Pertemuan Komisi Kateketik se-Regio Sumatera 2014 Di Padang Keuskupan Padang
Latarbelakang Bandara Minangkabau |
Tanah
Minang, sungguh elok ketika dipandang dari ketinggian udara dengan besi
terbang, Lion Air. Bagi saya yang baru pertama kali, masuk Tanah Minang, ini
sebuah berkat Tuhan. Karena, saya yang berasal dari Pulau Flores, yang dulu
masa belajar hanya tahu dari peta Indonesia, ternyata bisa menginjakan kaki di
Tanah Minang, tanah leluhur pahlawan nasional Muh. Yamin, dan penulis terkenal
Hamka.
Dari
ketinggian udara, terpancar bukit dan gunung yang menghijau mengelilingi Kota
Padang. Hamparan tanah leluhur Muh. Yamin, menghijau karena hutan masih
terlihat banyak, ketimbang Pulau Bangka. Hamparan sawah yang hijau dan kuning
kemuningan, dan rumah-rumah penduduk yang tersusun rapih. Jalur kaki sungai
terlihat berkelok mengalir tenang. Padang, kami peserta pertemuan Komisi
Kateketik se-regio Sumatera datang, menjumpaimu dalam hening dan tenang.
Ketika
pesawat landing di Bandara Minangkabau, terlihat sepi saat itu. Namun, dalam
kesepiaan itu, terdengar gelak tawa para tamu dan tuan rumah di bandara dan
bunyi gaduh kendaraan yang penuh aktivitas. Sungguh, suatu situasi yang
terpancar yang memberikan rasa damai. Saya pun dengan tenang dan penuh semangat
turun dari pesawat, lantaran dalam pesawat Lion Air sudah mendapat informasi
banyak dari salah seorang penumpang orang Padang yang duduk bersebelahan dengan
saya. Ketika turun dari Boeng 737-800 Lion Air, saya meminta Pak Agust
Supriyanto, teman seperjalanan utusan Keuskupan Pangkalpinang memotret saya
untuk menjadi kenangan di Bandara Minangkabau dengan latar belakang tulisan
Bandara Internasional Minangkabau.
Keluar
dari bandara, telah ditunggu Pak Eko Cahyo Rudiyanto, siap untuk mengantar kami
(bersama RP. Cornelius F, SVD, Yohanes Caesar Kriswanto P) menuju tempat
pertemuan, di Puri Dharma Katedral Keuskupan Padang. Rupanya para peserta lain,
sudah berada dalam ruang pertemuan, sehingga kami yang datang terlambat
gara-gara besi terbang dilay, hanya mengikut dari belakang pserta pertemuan
yang lain.
Namun,
kami disambut hangat oleh panitia, narasumber dan peserta yang lain. Terlihat
di ruang pertemuan, semua peserta masing-masing menghadap laptop yang sedang
aktif. RP. HJ. Suhardiyanto, SJ menyapa kami dengan penuh senyum. Peserta yang
baru hadir, silakan meletakan tas, ambil laptop dan silakan membuka laptop
masing-masing. Tidak usah bingung, buka saja laptop dan silakan ikuti saja.
Kami pun baru mulai.....
Peserta Pertemuan dari Tujuh Keuskupan Seregio Sumatera |
Saya
pun mengikuti saja. Meletakan tas, mengambil laptop dan membukanya. Karena
hanya pengenalan saja, saya justru tidak konsen. Menunggu laptop berproses saya
mencoba mengangkat muka ke narasumber, terlihat sebuah tulisan dipamflet yang
tergantung didinding. Rupanya pertemuan KomKat seregio Sumatera kali ini dengan
tema: ‘Menjadi Katekis Handal di Era Digital Lewat Penguasaan Gadget dan
Penyiasatan Budayanya.’
Ketika
membaca tema ini, dalam hati kecil muncul ide, ini hal baru. Pasalnya selama
ini, kalau ikut pertemuan apa saja, paling-paling berhadapan dengan narasumber
yang memberikan masukan berupa gagasan dan ide-ide. Kali ini rasanya agak
berbeda. Bukan hanya mendengarkan saja, tetapi langsung mempraktekan,
berhadapan dengan laptop dan langsung online dan membuka apa yang diberikan.
