Postingan

KUNJUNGAN PROVINSIAL MSF KE PAROKI SUNGAILIAT

Gambar
Kunjungan Romo Provinsial MSF ke Sungailiat mulai 9-12 Januari 2012. Kunjungan pimpinan MSF bermaksud untuk membangun relasi antar sesama anggota MSF. Sehingga persaudaraan antar mereka tetap terjalin.  Selain Rm. Purnomo juga bertemu dengan kedua rekannya, Rm. Kriswinarto dan Rm. V. Wahyu, juga pada malam 11 Januari 2012, Rm. Pur pun sempat bertemu dengan anggota Dewan Pastoral Paroki Sungailiat. Dalam kesempatan itu, Rm Pur mengucapkan terima kasih kepada anggota DPP dan umat yang telah menerima kedua rekannya dengan baik secara lebih kurang 4 tahun untuk Rm Kris dan hampir setahun untuk Rm. Wahyu. Rm. Pur mengharapkan supaya kehadiran kedua rekan dapat membantu umat untuk menghayati imannya agar mampu hidup seturut teladan Keluarga Kudus Nasaret. Pada kesempatan itu juga Rm. Pur menginformasikan bahwa Rm. Wahyu akan berpindah ke Keuskupan Tanjung Selor pada bulan Fberuari 2012.  ***

AsIPA II INTERNATIONAL DI BATAM (13-21 NOVEMBER 2011)

Gambar
SHARING PENGALAMAN “VISITASI PESERTA AsIPA II INTERNASIONAL KE KBG BATAM” AsIPA II di Batam Harumkan Nama Keuskupan Pangkalpinang di Level International” saya ingin mensharingkan pengalaman selama mengikuti proses pertemuan AsIPA II tersebut. Mudah-mudahan sharing pengalaman saya ini berguna bagi kita semua yang membacanya. Pertemuan AsIPA II di Batam Selama ini pertemuan AsIPA berpindah-pindah dari satu negara ke negara lain di Asia. Tanggal 13-21 Oktober 2011, Indonesia khususnya Keuskupan Pangkalpinang didaulatkan menjadi tuan rumah temu AsIPA II. Karena menjadi tuan rumah, maka tuan rumah pun membutuhkan waktu dan tenaga untuk pelaksanaan temu AsIPA II. Rm. Frans Mukin dan Rm. Poya selaku Deken Selatan dan Utara ditugaskan Bapa Uskup untuk menyiapkan kepanitiaan pelaksanaan pertemuan. Tidak heran, pertemuan yang berlevel International itu berjalan dengan lancer dan aman-aman saja. Pertemuan dilaksanakan di Hotel Pasific Sei Jodoh Batam. Peserta pertemuan sebanyak 62 orang yan

"JANGAN ANGGAP REMEH LEBAH HUTAN"

Gambar
Ufuk timur Bedukang, sebuah desa di Kecamatan Riau Silip, Kabupaten Bangka berawan gelap. Tanda alam ini bukan mau hujan. Tapi kemarau. Rumah-rumah yang berada di pinggir jalan itu, sepi. Tak satu orang pun lalulalang disitu. Jalan raya yang berhubungan dengan tepi pantai Bedukang itu, berdebu tebal. Memang setengah beraspal tetapi terlihat kecoklatan, warna asli tanah di desa itu. Masyarakat diaspora Maumere Flores yang menempati rumah-rumah di pinggir jalan setengah beraspal dan setengah tanah merah menuju pantai Bedukang itu, telah berangkat kerja. Hampir semua penduduk diaspora asal Maumere Flores itu, setiap hari meramu biji timah di Camuy. Biji timah, menjadi sumber penghasilan bagi mereka. Jika mereka ke Camuy dan tidak menghasilkan biji timah, itu artinya mereka tidak bisa makan. Timah, menjadi tempat tumpuan harapan hidup mereka bahkan menjadi penghasilan yang bisa mereka tabung untuk bisa mudik ke kampong halaman dan membangun rumah yang layak untuk mereka tinggal. Mateus

