Membangun Gereja Partisipatif Melalui Sharing Injil
(Pemberdayaan
Fasilitator Se-Bangka Belitung)
Hari Ketiga, Sabtu, 2
Agustus 2014
Akhir
pekan, biasanya ada banyak orang menyiapkan diri untuk mengalami malam minggu
bersama, baik dengan pasangannya maupun dengan keluarga besarnya. Ini berbeda dengan
para peserta Fasilitator. Pagi-pagi, mereka sudah bergegas ke ruang meetting
untuk memulai kegiatannya dengan merayakan Ekaristi. Ekaristi pagi itu
diberikan kepada Paroki Koba dan Paroki Belinyu. Maka pemimpin Ekaristi ialah
RD. Yosef Setiawan dan didampingi oleh RD. Stanis Bani. Dalam kata pengantar
RD. Yosef mengajak para fasilitator menjadi seorang pemberani yang menyuarakan
kebenaran seperti yang dikisahkan oleh Injil Matius 14:1-12 yang mengisahkan tentang
Yohanes Pembaptis dipenggal kepalanya oleh Herodes karena menyuarakan
kebenaran. Bahwa Herodes tidak pantas mengambil Herodias menjadi isterinya,
karena Herodias sendiri adalah isteri saudaranya.
RD. Yosef Setiawan dan RD. Stanis Bani |
Pengantar
singkat RD. Yosef ini kemudian ditandaskan lagi dalam kotbah singkatnya dengan
topik PAS... Pas makan, semua ikut makan, pas minum, semua ikut minum walaupun
terkantuk-kantuk dalam mengikuti acara. Dan ketika ada acara pesta keluarga,
ketika anak Herodias menarik dan menggugah Herodes, Herodes berjanji untuk
memberikan setengah dari kekayaannya untuk Herodias jika anaknya menari dan
menggugah hati Herodes. Apa yang terjadi setelah menari? Memang pas, Herodias justru
meminta kepala Yohanes, Herodes pun tidak segan-segan memerintahkan kepada prajuritnya
untuk memenggal kepala Yohanes. Sikap Herodes yang demikian, karena sakit hati
terhadap Yohanes, karena Yohanes berani menegur seorang raja yang berjiwa
menjadi penguasa ini. Fasilitator akan diutus ke tengah-tengah KBG-KBG, tentu
disana akan membawa semangat-semangat Injili. Beranikah kita meneladani Yohanes
Pembaptis?
Setelah
perayaan Ekaristi, para peserta melanjutkannya dengan sarapan pagi. Sarapan
pagi sebagai penopang raga setelah jiwa rohani dikuatkan oleh Tubuh Kristus. Kedua
kekuatan ini terpadu, communio, sehingga para peserta terlihat bersemangat
mengikuti rangkai acara akhir pekan itu dengan riang gembira walaupun
acara-acara akhir pekan ini begitu panjang dan melelahkan.
Kelompok diskusi pendalaman modul |
Para
peserta dibagi dalam enam kelompok kecil dan didampingi oleh seorang Tim SC
untuk mendalami modul A/5 tentang Melaksanakan Sharing Injil. Waktu yang
disediahkan dua jam setengah itu, ternyata tidak cukup. Karena tidak hanya
melaksanakan Sharing Injil Tujuh Langkah, tetapi disana peserta secara
perlahan-lahan mendalami langkah demi langkah dalam Sharing Injil Tujuh
Langkah. Peserta berusaha untuk memahami makna langkah demi langkah, sehingga
ketika pulang ke KBG-KBG masing di setiap paroki dapat menjalankannya dengan
baik dan benar. Pemahaman ini juga terkorelasi dengan apa yang sudah dipelajari
di KBG-KBG Paroki Sungailiat ketika hari sebelumnya telah menjalankan Sharing
Injil bersama dengan KBG-KBG Paroki Sungailiat. Dari pengalaman Sharing Injil
bersama di KBG-KBG peserta kemudian mendapat masukan dari Tim SC berdasarkan
modul A/5. Salah satu anggota KBG St. Yosep Sungailiat, Ibu Yovita Djanu
Rombang mengisahkan bahwa KBG kami memang belum maju, kami mendapat banyak
majukan dari peserta yang kunjung ke KBG kami. Walaupun mendapat banyak
masukan, tetapi yang lebih penting bagi kami, KBG sudah menjalankan Sharing
Injil, dimana disana hampir semua anggota KBG: orangtua, OMK, dan anak dan
remaja pun ikut berpartisipasi. Anggota KBG, kan semua orang yang tinggal di
dalam KBG itu. Prosesnya agak lambat karena anak-anak pun harus diajak untuk
berterlibat didalam Sharing Injil ini.
