REKOMENDASI KOMISI KOMUNIKASI SOSIAL 
KEUSKUPAN PANGKALPINANG





 RUMAH RETRET KEUSKUPAN
PURI SHADANNA  PANGKALPINANG
14-15 DESEMBER 2018

A. PENGANTAR
1.      Misa pembuka kegiatan Pelatihan Jurnalistik, tanggal 14 Desember 2018 oleh RP. Nugroho Krisusanto, SS.CC, Vikjend Keuskupan Pangkalpinang. Dalam kotbahnya, Romo yang sering disapa, Romo Nug ini, menekankan hal yang mendasar dari jurnalistik itu. Hal yang mendasar itu ialah bahwa seorang jurnalis berani mewartakan kebenaran dari sebuah peristiwa atau kejadian atau moment yang terjadi walaupun itu berbahaya sekalipun.

2.      Menjadi pewarta kebenaran inilah, yang juga hal mendasar bagi kita sekarang ini, yang sedang bergelut dalam ‘Pelatihan Jurnalistik’. Kegiatan Pelatihan Jurnalistik adalah ‘jalan baru’ bagi ‘BERKAT’ untuk meretas dirinya supaya lebih maju dalam ‘communio’ dan menjadi pembawa kabar sukacita bagi umat Keuskupan Pangkalpinang. ‘Laetentur Insulae Multae’.

B.  DASAR JURNALISTIK KATOLIK
3.      Dalam berpastoral Komunikasi Sosial, sumber dasar jurnalistik Katolik adalah Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Inilah yang disebut ‘tiga pilar sumber’. Didalam ketiga sumber dasar inilah seorang jurnalist menggali dan mendapat inspirasi untuk menjadi corong Kabar Sukacita Kristus.

4.      Sumber dasar jurnalistik Katolik yang perlu digali secara khusus untuk menjadi corong Kabar Sukacita Kristus, telah dimulai sejak Konsili Vatikan II (1961-1965). Salah satu dekrit yang dihasilkan Konsili Vatikan II untuk pastoral Komunikasi Sosial adalah dekrit Inter Mirifica (1963), dekrit tentang upaya-upaya komunikasi sosial yang didalamnya juga, membicarakan seputar teknologi komunikasi sosial. Dari dalam inilah, dasar tugas perutusan Gereja, sebagai tanda Gereja hadir dan ikutserta dalam mengembangkan Media Sosial.
5.      Selain sumber tadi, masih ada sumber lain seperti Communio et Progressio (1971) dan Aetatis Novae (1992) – terbitnya suatu era baru. Dalam Communio et Progressio ditandaskan bahwa Kristus menjadi pusat pewartaan Gereja, yang diungkap antara lain melalui corong - media keuskupan kita. Pewartaan Gereja adalah kewajiban Gereja. Rasul Paulus mengatakan ‘Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil’ (1Kor. 9:16).
6.      Melalui Media Sosial Keuskupan Pangkalpinang: ‘BERKAT’, ‘BERKAT’ melanjutkan ‘Evangelisasi Baru’, sebagai salah satu cara umat Keuskupan Pangkalpinang melaksanakan perintah Injil: ‘Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil’ (1Kor.9:16).

C. PELAKSANAAN PELATIHAN JURNALISTIK
7.      Puri Shadanna, rumah retret Keuskupan Pangkalpinang menjadi tempat Pelatihan Jurnalistik Komisi Komunikasi Sosial (KOMSOS) Keuskupan Pangkalpinang. Pelatihan ini berkat kerjasama dengan KOMSOS KWI dan dengan paroki-paroki se-kevikepan Bangka Belitung. Pelatihaan diselenggarakan dari tanggal 14 – 15 Desember 2018.

8.      Hadir dalam pelatihan 9 peserta dari paroki-paroki kevikepan Bangka Belitung, Proki Katedral mengutus 3 orang (Willy Defiandi, Jafri Niko Sella dan Mateus Gunawan), Paroki Sungailiat 1 orang (Ignatius Aditya), Paroki Koba 3 orang (Margareta Puji Rahayu, Albertus Guntur M.P dan Laurentia Dwi D.P), Paroki Belinyu 1 orang (Josephine Olivia) dan Paroki Tanjungpandan 1 orang (Yohanes Junisan). Hanya Paroki Mentok dan St. Bernadeth yang tidak mengirim utusannya.

9.      Kegiatan jurnalist ini diprakarsai oleh KOMSOS Keuskupan Pangkalpinang yang dikomandoi oleh RD. Stefanus Tomeng Kelen. Hadir juga para penggiat KOMSOS keuskupan Pangkalpinang, Fennie (ketua panitia), Dhina (bendahara dan notulis), Isidorus Sandy (sie. transportsi), Bayu (sie. dokumentasi), Septian (sie. perlengkapan) dan Alfons Liwun (sie. acara).