MENGENANG GEMPA DAN TSUNAMI '92

Gambar
Pesisir pantai Sinar Hading berubah wajah karena gempa & tsunami '92 Siang itu pukul 14.00 witeng. Tepatnya tanggal 12 bulan 12 tahun 1992. “Gelombang laut di Pantai Sinar Hading Kecamatan Lewolema, Kabupaten Flores Timur Nusa Tenggara Timur, mencapai belasan meter. Bahkan pucuk-pucuk pohon kelapa, tanaman khas di tepi pantai itu bisa dijangkau oleh gelombang laut, kenang aku ketika itu diucap oleh Kornelius Reket Ritan (60), salah seorang penduduk Sinar Hading yang waktu itu berada di tepi pantai. “Sebelum gelombang laut itu menjulang tinggi, lebih kurang lima belas menit telah terjadi gempa yang besar sekali. Gempa besar saya lihat dari pohon-pohon kelapa dan pohon-pohon lain di tepi pantai bergoyang layak penari “tripping”. Selain tanda itu bahwa ada gempa besar, tanda yang tidak lazim yang dilihat waktu itu bahwa mendadak laut Teluk Hading mengering. Baru saya sadar bahwa mengering karena sebuah gunung dasar laut di Pantai Sinar Hading yang selama ini disebut ”Be

KEMURAHAN HATI ALLAH BAGI ORANG LAIN DISEKITAR KITA

Gambar
dari kiri ke kanan: Bp. John Dj. R, A. Liwun dan Rm. A. Kriswinarto, MSF ”Kemurahan hati Allah bagi orang lain di sekitar kita, terkadang membuat kita iri hati”, ungkap Pastor Aloysius Kriswinarto, MSF dihadapan umat Katolik Komunitas Sta. Lusia, Tuing Paroki Sungailiat pada kunjungan bulanan (18/9/2011) di halaman kamp perumahan para pekerja PT. GPL. Kunjungan sebulan sekali itu, selain misa juga diisi dengan beberapa model pembinaan, yaitu pembinaan bagi orangtua yang mau membaptis anak-anaknya juga pembinaan bagi keluarga muda yang ”convalidatio” perkawinan mereka. dari kiri: karyawan kebun sawit, Bie Lie, Bp. John Dj. R dan Lektor Selain beberapa pola pembinaan kepada umat Katolik di Tuing yang telah disebutkan tadi, juga rencana ke depan akan diberi pembinaan yang lebih intensip tentang keterlibatan umat Tuing dalam kesatuannya dengan umat Paroki Sungailiat dan Keuskupan Pangkalpinang, kehidupan sosial, ekonomi dan kependudukan yaitu menyangkut membangun rencana keluarga

JADWAL MISA HARI MINGGU BIASA PAROKI KATEDRAL ST. YOSEP PANGKALPINANG

Gambar
Jadwal Misa pada Minggu Biasa: Untuk Gereja Katedral St. Yosep: Misa malam minggu            : 18.00 Misa 1 hari Minggu pagi     : 06.00 Misa 2 hari Minggu Pagi     : 08.00 Misa hari Minggu sore        : 17.00 Untuk Stasi-stasi: Misa stasi Kampung Jeruk : 08.00 Misa stasi Mesu Laut         : 08.00 Misa stasi Batu Rusa          : 08.00 Jadwal Misa khusus seperti hari raya dan lain-lain akan diatur sendiri oleh panitia. Terima kasih atas perhatian kita semua. ***

SOSIALISASI KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA DI GEDUNG WANITA KABUPATEN BANGKA

Gambar
Gudung Wanita di Jalan Pemuda Sungailiat Kabupaten Bangka masih terlihat sepi. Padahal waktu pertemuan yang telah diinformasikan yaitu pukul 07.15 sudah lewat 45 menit. Bahkan jarum pendek tepat angka delapan dan jarum panjang menunjuk angka 12, pukul 08.00 wib pun belum ada panitia penyelenggara pertemuan sosialisasi kependudukan dan keluarga berencana. Herannya, rencana pertemuan yang mulai pukul 07.15 berjalan begitu saja tanpa diisi dengan kegiatan. Waktu yang disediakan untuk dimanfaatkan, rasanya begitu terbuang. Terabaikan. Carpe Diem - Tangkaplah hari: “Carpe diem”, tangkaplah hari – manfaatkan waktu yang berguna, rasanya telah terabaikan oleh banyak pihak, termasuk penyelenggara pertemuan itu.Tepat pukul 08.15, para peserta mulai berbondongan datang ke halaman Gedung Wanita. Para peserta mulai bertanya satu sama lain, jam berapa pertemuan itu dimulai. Rasanya tidak mungkin, para peserta bertanya soal waktu memulai pertemuan, sedang para penyelenggaranya belum juga muncul. Rup