Postingan

Menampilkan postingan dari 2011

AsIPA II INTERNATIONAL DI BATAM (13-21 NOVEMBER 2011)

Gambar
SHARING PENGALAMAN “VISITASI PESERTA AsIPA II INTERNASIONAL KE KBG BATAM” AsIPA II di Batam Harumkan Nama Keuskupan Pangkalpinang di Level International” saya ingin mensharingkan pengalaman selama mengikuti proses pertemuan AsIPA II tersebut. Mudah-mudahan sharing pengalaman saya ini berguna bagi kita semua yang membacanya. Pertemuan AsIPA II di Batam Selama ini pertemuan AsIPA berpindah-pindah dari satu negara ke negara lain di Asia. Tanggal 13-21 Oktober 2011, Indonesia khususnya Keuskupan Pangkalpinang didaulatkan menjadi tuan rumah temu AsIPA II. Karena menjadi tuan rumah, maka tuan rumah pun membutuhkan waktu dan tenaga untuk pelaksanaan temu AsIPA II. Rm. Frans Mukin dan Rm. Poya selaku Deken Selatan dan Utara ditugaskan Bapa Uskup untuk menyiapkan kepanitiaan pelaksanaan pertemuan. Tidak heran, pertemuan yang berlevel International itu berjalan dengan lancer dan aman-aman saja. Pertemuan dilaksanakan di Hotel Pasific Sei Jodoh Batam. Peserta pertemuan sebanyak 62 orang yan

"JANGAN ANGGAP REMEH LEBAH HUTAN"

Gambar
Ufuk timur Bedukang, sebuah desa di Kecamatan Riau Silip, Kabupaten Bangka berawan gelap. Tanda alam ini bukan mau hujan. Tapi kemarau. Rumah-rumah yang berada di pinggir jalan itu, sepi. Tak satu orang pun lalulalang disitu. Jalan raya yang berhubungan dengan tepi pantai Bedukang itu, berdebu tebal. Memang setengah beraspal tetapi terlihat kecoklatan, warna asli tanah di desa itu. Masyarakat diaspora Maumere Flores yang menempati rumah-rumah di pinggir jalan setengah beraspal dan setengah tanah merah menuju pantai Bedukang itu, telah berangkat kerja. Hampir semua penduduk diaspora asal Maumere Flores itu, setiap hari meramu biji timah di Camuy. Biji timah, menjadi sumber penghasilan bagi mereka. Jika mereka ke Camuy dan tidak menghasilkan biji timah, itu artinya mereka tidak bisa makan. Timah, menjadi tempat tumpuan harapan hidup mereka bahkan menjadi penghasilan yang bisa mereka tabung untuk bisa mudik ke kampong halaman dan membangun rumah yang layak untuk mereka tinggal. Mateus

MENGENANG GEMPA DAN TSUNAMI '92

Gambar
Pesisir pantai Sinar Hading berubah wajah karena gempa & tsunami '92 Siang itu pukul 14.00 witeng. Tepatnya tanggal 12 bulan 12 tahun 1992. “Gelombang laut di Pantai Sinar Hading Kecamatan Lewolema, Kabupaten Flores Timur Nusa Tenggara Timur, mencapai belasan meter. Bahkan pucuk-pucuk pohon kelapa, tanaman khas di tepi pantai itu bisa dijangkau oleh gelombang laut, kenang aku ketika itu diucap oleh Kornelius Reket Ritan (60), salah seorang penduduk Sinar Hading yang waktu itu berada di tepi pantai. “Sebelum gelombang laut itu menjulang tinggi, lebih kurang lima belas menit telah terjadi gempa yang besar sekali. Gempa besar saya lihat dari pohon-pohon kelapa dan pohon-pohon lain di tepi pantai bergoyang layak penari “tripping”. Selain tanda itu bahwa ada gempa besar, tanda yang tidak lazim yang dilihat waktu itu bahwa mendadak laut Teluk Hading mengering. Baru saya sadar bahwa mengering karena sebuah gunung dasar laut di Pantai Sinar Hading yang selama ini disebut ”Be

KEMURAHAN HATI ALLAH BAGI ORANG LAIN DISEKITAR KITA

Gambar
dari kiri ke kanan: Bp. John Dj. R, A. Liwun dan Rm. A. Kriswinarto, MSF ”Kemurahan hati Allah bagi orang lain di sekitar kita, terkadang membuat kita iri hati”, ungkap Pastor Aloysius Kriswinarto, MSF dihadapan umat Katolik Komunitas Sta. Lusia, Tuing Paroki Sungailiat pada kunjungan bulanan (18/9/2011) di halaman kamp perumahan para pekerja PT. GPL. Kunjungan sebulan sekali itu, selain misa juga diisi dengan beberapa model pembinaan, yaitu pembinaan bagi orangtua yang mau membaptis anak-anaknya juga pembinaan bagi keluarga muda yang ”convalidatio” perkawinan mereka. dari kiri: karyawan kebun sawit, Bie Lie, Bp. John Dj. R dan Lektor Selain beberapa pola pembinaan kepada umat Katolik di Tuing yang telah disebutkan tadi, juga rencana ke depan akan diberi pembinaan yang lebih intensip tentang keterlibatan umat Tuing dalam kesatuannya dengan umat Paroki Sungailiat dan Keuskupan Pangkalpinang, kehidupan sosial, ekonomi dan kependudukan yaitu menyangkut membangun rencana keluarga

