RP. LEBUINUS SPELTHUIS, SS.CC: SEORANG GEMBALA YANG BAIK
Di pekuburan Katolik Paroki Sungailiat Bangka Indonesia, Keuskupan Pangkalpinang terdapat sebuah kubur dengan tulisan nama RP. Lebuinus Spelthuis, SS.CC pada tiap salib berwarna putih. Pastor Spelthuis, itulah nama yang sering disapa umat. Lahir di Zwolle, 14 Oktober 1906, dengan nama kecil Wim. Umat Katolik Sungailiat mengenalnya dan sekaligus mengingat pastor ini bukan hanya pastor paroki tetapi seorang pastor yang berjuang supaya parokinya memiliki tempat pekuburan bagi umat Katolik yang meninggal dunia.
Pastor ini dikenal oleh konfraternya sebagai seorang pastor yang memiliki dedikasi dalam kerja. Beliau meninggal dan dikuburkan di pekuburan Katolik Paroki Sungailiat, 20 Januari 1979.
Pastor Spelthuis pernah bertugas di Paroki Sungailiat, dari tahun 1946-1951 dan tahun 1971-1979. Beliau bertugas selama dua periode. Banyak umat menceriterakan bahwa beliau begitu mencintai umatnya. Cintanya itu dibuktikan dengan semangat kebertahanan dalam hidupnya sebagai pastor, gembala umat.
Ketika sakit, beliau tidak mau menyerah untuk melayani umat. Bahkan diminta supaya untuk pergi berobat, beliau tidak mau. Dia mau merasakan bagaimana bersama umat yang digembalakannya. Karena sudah parah dalam sakit, pastor ini disuruh untuk berobat ke negeri kelahirannya, Belanda. Beliau dengan senang menjawab, tidak mau untuk pergi kemana-mana. Saya mau mati bersama umat di Paroki Sungailiat, ungkap salah seorang umat.
Sungguh, gembala yang baik mau menderita bersama umatnya. Bahkan mau mati bersama umatnya. Gembala yang baik, mengenal suara umatnya. Bahkan sederhana sekali Ia mengunjung dan menjumpai umatnya. Memberikan semangat hidup, mendorong untuk hidup dalam iman dan menguatkan bila umat jatuh dan berantakkan. Masih adakah gembala yang baik di dunia ini? Ingat, kita semua dipanggil untuk menjadi imam, nabi dan raja dalam hidup karena baptisan yang kita terima. Sekurang-kurangnya, anda dan saya berjuang untuk menjadi gembala yang baik kapan dan dimana saja.***
Komentar