SEMBAH TUAN MA DAN TUAN ANNA MENJELANG PROSESI JUMAT AGUNG DI KOTA REINHA LARANTUKA
Pagi itu pukul 08.00 waktu kota Larantuka, Flores Timur, NTT. Dari kota Rewido Sarotari, dengan sepeda motor menuju Katedral Reinha Rosari. Kami singgah sebentar untuk mengikuti Jalan Salib dan sekaligus bertemu dengan Rm. Noeldy Koten, teman sekelas dulu di Ritapiret dan SFTK Ledalero.
Setelah jalan salib, kami duduk ngobrol di pastoran, lalu kami mencari lilin dan baju serta DVD lagu2 rohani yang akan kami bawa kembali ke Bangka.Kami belanja sebentar lalu berjalan kaki menuju Lokea, kapel tuan anna.
Kota Larantuka terasa sepi. Kendaraan dalam kota tidak berjalan lagi. Akses transportasi dinonaktifkan. Dimana-mana orang berjalan kaki, dari kapel tuan ma ke kapel tuan anna, atau sebaliknya. Walau panas, tetapi tidak mengurung niat banyak peziarah untuk istirahat. Banyak tamu dan rombongan dari luar keluar masuk kapel tuan ma dan tuan anna untuk mempersembahkan niat dan doa-doa mereka.
Suasana itu hening dan terasa sunyi. Hening karena aktivitas orang tanpa suara. Hanya didalam kapel terdengar lagu-lagu rohani mengiringi doa-doa umat dan peziarah. Bukan hanya itu, hening karena, hari itu Jumaat Agung. Kebiasaan yang bertahun-tahun yang dialami umat Katolik Larantuka, jika mau merayakan Jumaat Agung. Sunyi karena aktivitas umat tidak seperti biasa. Umat dan peziarah dari luar, hanya berjalan kaki di siang bolong itu, untuk berdoa dan merenungkan perjalanan spiiritualitas hidupnya sebagai murid Kristus.
Lebih kurang pukul 12.30, kami kembali ke kota Rewido. Kami istirahat dan makan siang. Setelah itu kami kembali ke kapel San Juan untuk ikut prosesi laut. Banyak motor laut atau kapal laut dan sampan (berok) telah siap untuk ditumpangi oleh siapa saja yang mau ikut ziarah laut. Bahkan siang itu, jika ada kapal besar yang ada di pelabuhan kota Larantuka dimohon untuk ikut ziarah laut. Walau kapal sudah banyak untuk ikut ziarah, namun tidak sebanding dengan banyak umat yang datang. Karena itu banyak umat juga yang lewat darat dan menunggu di pinggir pantai, termasuk pelabuhan Larantuka.Siang itu panas sekali, tetapi tidak mematahkan semangat umat untuk ikut dan berziarah.
Ziarah menjelang prosesi Jumat Agung di Kota Larantuka, bukan aktivitas iman yang baru. Namun merupakan suatu ziarah iman yang sudah berabad-abada lama. Tahun 2010, genap 500 tahun, sejak zaman portugis masuk Kota Larantuk, 1510.
Ziarah laut, dari pantai kota Rewido menuju pantai use, kapel tuan anna. Ziarah laut, mengingatkan umat beriman, bahwa Allah yang membebaskan umat-Nya dari perbudakkan, pulang ke tanah terjanji melalui Laut Merah.
Di dalam proses perjalanan itu, umat yang berziarah ikut berdoa dan mengumandangkan lagu-lagu rohani khas Larantuka.
Ziarah Laut akhirnya mempertemukan iman yang terdalam yaitu bersama tuan ma dan tuan anna mengikuti kisah sengsara Yesus Kristus, Sang Juruslamat pada penderitaan-Nya menuju Kalvari. Ziarah hidup kita pun pada akhirnya bersatu dengan Sang Guru Ilahi, Yesus Kristus mengalami firdaus yang bahagia bersama dengan Allah Bapa. ***
Komentar