Participatoris Church: Ungkap Mgr. Hila Dalam Serah Terima Para Pejabat Gereja Keuskupan Pangkalpinang



Janji Para Pejabat Gereja di depan Uskupnya

Perlengkapan misa tersusun begitu rapi di atas Meja Altar. Sedangkan baju-baju misa dengan warna hijau bergantungan di cabang pohon di depan pintu masuk ke gua Maria Ratu Para Imam. Begitu juga kabel-kabel sound systemnya. Terlihat di depan gua Maria di halaman belakang Keuskupan Pangkalpinang, terpasang dua buah tenda. Menariknya, hiasan tenda-tenda itu, seakan didominasi oleh kain-kain berwarna putih dan merah, terpampang menjadi ‘Merah Putih’. Sehingga seperti ada upacara kenegaraan. Padahal moment (4/6/2015) itu, tepat pukul 10.00 wib sebenarnya adalah sebuah upacara serahterima pejabat Gereja dilingkungan Keuskupan Pangkalpinang, dalam perayaan resmi Gereja, perayaan Ekaristi Kudus.

Koor dan Umat yang hadir dalam Upacara Serahterima
Koor upacara serah terima dikomando oleh Novisiat KKS. Bapa Uskup, Keuskupan Pangkalpinang dalam kata pengantarnya menjelaskan bahwa hari ini (4/6/2015), terasa sangat lain dari biasanya. Biasanya upacara semacam ini terjadi didalam ruangan seperti di gereja Katedral atau di kapel Keuskupan. Namun, tidak ada masalah. Karena serah terima para pejabat Gereja di lingkungan Keuskupan kita kali ini, terjadi dihalaman terbuka dan di depan gua Maria Ratu Para Imam. Sangat bagus terjadi disini, karena serah terima ini tidak hanya disaksikan oleh kehadiran umat dan para pastor serta para suster tetapi justru disampaikan oleh Bunda kita Maria, Bunda Gereja dan Bunda Para Imam.

Sementara dalam kotbah, Bapa Uskup menjelaskan struktur Gereja Keuskupan Pangkalpinang. Dalam penjelasan Bapa Uskup, beliau menyebutkan bahwa ada perubahan jabatan didalam struktur Keuskupan kita. Karena itu, upacara ini adalah upacara serah terima.

Vikjen Lama RD. FX. Hendrawita akan digantikan oleh RD. Lucius Poya Hobamatan. RD. Lucius Poya Hobamatan sekaligus menjadi pastor paroki Katedral St. Yoseph Pangkalpinang. RD. FX. Hendrawita akan menjadi rektor seminari Mario Jhon Boen. Kita berharap, seminari kita akan lebih bagus dan menghasilkan imam kita yang bagus pula. Kemudian jabatan vikep utara yang dulunya dipegang oleh RD. Lucius Poya Hobamatan akan diganti oleh RD. Frans Tatu Mukin.

Koselebran dalam Upacara Serahterima
Sedangkan jabatan vikep selatan yang dulunya ditangani oleh RD. Frans Tatu Mukin, akan dipegang oleh RD. Stanis Bani. Lalu, ekonom yang selama ini dijabat oleh RD. Pieter Patrisius Padiservus diganti oleh Bapak Damian Yulianto. RD. Pieter Patrisius Padiservus diangkat menjabat Ketua Yayasan Rumah Sakit Katolik Bhakti Wara Pangkalpinang. Pergantian pejabat Gereja ini akan disahkan setelah para pejabat baru ini menyatakan kesediaannya dengan membuat perjanjian di depan Uskup Keuskupan Pangkalpinang dan para saksi: Sr. Lusie, KKS dan Bapak Amung Chandra.

Pernyataan Kesediaan Para Pejabat Gereja Baru
Dalam kotbah juga Mgr. Hilarius Moa Nurak, SVD menjelaskan kepada para pejabat Gereja yang baru dan segenap umat yang hadir soal ‘Participatoris Church’. Mgr. Hila memulai dengan hasil sidang para uskup se-Asia di Bandung, tahun 1990 bahwa Gereja adalah Communion of Communities. Communion of Communities diterjemahkan ‘Gereja adalah persekutuan komunitas-komunitas’. Didalam persekutuan komunitas-komunitas itu salah satu unsur penting ialah soal kepemimpinan. Kepemimpinan dalam Gereja Partisipatif yang menjadi visi Keuskupan kita adalah kepemimpinan yang partisipatoris. Artinya bahwa di dalam Gereja ada partisipasi dari umat di KBG-KBG dan partisipasi juga harus dari para pemimpin Gereja. Jika partisipasi ini hanya satu pihak saja, maka Gereja kita akan pincang.

Di Paroki, para pastor menjadi pemersatu KBG-KBG. Maka kepemimpinanya tetap ada, hanya dijalankan dalam Cinta Kasih. Disinilah terjadi perpaduan antara pastisipasi top down dan button up. KBG-KBG diarahkan pada pengembangan karisma-karisma umat, sehingga partisipasi umat terlaksana. Maka, umat bukan pekerja Gereja. Maka ditingkat Keuskupan, Uskuplah menjadi pemersatu di setiap paroki-paroki.

Kolegalitas dalam Ekaristi Kudus
Belajar dari bacaan pertama tentang Tobit dan Rafael yang mengunjungi rumah Rahael, disana diceritakan bahwa tuan rumah berdialog dengan para tamu. Rumah Rahael menjadi hidup. Belajar dari kisah Tobit ini, maka imam harus turun ke umat di KBG-KBG. Sehingga di KBG-KBG ada hospitalitas, ada kehidupan. Merujuk pada kisah Tobit ini, Mgr. Hila menekankan salah satu ciri kepemimpinan partisipatis yaitu hospitalitas, ada kehidupan didalam keluarga dan didalam KBG-KBG. Pemimpin harus membawa hospitalitas - kehidupan baru, cinta kasih dan keterbukaan didalam keluarga dan KBG-KBG. Sehingga ‘Participatoris Church’ menjadi lebih nampak didalam Gereja Keuskupan kita. Memang sesuai dengan visi Keuskupan kita, hal ini sudah berjalan tetapi belum optimal. Karena itu, dengan pergantian ini, visi-misi dan spiritualitas Keuskupan kita semakin optimal untuk dijalankan.

Upacara serah terima para pejabat Gereja Keuskupan Pangkalpinang berlangsung hampir satu setengah jam, dalam perayaan ekaristi kudus. Setelah selesai acara, bertempat di rumah Keuskupan, terlaksana acara ramahtamah bersama dengan penuh kekeluargaan. ***

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi pribadi atas Tulisan Bambang Harsono tentang doa Singkat THS-THM

AsIPA-PIPA dan KBG-SHARING INJIL

Tinjauan Komunitas Basis Gerejawi Menurut Dokumen Resmi Gereja Katolik