"Negative Thinking"
Sebuah Pabrik di Simpang Bedukang Kab. Bangka (2011) |
Negative thinking,
diartikan sebagai pikiran negatif. Apa yang dipikirkan
seseorang itu memiliki nilai-nilai yang negatif, baik maksudnya maupun
tujuannya. Negative thinking dari seseorang dapat dipahami oleh orang lain,
bila sudah diungkapkan entah itu melalui verbal ataupun melalui non verbal.
Negative thinking
pun rupanya ada dipikiran seorang nabi, namanya Yehezkiel (bdk. Yeh. 2: 2 – 5).
Ketika ia diutus oleh Allah untuk mewartakan Sabda Allah kepada umat Israel,
Yehezkiel sendiri menolak. Dia menolak karena negative thinking terhadap umat
Israel. Bahwa Israel sendiri adalah bangsa pemberontak.
Karena itu, ia takut
bila diutus Allah ke Israel. Tetapi, Allah tetap meyakinkan Yehezkiel agar
tugas perutusan itu dilaksanakan. Allah meyakinkannya bahwa misi tetap
dijalankan, tidak bisa tidak. Walaupun umat Israel dengan situasi semacam itu.
Soal Israel, yang pemberontak itu mendengar Sabda Allah atau tidak, itu bukan
urusan Yehezkiel.
Brisur ancaman menjelang Pilgub Babel 2007 |
Negative thinking
juga ada didalam diri rasul Paulus (2Kor. 12: 7 – 10). Paulus merasa bahwa apa
yang dipikirkan secara negatif itu, merupakan ”beban dalam karya perutusan”.
Karena itu, dia meminta kepada Kristus agar diambil dari dirinya sehingga ia
mewartakan Sabda Allah dengan lebih tenang.
Negative thinking
juga adalah dalam diri umat Nazareth yang sedang mendengarkan pewartaan Yesus.
Mereka bukan mengagumkan kehebatan Yesus, tetapi berpikir negatif terhadap
latar belakang Yesus.
Negative thinking,
sering ada dan berakar dalam diri umat katolik. Sehingga terkadang muncul
ketakutan, kecemasan dan kecut terhadap keputusan/hambatan yang dihadapi dalam
hidup. Apalagi dalam hubungan dengan hidup sebagai anggota gereja. Banyak orang
takut, cemas, dan malu menjalankan tugas perutusan Kristus. Seperti Yehezkiel
dan Paulus, kita pun hendaknya semakin dekat dengan Kristus agar terus menerus
dimotivasi Kristus untuk hidup dalam ”Positive thinking.” ***
Komentar