Sungguh, menarik dan bermanfaat. Memang, sudah saatnya, katekispun harus berani
masuk dalam dunia baru, dunia belantara, dunia maya, sambil memberikan isi yang
berguna dalam dunia maya (dumay). Prinsipnya, warta Yesus yang selama ini
diproklamasikan dihadapan komunitas basis, umat di dalam gereja dan dihadapan
kelompok kategorial, harus juga disebarkan kepada semua umat Katolik bahkan
semua manusia melalui dunia maya. Bahkan lebih dari itu, melalui dunia maya,
kita saling berbagi, saling belajar dan memanfaatkan sarana dunia maya sebagai
sarana pewartaan Firman Yesus.
Narasumber berbaju putih dan diapiti oleh dari kiri Romo Alex dandari kanan RP. Cornel, SVD |
Maka,
selama tanggal 10-12 November 2014, para peserta berjumlah 24 orang berasal
dari tujuh Keuskupan seregio Sumatera dilatih oleh tiga orang narasumber RP.
HJ. Suhardiyanto, SJ (dosen di STKAT Yogjakarta), Mas Djaziudin Ahmad (ahli TI),
dan Yohanes Caesar Kriswanto Priatmaja, calon Katekis di STKAT Yogjakarta. Menariknya
bahwa semua peserta begitu konsen dengan laptop masing-masing. Sibuk mengikuti
tutorial pembuatan email, gmail, blogspot, presentasi melalui powerpoit dengan
variasa gambar, lagu dan video, latihan video catter, dan operasi maindmaneger.
Lebih menarik lagi, ada peserta yang baru pemula membuka email pun bertanya
kepada tetangga tempat duduknya, password email, saya apa ya? Ha.... memang
lucu, tapi menarik karena dari pernyataan ini, kita dapat informasi bahwa ada
peserta yang baru, benar-benar pemula. Pengalaman lain ialah rupanya selama ini
bisa memberi presentasi ke publik melalui power poin tetapi juga ada banyak
fasilitas power poin yang belum ditahu dengan baik. Kesempatan itulah, para
peserta sungguh-sungguh serius mau belajar, sehingga dalam beberapa hari itu,
tidak ada peserta pertemuan yang bolos dan meninggal ruang pertemuan untuk
jalan-jalan. Luar biasa, konsen dan serius.
Keluar dari Lubang Mbah Soero Sawah Lunto |
Keseriusan
pelatihan selama beberapa hari itu, ternyata sudah dibaca oleh Panitia
pertemuan. Untuk mencairkan keseriusan beberapa hari pertemuan itu, tanggal 13
November 2014, seharian penuh, para peserta dengan bus pariwisata berekreasi ke
Sawah Lunto. Disana peserta diajak Panitia untuk melihat tempat-tempat sejarah
seperti Lubang Tambang Embah Soero, markas dapur makan para pekerja tambang
Batu Bara zaman Belanda, dan kemudian ke Istano Basa Pagaruyung, Batu Sangkar,
Kabupaten Tanah Rata. Perjalanan yang
jauh namun tidak membosankan karena panorama sekeliling Padang yang menghijau
memberikan kesejukan baru bagi peserta yang dua tiga hari kemarin penuh
keseriusan mengikuti pelatihan.
Akhirnya,
seharian penuh dalam perjalanan rekreasi, kembali juga ke Puri Dharma Katedral
Padang, langsung makan malam dan kemudian dilanjutkan dengan pertemuan
ketua-ketua Komisi Kateketik setiap Keuskupan seregio Sumatera untuk memilih
ketua KomKat regio Sumatera yang baru. RP. Octavianus Situngkit, OFMCap dari
Keuskupan Agung Sumatera menjadi ketua KomKat Regio Sumatera menggantikan RP.
Cornelius Fallo, SVD dari Keuskupan Sibolga. Semua peserta bergembira menerima ketua baru yang begitu energik dan semangat. Pertemuan KmKat Regio Sumatera 10-14 November 2014, akhirnya ditutup pada pagi 14 November 2014. Berpisah dan salam jumpa melalui blog-blog masing-masing. ***
Komentar