Arak dan Politisi Partai Menjelang Pesta Demokrasi 2014 Di Flotim
Menjelang akhir tahun 2013, warga Flotim digeger dengan persoalan MT. Tidak terhitung, berapa ton keringat para warga yang keluar dari dirinya untuk MT. Keringat warga itu memang bertetes-tetes yang mungkin tidak enak kalau dicium. Tapi keringat yang ber-ton-ton dari anggota keluarga Flotim itu adalah keringat uang. Keringat uang adalah keringat masa depan warga. Awal tahun 2014, muncul lagi persoalan ini: ARAK. Walaupun persoalan ini terjadi pada tahun 2013, mungkin kalah saing dengan persoalan MT. Namun menjadi heboh ke publik adalah pada 2014, ketika proses penyelidikan dan pengadilan dirasakan bener-benar tidak adil, oleh empat janda penjual ARAK di pasar Flotim. Melanggar PERDA FLOTIM saja rasanya seperti melanggar UUD 1945. Kedua persoalan ini, seakan dibiarkan saja, sehingga ada peluang lain dengan munculnya “sang ratu adil”. Persoalan tidak dapat diselesaikan dengan rasa keadilan malahan menjadi bumerang untuk warga kecil. Jika berpikir secara linear, persoal