PENGURUS DAN STAFF KOPDIT KABARI KE PANTAI RAMBAK

Pantai Rambak terdapat di Rambak, Kabupaten Sungailiat, Bangka, Propinsi Kepulauan Bangka Balitung. Pantai Rambak, obyek wisata baru yang akhir-akhir ini muncul ke publik. Pantai yang berpasir putih dengan panjang hampir belasan kilo meter ini mengundang banyak wisatawan lokal untuk tiap minggu bertandan ke pantai itu.

Tidak heran, ketika libur Nyepi, (23/3/2012), pengurus dan staff  Kopdit Kabari pergi ke pantai itu untuk membuang suntuk dari rutinitas setiap hari dan membangkitkan semangat baru untuk optimis bekerja di dalam lingkungan Kabari Pangkalpinang.

Bukan hanya pengurus dan staff saja. Tapi bagi pengurus dan staff yang sudah berkeluarga, diharapkan membawa keluarganya. Dan karena itu, terlihat di halaman Kopdit sebelum pergi ke pantai, ada beberapa keluarga dari pengurus dan staff hadir untuk mengikuti liburan itu.

Siang itu, terasa panas sekali. Apalagi ketika berada di tepi pantai. Panas matahari yang menyenyat dan ditambah lagi panas yang terpantul dari butiran pasir-pasir putih. Walau demikian, para pemanggang ikan yang berada di bawah pohon pandan itu, bertahan dan tetap semangat bahkan tak terasa panas lagi karena gurauan yang dimunculkan oleh berapa orang begitu lucu, seakan-akan menghilangkan sengatan sinar mentari.

Sedang para ibu dan beberapa bapak memanggang ikan, Om Pendi, menebarkan pukat di pesir pantai Rambak. Om Pendi yang sehari-hari sebagai satpam Kopdit itu berharap, agar hasil pukatnya dapat menyumbang ikan atau sotong satu atau dua ekor untuk lauk siang itu. Namun, harapan itu pupus, karena telah membuang tenaga dan waktu, tetapi seekor pun tidak dapat. Maka spirit yang harus kita katakan kepada om Pendi, ”Bertolaklah lebih ke dalam lagi”, karena ikan atau sotong pasti ada di laut yang dalam. Laut yang dangkal itu, tidak ada ikan atau sotong lagi. Sebab TI apung adalah penyebab, pengusiran ikan dan sotong. IT apung, perusak ekosistem tepi pantai dan pantai itu sendiri.

Memukat tidak selalu dapat. Tidak mendapat ikan atau sotong, siang itu, bukan berarti makan siang tidak ada lauk. Tetap ada lauk ikan tenggiring, kerisi, jebung dan sotong yang dibeli di pasar pagi Pangkalpinang oleh Novi, seorang pengurus yang dipercayakan untuk mengurus lauk makan siang di Pantai Rambak bagi pengurus dan staff Kabari.

Jam makan siang 14.15. Pencinta Kabari, sibuk mencari tempat duduk untuk menikmati hidangan makan siang. Ada yang di dalam pondok yang disewa, ada juga di bawah pohon-pohon yang ada di sekitar pondok. Tidak ada restoran di pantai itu. Yang ada hanya pondok-pondok sederhana dengan fasilitas serba kayu yang bisa dipakai untuk tempat duduk. Pondok-pondok itu, buatan satu atau dua keluarga masyarakat Rambak, untuk mencari sepeser ketika hari minggu atau hari libur tiba. Walau demikian, banyak orang berbondong-bondong ke pantai itu untuk menikmati panorama pantai yang indah nan pesona serta mandi di laut yang lumayan bersih dari limbah industri domestik.

Setelah santap siang, terlihat ada beberapa anggota yang mandi. Mandi, bukan hanya karena menikmati laut yang masih jernih, tapi mungkin lebih dari itu mendinginkan kulit yang berjam-jam tersengat mentari di siang bolong itu. Mandi, tak terbilas. Karena serba terbatas. Kalau bilas, sebotol air biasa bayar dua ribu rupiah, kalau mau butuh air yang banyak satu jerigent, dengan harga 15 ribu rupiah. Maka jika anda punya kesempatan ke Pantai Rambak, siaplah ”payung” sebelum hujan.

Setelah mandi, para pengurus dan staff mengikuti beberapa permainan yang disiapkan oleh Novi dan Mumui, Instruktur permainan. Permainan, simbol kebersamaan. Karena di dalam permainan itu, banyak pengurus dan staff serta keluarga yang ikut berpartisipasi dalam permainan itu. Diakhir permainan itu, ada lomba lari cepat 20-an meter. Pak Widodo, salah satu peserta yang lumayan gemuk, yang telah berjuang sungguh-sungguh lari, ya...akhirnya menerima kekalahannya. Karena, mana bisa yang tua dapat mengalahkan yang masih mudah, yang fullpower dan gesit berlari. Yang terpenting, Pak Wid, yang sering disapa anggota kabari itu, telah memotivasi para peserta lomba.

Sebelum pulang ke Pangkalpinang, para pengurus dan staff serta anggota keluarga, berpose bersama-sama di tepi pantai. Photo, kenangan indah untuk masa depan. Kenangan, yang mengingatkan kita bahwa kita pernah bersua di Pantai Rambak. Kenangan, yang menandakan bahwa kebersamaan pernah terjalin; tak akan ada yang mengingkari. Semua akan mengagumi dan terbangun dari dan oleh serta untuk kebersamaan. Bahwa kebersamaan itu ada juga dalam membangun satu tema pokok: Kopdit Sehat, Anggota Sejahtera!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi pribadi atas Tulisan Bambang Harsono tentang doa Singkat THS-THM

AsIPA-PIPA dan KBG-SHARING INJIL

Tinjauan Komunitas Basis Gerejawi Menurut Dokumen Resmi Gereja Katolik