Tim KPP Paroki Mendapat Pembekalan dari Komisi Keluarga Keuskupan



Puri Shadana: Rumat Retret

Puri Shadana, rumah retret milik Keuskupan Pangkalpinang, dihiasi bunga-bunga hijau di sekelilingnya. Teduh dan tenang, aroma suasana yang terasa ketika para peserta tim Kursus Persiapan Perkawinan (KPP) separoki Bangka Belitung selama dua hari (14-15/3) menginap disana. Terdengar suara tawa para peserta yang saling berjumpa dan menikmati manuman sore sebelum acara pembekalan dimulai.

Tepat pukul 16.30 wib, para peserta diundang untuk masuk ke ruang pertemuan. Acara dimulai dengan sepatah kata dua dari RP. Aloysius Lioe Fut Khin, MSF. RP. Fut Khin begitulah sapaan khas sehari-hari oleh umat Keuskupan Pangkalpinang, mengungkapkan kepada para peserta yang hadir bahwa pertemuan selama dua hari ini, dengan tujuan menyamakan materi Kursus Persiapan Perkawinan (KPP) di setiap paroki. Karena selama ini disetiap paroki materi KPP yang diberikan ragam variasinya.

RP. Fut Khin, Ketua Komisi Keluarga Keuskupan Pangkalpinang
Selain tujuan tadi, lanjut RP. Fut Khin, anggota Kongregasi MSF asal Pangkalpinang Bangka, menyebutkan kehadiran tim dari setiap paroki ini juga sekaligus untuk penyegaran materi KPP dan kaderisasi tim KPP Paroki. Juga diharapkan agar tim-tim KPP selepas pulang dari rumah retret ke paroki-parokinya, sungguh-sungguh menjalankan tugasnya sebagai pengajar dan pendamping calon mempelai yang mau mengurus perkawinan secara Katolik. Harapan RP. Fut Khin, supaya satu anggota tim KPP hanya boleh mengajar salah satu materi KPP di parokinya. Hal ini dengan maksud agar tim benar-benar menguasai materi pengajarannya.

Selanjutnya rangkaian acara pembekalan tim KPP Paroki dimulai dengan pembicaraan seputar ‘seksualitas dalam Perkawinan Katolik' dengan pembicara dr. Clara Ramandhani Agustiawan. dr Dhani membedah tema ini dalam subtopik yang menarik: Seksualitas menurut pandangan Gereja Katolik, Anatomi dan Fisiologi Alat Reproduksi, Pemeriksaan Pra Nikah, Pengertian, Tujuan dan Pandangan Gereja Tentang KB, dan Pandangan Gereja Katolik mengenai Aborsi. Pemateri berikutnya tentang hakikat, tujuan, dan sifat-sifat Perkawinan yang dibawakan oleh RP. Fut Khin. Setelah selesai materi ini, para peserta diajak untuk santap malam bersama.

Pasutri Benny - Lusia
Setelah santap malam bersama, acara dilanjutkan dengan materi tentang komunikasi keluarga yang diisi oleh dua pasang pasutri, Bpk. Marcel - Ibu Susan dan Bpk. Benny - Ibu Lusia. Pasutri Marcel-Susan berbicara seputar membangun relasi dengan komunikasi dalam keluarga, komunikasi untuk membangun relasi, unsur-unsur komunikasi yang harus dibangun agar keluarga dapat berjalan dengan baik dan bertahan dalam segala tantangan hidup. 

Sementara Pasutri Benny-Lusia memfokuskan pada dimensi sakramental dalam komunikasi yang terungkap dalam relasi suami-isteri dan anak-anak serta anggota keluarga lainnya, dan yang lebih pokok sekaligus sebagai sumber utama relasi dalam keluarga adalah bagaimana anggota keluarga membangun relasi dengan Tuhan: kapan dan dimana saja anggota keluarga itu ada. Tak terasa, sudah malam. Apalagi lagi di luar rumah retret saat itu, hujan cukup lebat. Udara dingin menghantar peserta pembekalan materi KPP ke pembaringan tidur malam, biar besok pagi merayakan ekaristi hari minggu prapaskah keempat pada jam 06.00 wib.

