SAMBUT-PISAH ROMO MSF SUNGAILIAT

Kendaraan parkir di depan gereja dengan rapi, seperti misa pada malam minggu. Umat dari komunitas-komunitas berdatangan. Mereka menempatkan kursi-kursi yang telah disusun di lapangan badminton, depan aula paroki. Tidak disangka bahwa antusias umat pada acara pisah-sambut pastor MSF yang bertugas di Paroki Sungailiat, begitu banyak. Lebih kurang tiga ratusan umat yang hadir pada Rabu malam (1/2/2012)

“Kami bersyukur atas kehadiran umat yang begini banyak. Acara ini tidak ada panitia khusus. Protokolnya pun main tembak saja tadi. Kami senang dan bangga karena umat menanggapi undangan kami walaupun hanya lewat warta paroki saja”, ungkap Pastor Kris, parochus Sungailiat dalam kata sambutan pisah-sambut Rm. Vincentius Wahyu Harjanto MSF dan Rm. Fransiscus Asisi Budyono MSF.

Sejak 1 Maret 2011, Rm. Vincentius Wahyu Harjanto, MSF bertugas di Sungailiat, sebagai pastor pembantu paroki. Rm. Wahyu, begitulah yang sering disapa umat, lebih kurang setahun bertugas di Paroki yang berpelindungkan Santa Maria Pengantara Segala Rahmat. Walau hampir setahun menjalankan tugas, sudah merasa krasan. Sudah betah. Karena Sungailiat cukup menarik, cetus romo doktor spiritualitas ini.
  
”Saya teringat Rm. Wahyu, setiap kali kalau mau misa komunitas di St. Gabriel. Romo selalu telephon saya. Karena, romo belum hapal jalan dan rumah-rumah umat komunitas Gabriel,” ungkap Paulus, seorang fasilitator dari Bukit Betung, ketika memberikan kesan dan pesannya. ”Apalagi Rm. Wahyu seorang figur kebapaan yang dekat dengan umat, humor dan penyampaian kotbahnya singkat namun berisi,” lanjut seorang anggota umat yang hadir, enggan disebut namanya. Tidak heran jika ada banyak simpatisan yang hadir.

Rm. Wahyu pandai masak. Ketika ibu masak di pastoran libur imlek, romo yang pernah bertugas di Filipina ini berinisiatip untuk mengurus dapur dan masak. Selain hobi masak, juga berbakat seni. Bakat seni dapat dirasakan ketika natal 2011 yang lalu. Rm. Wahyu mengolah secara kreatif kertas-kertas dan barang-barang plastik yang telah dibuang menjadi bermacam barang-barang hiasan di gereja. Bahkan barang-barang bekas seperti kertas-kertas itu dihancurkan atau dipadatkan lalu dibentukya menjadi arca-arca Yesus, Maria, Tiga Raja, gembala, dan lain-lain lalu dicat kemudian diletakkan di kandang natal.

Bakat seninya diterima bukan hanya orang tua tapi juga anak-anak. Anak-anak rajin mengikuti latihan tablo natal dan dengan percaya diri tampil pembuka upacara natal 2011. Sehingga tidak heran, ketika acara penyerahan kado, Lorens Djanu Rombang (4) dengan senyum menyerahkan kado keluarganya untuk Rm. Wahyu. Sebuah ungkap perhatian dan daya tarik tersendiri baginya.

”Rasanya begitu cepat kebersamaan Rm. Wahyu dengan umat Sungailiat. Bagiamana pun ada saat untuk perjumpa, ada saatnya untuk berpisah, pindah tugas. Pindah tugas, suatu hal yang biasa. Artinya dengan pindah tugas, umat di tempat lain mendapat pelayanan.

Kata Wililem, salah seorang peserta komunitas St. Theresia 1 yang hadir, “Iyalah, mana mau lagi romo disini. Apalagi di Tarakan romo ini bukan kapten, tapi seorang jendral. Lebih tinggi pangkatnya. Makanya perlu pindah.” Mungkin inspirasi ini muncul ketika kata sambutan Rm. Wahyu yang menyampaikan tugasnya di Tarakan, yaitu sebagai pastor di paroki dan menjadi staf pengajar di seminari. Wah...benar juga kata pak Wililem tadi. Rm. Wahyu akan mengajar calon pastor. Benar, sesuai dengan bidang Rm. Wahyu yang selama ini menjadi dosen untuk para calon imam.

Rm. Wahyu telah berangkat ke Jakarta (2/2/2012) dan akan ke Keuskupan Tanjung Selor Kalimantan Timur. Tapi kita ingat bahwa Rm. Wahyu telah menjadi teladan bagi kita, kata pak Ardijanto. Romo telah menunjukan banyak hal untuk umat Sungailiat. Tidak heran kalau malam itu anak muda jadi iklan di baju yang kemudian diberikan kepada Rm. Wahyu biar ketika Rm. Wahyu di Tarakan tidak melupakan mereka. Bukan hanya anak muda St. Aloysius Gonzaga, ibu-ibu paroki tampil dengan suara emasnya untuk memberi kenangan tersendiri bagi romo. Hanya satu ucapan untuk Rm. Wahyu, terima kasih dan Tuhan memberkati. Untuk Rm. Budi, selamat datang dan selamat bertugas di Paroki Sungailiat. *al*

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi pribadi atas Tulisan Bambang Harsono tentang doa Singkat THS-THM

AsIPA-PIPA dan KBG-SHARING INJIL

Tinjauan Komunitas Basis Gerejawi Menurut Dokumen Resmi Gereja Katolik