas KB-KR, dibutuhkan kegiatan berupa: peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB jalur pemerintah, peningkatan akses dan kualitas KB jalur swasta, peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB di galcitas dan pengangulangan masalah-masalah kesehatan reproduksi.

(4). Memperkuat SDM operasional program KKB, untuk bisa menjalankan strategi di atas dibutuhkan pengelolaan SDM yang profesional dan penguatan SDM lini lapangan. (5). Meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga,diperlukan kegiatan berupa membina keluarga Balita, membina keluarga remaja, membina keluarga lansia, dan meningkatkan usaha keluarga melalui pemberdayaan ekonomi keluarga.  (6). Meningkatkan pembiayaan program KKB, diperlukan prioritas anggaran pemerintah pusat dan daerah, terciptanya sistem jaminan pembiayaan program kependudukan dan KB khususnya bagi rakyat miskin, dan terjaminnya ketersediaan alat / obat kontrasepsi.

Peran Tokoh Agama dalam Kependudukan dan Keluarga Berencana
Mengapa para tokoh agama di Kabupaten Bangka diundang oleh Departemen Kementrian Agama Bangka untuk bertemu di Gedung Wanita? Ini satu pertanyaan yang muncul dalam diri dua peserta dari Katolik, Alfons Liwun dan Theresia Lusia Napitupulu.

Pertanyaan itu rupanya dijawab dalam paparan makalah H. Suhadi, S. Ag yang berjudul Peran Tokoh Agama dalam Program Kependudukan dan Keluarga Berencana. Dalam penjelasan ketua FAPSEDU Propinsi Kep. Babel, program kependudukan dan keluarga berencana yang dicanangkan dengan sasaran langsung PUS dan sasaran tidak langsung pada kelompok remaja dengan usia 15-19 tahun, organisasi-organisasi, tokoh agama, dan wilayah dengan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi, perlu melibatkan para tokoh agama di Kabupaten Bangka. Peran tokoh agama sangat penting. Karena mereka mempunyai akses langsung kepada umat beragama baik melalui pendampingan sebelum menikah maupun berbagai kegiatan pembinaan seperti dakwah, kotbah, dan lain-lain.

Suhadi, yang sehari-hari bekerja di Depag Propinsi itu mendorong para tokoh agama untuk terlibat dalam program kependudukan dan keluarga berencana melalui tugas sebagai bidan KB, suatu tugas untuk membidani kelahiran keluarga baru. Selain tugas tadi, para tokoh agama pun bisa terlibat sebagai pelopor KB, sosialisator KKB, sebagai opinion leader KKB dan bisa sebagai tempat bertanya bagi keluarga-keluarga. Disinilah peran sesungguhnya, tokoh agama sebagai married conseling, sebagai penasihat bagi remaja atau keluarga atau pasangan yang akan menikah dengan harapan pasangan akan mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang cukup dalam membentuk keluarga yang bahagia dan kualitas.

Pertemuan sosialisasi Kependudukan dan Keluarga Berencana selesai pada pukul 15.30. Sebelum pertemuan itu ditutup, BKKN Propinsi dan ketua Forum Antaragama Peduli Kesejahteraan dan Kependudukan (FAPSEDU) Propinsi menghendaki membentuk FAPSEDU Kabupaten Bangka, yang pertama di Indonesia untuk tingkat kabupaten. Rencana ke depan, para pengurus FAPSEDU Kabupaten Bangka akan menindak lanjuti hasil pertemuan sosialisasi ini. Semoga forum peduli kependudukan dan kesejahteraan bagi semua masyarakat ini dapat berjalan dan membantu banyak pihak. ***

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi pribadi atas Tulisan Bambang Harsono tentang doa Singkat THS-THM

AsIPA-PIPA dan KBG-SHARING INJIL

Tinjauan Komunitas Basis Gerejawi Menurut Dokumen Resmi Gereja Katolik