Setelah merayakan ekaristi minggu pagi, peserta langsung sarapan. Pukul 07.30-09.00, RD. Fenantius Manse, mengajak para peserta untuk memahami perkawinan menurut Ajaran Gereja Katolik. RD. Manse, mengajak peserta untuk mengerti lebih baik tentang apa itu perkawinan menurut kan. 1055 dan mengetahui dua belas halangan nikah (kan. 1083-1094) bagi orang Katolik.

Peserta Tim KPP dari Paroki-Paroki SeBaBel
Setelah peserta diajak memahami perkawinan menurut Hukum Gereja Katolik, peserta diajak pasutri Suhardono-Mala melihat dan memahami materi Ekonomi dalam Rumah Tangga. Pasutri Suhardono-Mala mensharingkan banyak pengalaman yang mereka alami dalam keluarga yang berhubungan dengan ekonomi rumah tangga. Ekonomi Rumah Tangga berjalan baik dan lancar jika pasutri selalu membuat perencanaan anggaran yang disesuaikan dengan pendapatan keluarga. Rencana anggaran melebihi pendapatan keluarga itu namanya besar pasak dari tiangnya. Keluarga bisa mengalami krisis ekonomi dan karena itu, rencana untuk pendidikan anak akan terbengkelai.

Setelah peserta mendapat input tentang ekonomi rumah tangga, peserta rehat sebentar untuk makan siang. Selanjutnya, RP. Fut Khin menjelaskan materi tentang Psikologi Pria dan Wanita yang sebenarnya diberikan oleh RD. Servasius Samuel. Setelah itu, RD. Fut Khin, mengajak para peserta untuk melihat secara global tentang beberapa hal yang menjadi catatan dari para narasumber sebelumnya seperti perkawinan sakramen dan tidak sakramen, gender, siapa yang sebenarnya yang membuat perkawinan itu sah, dan lain-lain. 

Model Keluarga Kudus dari Nasaret, Menjadi model keluarga Katolik
Setelah itu, RD. Fut Khin memberikan waktu kepada Mas Sulistyo (sekretariat Paroki Sta. Bernardeth Pangkalpinang) memberikan beberapa catatan menyangkut urusan administrasi sebelum dan sesudah menikah di Gereja Katolik. Urusan administrasi kata Mas Sulistyo, di paroki-paroki masing-masing sangat berbeda satu dengan lain. Namun, menjadi catatan bahwa setiap pasangan yang menikah secara Katolik tidak langsung ikut KPP dan menikah. Pasangan yang mau menikah juga harus mengurus administrasi sebagai syarat-syarat administrasi seperti berbagai urusan lain. Urusan administrasi itu mulai dari isi formulir KPP, wajib ikut KPP, sertifikat KPP, kanonik, dan hingga mengurus tata perayaan perkawinan. Hal ini tidak bisa tidak, tentu harus diperhatikan oleh setiap pasangan yang mau menikah secara Katolik maupun nanti dicatat di catatan sipil. Urusan di catatan sipil adalah urusan pasangan masing-masing.

Sebelum ditutup acara pembekalan materi KPP ini, RP. Fut Khin menyampaikan bahwa paroki-paroki boleh menambah materi muatan lokal seperti KBG, dan lain-lain. Tetapi, yang terpenting materi-materi pokok yang sudah disampaikan tadi menjadi acuan bersama dalam KPP di paroki-paroki se-Babel. Materi-materi pokok tadi, diambil dari buku:

dengan demikian buku ini menjadi acuan bahan pengajaran dan pendampingan calon-calon yang mau menikah secara Katolik di Gereja Katolik. ***

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi pribadi atas Tulisan Bambang Harsono tentang doa Singkat THS-THM

AsIPA-PIPA dan KBG-SHARING INJIL

Tinjauan Komunitas Basis Gerejawi Menurut Dokumen Resmi Gereja Katolik