Kelompok diskusi peserta |
Selain
itu, anggota KBG dari St. Gabriel, Bukit Betung, Paulus Benediktu mengisahkan
bahwa di KBG kami, yang menjadi fasilitator adalah anak-anak SD. Memang mereka
memfasilitatsi dengan membaca secara perlahan-lahan, seakan masih dengan cara
menunggu giliran. Mungkin banyak waktu yang perlu dibutuhkan. Namun, di KBG
kami mau menegaskan bahwa anak-anak pun adalah pelaku di KBG, karena itu kami
KBG St. Gabriel pun memberi ruang untuk anak-anak menjadi fasilitator. Memang
banyak kekurang karena masih ada yang tidak menjaga ketenangan lalu langkah
demi langkah itu kami modif sesuai dengan lingkungan KBG kami. Modif langkah
demi langkah ini, tidak sesuai teks AsIPA namun tujuan kami ialah untuk
membangun komitmen menjadi orang yang setia pada Kristus.
Kelompok diskusi peserta |
Dari
pengalaman ke KBG, peserta boleh belajar banyak hal soal Sharing Injil. Salah
satu Tim SC, bapak Agust Supriyanto yang diuntus ke KBG St. Vincentius
menceritakan bahwa di KBG saya belajar banyak hal. Mulai dari fasilitator yang
memfasilitasi Sharing Injil langkah demi langkah hingga bagaimana gaya dan
sikap seorang fasilitator dalam Sharing Injil itu. Terlihat bahwa fasilitator
mau mendominasi semuanya. Terlihat juga bahwa fasilitator memilih ayat Kitab
Suci yang panjang-panjang, dan banyak anggota KBG yang belum mau terlibat. Ini
semua pengalaman yang menarik. Sehingga pulang ke KBG masing-masing paling
tidak sudah ada pengalaman dan teori dalam modul A/5 menjadi bahan bekal untuk
menghidupkan KBG masing-masing.
Dari
pelaksanaan Sharing Injil hingga pendalaman langkah demi langkah, ternyata
membutuhkan energi yang tidak sedikit. Fasilitator siang itu terlihat agak
lesuh namun, jiwa yang telah dikuatkan oleh Sabda dan Ekaristi dalam misa pagi
tadi, mengobarkan semangat mereka untuk makan siang dan kemudian istirahat
siang. Keletihan, memang melemahkan fisik, tetapi kembali dijinakan oleh
istirahat siang.
Kelompok diskusi peserta |
Bangun
istirahat siang, fasilitator langsung ke ruang minum untuk menikmati minuman
dan kue-kue yang telah disiapkan Sun Jaya Hotel. Selanjutnya, rangkaian acara
berikutnya, peserta tetap dibagi dalam kelompok-kelompok kecil mendalami modul
B/7A-C. Para peserta didampngi oleh Tim SC lagi untuk mendalami model kepemimpin
di KBG dengan berfokus belajar dari Yesus Kristus, Sang Pemimpin Agung. Modul
demi modul didalami. Dan diakhir modul, peserta menyiapkan role play-drama
singkat dari modul B/7A untuk divisualkan kepada publik untuk dinilai oleh
semua peserta. Hebat, bahwa dalam waktu singkat lebih kurang lima menit,
peserta dalam kelompok mampu menyiapkan drama singkat yang mencerminkan gaya
kepemimpinan yang selama ini dijalankan di KBG-KBG atau paroki-paroki. Pendalaman
modul B/7A-C hingga jam 19.30, jalam makan malam. Selanjutnya, setelah makan
malam, diadakan pleno melihat visualisasi setiap kelompok tentang gaya
kepemimpin dan kemudian dilanjutkan dengan rencana kerja per setiap peserta,
KBG, dan paroki-paroki, sebagai buah-buah dari keseluruhan rangkaian pertemuan
ini.
Kelompok diskusi peserta |
Setelah
keseluruhan rangkaian acara itu, Panitia OC mengundang seluruh peserta
fasilitator dari setiap paroki dan SC untuk rekreasi bersama di halaman depan
Sun Jaya Hotel, sambil berkaraoke bersama dengan berbagai macam lagu-lagu.
Tepat
pukul 12.00 wib, acara rekreasi ditutup. Ada banyak peserta yang pulang ke
paroki masing-masing, seperti Paroki Belinyu, Bernardeth, dan Pangkalpinang.
Sedangkan peserta yang lain, tetap di Sun Jaya Hotel untuk menuntup rangkaian
acara pertemuan fasilitator dalam misa bersama umat di Gereja Paroki Sungailiat,
tanggal 3 Agustus 2014. Misa penutupan yang dipimpin oleh RD. FX. Hendrawinata,
vikjen Keuskupan Pangkalpinang yang didampingi oleh RP. Bernardus Windyatmoko,
RP. FA. Budiono, RD. Stanis Bani dan RD. Markus Malu. Setelah misa, seluruh
peserta fasilitator, ketua-ketua KBG dan DPP serta anggota koor Shaporseaon
diundang untuk santap siang bersama di aula paroki. Tepat pukul 13.00 wib
seluruh peserta kembali ke paroki masing-masing. Selamat jalan
saudara-saudariku, selamat membangun communio di KBG dan paroki masing-masing.
Tahun depan kita berjumpa lagi di paroki lain.***
Komentar