Fasilitator Wilayah Toboali Belajar Bersama Modul Sharing Injil Tujuh Langkah
RD. Stanis Bani Pemimpin Misa Pembuka Bulan Kitab Suci Nasional, 6 September 2015 |
Toboali
di Bangka Selatan masuk dalam wilayah Gerejawi Keuskupan Pangkalpinang Paroki Santo
Fransiskus Xaverius Koba di Bangka Tengah. Di wilayah Toboali sebuah gedung Gereja
Katolik berpelindungkan Santa Maria Stella Maris, Bintang Laut. Wilayah Toboali
terdiri dari lima Komunitas Basis Gerejawi.
Ibadat Pentakhtaan KS Seminar AsIPA |
Pada
tanggal 5-6 September 2015, sebanyak 23 fasilitator dari lima KBG berkumpul di
salah satu ruang kelas SD Katolik Karya Toboali untuk belajar bersama
modul-modul AsIPA tentang Sharing Injil Tujuh Langkah. Belajar bersama
modul-modul ini dimulai dengan Ibadat Pembuka yang dipimpin oleh Romo Vikep
Bangka Belitung dan sekaligus parocus Paroki Koba, RD. Stanis Bani. Setelah
Ibadat Pembuka, acara dilanjutkan dengan kata pengantar oleh parocus Paroki
Koba. Selanjutnya para peserta fasilitator dibagi dalam tiga kelompok kecil
yang didamping oleh Tim Kevikepan Bangka Belitung (RD. Stanis Bani dan Bpk.
Agus Supriyanto).
Di
hari pertama, Sabtu tanggal 5 September 2015 para peserta mendalami dua modul
(A1-A2) hingga pukul 21.30 wib. Maklumlah, peserta begitu antusias giat mendalami
pertanyaan yang dituntun oleh modul-modul dan sekaligus berkeinginan untuk
meminta masukan lebih dalam lagi dari pendalaman modul-modul tersebut. Walau
hingga jam sebegitu, fasilitator masih tetap bertahan dan tekun bertanya.
Di
hari kedua, Minggu, 6 September 2015, setelah Misa Pembuka Bulan Kitab Suci
Nasional 2015, para fasilitator mulai bergumul lagi modul selanjutnya, modul
A3-A5, dari pukul 10.00 wib hingga 16.15 wib. Petrus Marbun, ketua wilayah
Toboali di kelompok kecil ketiga, mengakui bahwa terkadang
pertanyaan-pertanyaan didalam modul A3 dan A4 dirasanya begitu sulit. Perlu
menganalisa lagi pertanyaan-pertanyaan tersebut. Jika tidak dibaca dengan baik,
pasti dalam praktek akan sangat keliru dan salah.
Bahkan
lebih lanjut diakuinya bahwa ternyata langkah 4 dan langkah 5 sharing Injil
Tujuh Langkah ini, tidak gampang. Pantasan, banyak anggota KBG saya,
memprakteks saat hening dan sharing jauh berbeda seperti yang dimaksudkan isi
dari modul-modul ini. Petrus Marbun sendiri sangat berharap bahwa setelah
pendalaman modul-modul ini, ia akan berniat untuk menularkan langkah demi
langkah ini secara bertahap di dalam KBG-KBG di wilayah Toboali.
Sebelum pulang fasilitator mendapat peneguhan dari RD. Stanis Bani |
Setelah
para peserta secara bertahap mendalami modul A (A1-A5), seluruh peserta diajak
untuk berkumpul bersama lagi untuk merefleksikan kembali seluruh proses dan
sekaligus mendapat peneguhan dari RD. Stanis Bani selaku parocus Koba. Suster,
bapak, dan ibu, kita telah mengakhir pendalaman modul Sharing Injil ini, tentu
kita mau mempraktekannya, namun jangan lupa nanti para fasilitator ini akan
rutin berjumpa untuk mempraktekannya sendiri baru sesudah itu akan diteruskan
di KBG-KBG kita, tegasnya dengan penuh senyum.
Teman-teman
fasilitator, kegiatan hari ini semacam kita giat belajar lagi. Belajar tanpa
batas. Kami Tim sendiri hampir belasan kali belajar modul ini, walaupun
modul-modul ini sering kami bawakan untuk fasilitator di Babel ini. Itu artinya, kita mau belajar terus. Ini yang
patut kita syukuri, ungkap Pak Agus. Kita, Fasilitator bagaikan sesiung bawang,
yang ditutupi oleh kulit luar, yang menyatukan titik tumbuh setiap bawang dalam
satu siung pada satu pusat, dan kulit luar siung bawang itu perlahan-lahan akan
hancur-robek, hancur-robek kulit luar siung bawang itu bukan karena dirusak
dari luar, tetapi karena bawang-bawang didalamnya mulai tumbuh secara
perlahan-lahan. Selanjutnya jika bawang-bawang itu dipindahkan ke lahan tanah
yang subur, akan menghasilkan bawang-bawang lagi yang banyak dan berkualitas.
Mungkin begitulah kita fasilitator, semua kita akan disatukan oleh kulit luar
bawang, itu sama dengan Sharing Injil Tujuh Langkah, yang mampu mengarahkan
semua fasilitator pada Kristus yang bersabda dalam Kitab Suci, dan dengan itu
setiap fasilitator akan tumbuh dan sharing Injil tujuh langkah menjadi milik
pribadi, yang siap untuk ditanam di KBG-KBG masing-masing. Dan diharapkan di
KBG-KBG itu dari fasilitator yang satu akan melipatgandakan orang-orang lain –
anggota KBG menjadi fasilitator baru. Tentu KBG-KBG akan menghasilkan
anggota-anggota KBG yang berkualitas. Anggota KBG yang berkualitas karena
Kristus menjadi pusat, anggota KBG mampu berkomunio dan dengan itu KBG mampu
membawa misi Kerajaan Allah. Bawang-bawang akan menjadi berdayaguna bagi semua
orang. ***
Komentar