10. Narasumber Pelatihan Jurnalistik antara lain: KOMSOS KWI (Pastoral KOMSOS KWI), Delegatus KOMSOS Keuskupan Pangkalpinang, dan Ibu Fennie-Babel Preview, sekaligus sebagai wakil KOMSOS Keuskupan Pangkalpinang

D. ‘BERKAT’ – CORONG INFORMASI KEUSKUPAN PANGKALPINANG
11. ‘BERKAT’ adalah corong dalam rupa sebagai media informasi Keuskupan Pangkalpinang yang didirikan pada tahun 1968, kini telah masuk usia ke-50 tahun. Media ini muncul dari aspirasi umat dalam pertemuan Musyawarah Pastoral (Muspas) Keuskupan Pangkalpinang. ‘BERKAT’ dimulai dengan cetak stensilan (1968-1994) kemudian beralih dalam bentuk majalah (1995-2003), pernah menjadi tabloid (2003-2014) dan kini kembali ke bentuk majalah (2015-sekarang) lagi.

12. ‘BERKAT’ itu posisinya adalah milik umat-sarana informasi umat yang tersebar di pulau-pulau. Karena itu yang diberitakan adalah tentang informasi umat yang dihidup di KBG-KBG dalam paroki, yang ada di pulau-pulau. Dalam KBG-KBG di setiap Paroki ada banyak aktivitas-kegiatan umat. Kegiatan-kegiatan itu yang kita informasikan-kita beritakan. Disinilah sebenar peran kita. Memberitakan apa yang terjadi di KBG-KBG sehingga KBG-KBG yang lain di paroki-paroki kita mendapat informasi, dan siapa tahu bisa memberikan dukungan sebagai respons balik informasi tersebut.

13. Ulasan berita dalam ‘BERKAT’ ialah ulasan yang memiliki nilai Katolik dan Gerejawi. Mungkin inilah ‘sudut pandang-angle’ kita terhadap suatu peristiwa secara benar, yang diungkapkan dalam 5W + 1H. Apalagi dilengkapi dengan photo-photo atas sebuah peristiwa atau kejadian tersebut. Karena itu dalam ulasan pemberitaan, seorang jurnalist menulis berita dengan memperhatikan lima karakter, yaitu: (1). tepat, benar, singkat dan jelas; (2). kelengkapan; (3). kedalaman; (4). kelanjutan; dan (5). kepercayaan / dipercayai. Setiap berita yang ditulis oleh jurnalist harus memiliki ‘nilai-nilai baru’ (new value) yaitu: aktual, tokoh, kedekatan, draamatic, magnitude, unique, trend, new angle, kontroversial, relevant, exclusive dan first time.

E.  TINDAK LANJUT DARI PELATIHAN JURNALISTIK
14. Peserta yang ikut pelatihan jurnalistik tanggal 14-15 Desember 2018: 9 orang, menjadi kontributor ‘BERKAT’ di setiap paroki masing-masing.

15. ‘BERKAT’ mulai diterbitkan dengan berita-berita dari KBG-KBG dan paroki-paroki di Utara dan Selatan. Tahun 2019, fokus kita pada ‘Berpusat pada Kristus’. Maka pemberitaan jurnalis pun diarahkan pada fokus pastoral keuskupan kita.

16. Pelatihan Jurnalis sangat dianjurkan untuk berkelanjutan. Selain pelatihan tulis menulis, juga diusulkan pelatihan tentang editing video, memotret yang tepat-fokus, dll untuk peserta yang sekarang ini lagi.

17. Pelatihan Jurnlisti oleh Komsos Keuskupan Pangkalpinang untuk saudara-saudari kita di Paroki dengan kerjasama PIPA Paroki (fakultatif).

18. Pelatihan Jurnalistik internal keuskupan pada pekan Komsos 27 Mei – 2 Juni 2019.

19. Komsos Keuskupan Pangkalpinang bekerjasama dengan Komkep untuk pelatihan Jurnalistik, 2019.

F.  PENUTUP
Demikianlah beberapa catatan penting yang boleh menjadi hasil dari pelatihan ini. Hasil ini juga sekaligus sebagai rekomendasi peserta pelatihan untuk menjalankan tugasnya sebagai pemberita kabar sukacita.

Sambil mengutip pesan Rasul Agung Santo Paulus: ‘Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil’, para peserta berkomitmen untuk membantu ‘BERKAT’ menjadi kontributor di lapangan.

Rumat Retret-Puri Shadanna, 15 Desember 2018

Ketua Panitia,                                                                                       Wakil peserta,



Fennie                                                          Mateus Gunawan                            Josephine Oliva

Mengetahui,
Delegatus Komsos,



RD. Stefanus Tomeng Kelen

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi pribadi atas Tulisan Bambang Harsono tentang doa Singkat THS-THM

AsIPA-PIPA dan KBG-SHARING INJIL

Tinjauan Komunitas Basis Gerejawi Menurut Dokumen Resmi Gereja Katolik