Menjadi Bintang Kristus
Pastoral
Paroki selama ini jarang melibatkan kaum remaja. Atas dasar inilah KKI
Keuskupan Pangkalpinang mengemas acara jambore remaja pertama untuk kevikepan
Bangka Belitung. Pelaksanaan jambore terdiri dari tiga tahap, tahap pra, pro,
dan post, tegas RD. Ludger Lusi Oke, salah seorang panitia SC dalam pertemuan
perdana dengan panitia OC Paroki Sungailiat pada 25 Januari 2015 di auditorium
Hotel Tanjung Pesona.
Menariknya
sejak diawal pertemuan perdana itu panitia SC berusaha sekuat tenaga untuk
menyiapkan materi pra jambore, maka sejak bulan Maret 2015, pra jambore dimulai
di paroki masing-masing. Pra jambore dijalankan di paroki masing-masing selama
tiga atau empat bulan. Dalam pra jambore kaum remaja diberi masukan seputar
ajaran Gereja tentang kitab suci, liturgi, hierarki Gereja, dan Komunitas Basis
Gerejawi (KBG). Puncak acara dijalankan di Pantai Hotel Tanjung Pesona
Sungailiat dari tanggal 26 – 29 Juni 2015. Peserta dari tujuh paroki
sekevikepan Bangka Belitung (Babel) berjumlah 338 orang. Seluruh peserta inap
di tenda-tenda.
Selama
kegiatan Jambore dari tanggal 26-29 Juli 2015 di Pantai Hotel Tanjung Pesona,
dapat kita melihat dan mengalami bahwa dari keseluruhan rangkaian kegiatan
Jambore I Remaja Katolik sekevikepan Bangka Belitung, dapat dibagi atas tiga
bagian:
Pertama, berpusat pada Kristus.
Dalam bagian ini anak remaja Katolik sekevikepan Bangka Belitung hadir dan
terlibat didalam perayaan Ekaristi (misa pembukaan dihadiri 17 pastor dengan
konselebran utama: Mgr. Hilarius Moa Nurak, SVD uskup Keuskupan Pangkalpinang,
harian: RD. Yosep Antingpatimura, dirdios KKI Keuskupan Pangkalpinang dan RD.
Indra Jati, sekretaris Panitia SC, dan misa penutupan kembali ditutup juga oleh
konselebran utama Bapak Uskup Pangkalpinang). Juga mereka diajak untuk ikut
terlibat didalam adorasi sakramen Mahakudus, lomba quis bahan ajaran resmi Gereja
dan Kitab Suci, dan terlibat aktif di dalam kelompok-kelompok Sharing Injil
Tujuh Langkah yang kini ngetrend dipakai di setiap KBG-KBG di Keuskupan
Pangkalpinang.
Kedua, membangun Communio.
Pada bagian ini anak-anak remaja Katolik dibagi dalam kelompok-kelompok diskusi
yang menjadi narasumber RD. Servasius Samuel, permainan yang dikemas oleh
panitia acara SC, pembangunan karakter, tidur di tenda-tenda, dan kelompok
kebersihan.
Ketiga,
melaksanakan Misi. Di bagian ini keterlibatan anak remaja terlihat dalam pentas
seni dan budaya, yang kemudian ‘Waka-waka,
this time for Africa, become this time for Pangkalpinang’. Melaksanakan
Misi ini akan berlanjut dalam kegiatan post jambore di paroki masing-masing
dengan modul pertemuan yang akan disiapkan oleh SC, sebagai tindak lanjut
kegiatan Jambore I di Tanjung Pesona Sungailiat. Inilah yang kita harapkan dan
kita tunggu dari Panitia SC dan Komisi KKI Keuskupan Pangkalpinang.
Akhir dari pertemuan kaum remaja sekevikepan
itu, kini mereka bergabung dalam sebuah group jejaring sosial FB JARI I
Kevikepan Babel disana bisa terbaca berbagai kegiatan remaja dimasing-masing
paroki. Jejaring inilah yang selalu mempertemukan kaum remaja dan pendamping mereka
untuk selalu saling berbagi. ***
Komentar