PENGALAMAN PERDANA DI DANAU TOBA - PRAPAT SUMATERA UTARA



Danau Toba di Sumatera Utara itu benar bahwa sebuah keajaiban dunia. Danau terbesar dan mungkin terindah yang pernah saya lihat selama hidup saya. Di tepi danau ini terbentang berbagai hotel dan rumah penduduk. Mereka mengalami kelimpah Tuhan melalui danau itu. Air yang bagus untuk diminum, untuk mengaliri pertanian, untuk memelihara ikan air tawar dan lain-lain. Keindahan danau ini lebih nampak lagi bahwa di tengah danau itu ada Pulau Samosir dengan luas panjang 150 km dan lebarnya 75 km. Pulau Samosir kini menjadi sebuah Kabupaten Samosir. Dan di puncak Pulau Samosir itu masih ada danau lagi yang merupakan sumber air untuk masyarakat Samosir juga, selain Danau Toba.

Di danau Toba itulah, saya ikut berlayar bersama rekan-rekan peserta temu Kitab Suci seregio Sumatera mengalami kebaikan Tuhan. Berlayar dengan kapal motor yang besar dan berbagai kapal motor lain yang memuat hasil bumi masyarakat serta kapal motor penumpang dan kapal motor besar yang memuat mobil dan kendaraan bermotor lainnya. Seakan-akan saya berada di tengah laut mengelilingi Kabupaten Flores Timur, dari Larantuka menuju Solar, Adonara, dan Lembata.

Untuk mengeliling Pulau Samosir yang seluas itu, kita dengan kapal motor dengan kecepatan tinggi selama satu hari penuh, dari jam 6 pagi dan ketemu lagi di tempat yang sama pada jam 6 sore. Wah....danau kok luas begini? Hebat ya? Bukan hanya itu, masih ada keajaiban lain yang diberikan oleh danau Toba itu. Disekitar danau itu terbentang dinding-dinding bukit barisan yang mengeliling danau itu. Bukit-bukit itu ada yang sudah dimanfaatkan untuk lahan pertanian dan perkebunan tapi ada juga yang belum, masih ditumbuhi pohon-pohon besar yang menjadi hutan lindung negara.
Hutan lindung itu ditumbuhi pohon-pohon yang mungkin akan menjadi bahan baku kertas dan triplex.

Di tepi danau hidup masyarakat suku Batak dengan marga yang berbeda-beda bahkan dengan pluralis agamanya. Luar biasa indah dan mengagumkan. Relasi terlihat harmonis dengan rumah berdempetan dan jalinan kerja yang saling membangun. Marga-lah yang menjadi pengikat hubungan kekeluargaan. Alangkah indahnya, Tuhan, Engkau memberikan keharmonisan dalam bentuk marga-marga yang terikat dengan relasi budaya yang bagus.
 
Akhirnya saya bermimpi, jika danau ini ada di Kawaliwu-Kecamatan Lewolema Kabupaten Flores Timur, mungkin orang Kawaliwu akan hidup lebih makmur dan bahagia secara ekonomi. Namun apakah mimpi saya itu terwujud? Tentu tidak mungkin. Dan tidak akan terjadi. Walau demikian, satu hal yang menarik bahwa Tuhan memberikan alam Kawaliwu yang demikian adanya ini dengan maksud tertentu, biar lebih giat, lebih bijaksana dan lebih berintelektual mengola alam yang sekarang menjadi pijakan hidupnya. Bukan pergi keluar dan merantau di Malaysia. Mat berjuang saudara-saudariku yang terkasih. Yesus menyertai perjuang anda dan memberkati kelimpahan usaha anda. salam harmoni selalu...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi pribadi atas Tulisan Bambang Harsono tentang doa Singkat THS-THM

AsIPA-PIPA dan KBG-SHARING INJIL

Tinjauan Komunitas Basis Gerejawi Menurut Dokumen Resmi Gereja Katolik