JADWAL MISA HARI MINGGU BIASA PAROKI KATEDRAL ST. YOSEP PANGKALPINANG

Gambar
Jadwal Misa pada Minggu Biasa: Untuk Gereja Katedral St. Yosep: Misa malam minggu            : 18.00 Misa 1 hari Minggu pagi     : 06.00 Misa 2 hari Minggu Pagi     : 08.00 Misa hari Minggu sore        : 17.00 Untuk Stasi-stasi: Misa stasi Kampung Jeruk : 08.00 Misa stasi Mesu Laut         : 08.00 Misa stasi Batu Rusa          : 08.00 Jadwal Misa khusus seperti hari raya dan lain-lain akan diatur sendiri oleh panitia. Terima kasih atas perhatian kita semua. ***

SOSIALISASI KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA DI GEDUNG WANITA KABUPATEN BANGKA

Gambar
Gudung Wanita di Jalan Pemuda Sungailiat Kabupaten Bangka masih terlihat sepi. Padahal waktu pertemuan yang telah diinformasikan yaitu pukul 07.15 sudah lewat 45 menit. Bahkan jarum pendek tepat angka delapan dan jarum panjang menunjuk angka 12, pukul 08.00 wib pun belum ada panitia penyelenggara pertemuan sosialisasi kependudukan dan keluarga berencana. Herannya, rencana pertemuan yang mulai pukul 07.15 berjalan begitu saja tanpa diisi dengan kegiatan. Waktu yang disediakan untuk dimanfaatkan, rasanya begitu terbuang. Terabaikan. Carpe Diem - Tangkaplah hari: “Carpe diem”, tangkaplah hari – manfaatkan waktu yang berguna, rasanya telah terabaikan oleh banyak pihak, termasuk penyelenggara pertemuan itu.Tepat pukul 08.15, para peserta mulai berbondongan datang ke halaman Gedung Wanita. Para peserta mulai bertanya satu sama lain, jam berapa pertemuan itu dimulai. Rasanya tidak mungkin, para peserta bertanya soal waktu memulai pertemuan, sedang para penyelenggaranya belum juga muncul. Rup

SEMINARI MENENGAH MARIO JOHN BOEN KEUSKUPAN PANGKALPINANG

PENDIRI SEMINARI MENENGAH MARIO JOHN BOEN (SMMJB): Seminari Menengah Mario John Boen didirikan oleh Uskup Pangkalpinang, Mgr. Hilarius Moa Nurak SVD melalui SK nomor: 100/A.1b/2011 yang dikeluarkan di Pangkalpinang tanggal 30 Maret 2011. SPIRITUALITAS SMMJB: Seminaris menjadi Garam dan Terang Dunia, mengikuti Cara hidup Rm. Mario John Boen dan Bp. Paulus Cen On Ngie yaitu: (1). openness, sacrifice and adventure; (2). fortiter in re (3). suaviter in modo. VISI SMMJB: (1). Mengembangkan kualitas hidup fisik dan mental (sanitas / sebagai wujud kasih kepada diri sendiri) (2). Mengembangkan kualitas hidup spirualitas (sanctitas = hidup beriman / sebagai wujud kasih kepada Allah) (3). Menguasai ilmu pengetahuan (scientia = sebagai wujud kasih kepada ilmu pengetahuan dan peradaban) (4). Mengembangkan hidup berkomunikasi (socialites / sebagai wujud kasih kepada sesama). TUJUAN SMMJB: (1). Seminaris menjadi pribadi yang sehat secara mental. (2). Seminaris menjadi pribadi yang matang dal

MARILAH KITA BERUBAH...

Gambar
Kita berubah dalam hidup rohani, dalam hidup ekonomi, dan lain-lain”, ajak Bapa Uskup Pangkalpinang untuk umat Paroki Sungailiat, khususnya ke-43 penerima Sakramen Krisma, dalam kata pengantar misa Krisma di Gereja Paroki Sungailiat (28/8/2011). Ajakan Bapa Uskup berlandas pada surat rasul Paulus kepada umat di Roma. “Persembahkan dirimu untuk kemuliaan Allah.” (Rm. 12:1). Lebih lanjut dalam kotbah, Mgr. Hila menjelaskan bahwa persembahkan diri merupakan ungkapam cinta, yaitu cinta kepada Allah dan cinta kepada manusia. Cinta diungkapkan dengan pelayanan. Dan pelayanan membutuhkan pengorbanan. Seseorang yang telah menerima sakramen krisma, ia telah dewasa. Ia secara penuh menjadi anggota Gereja. Maka ia mengungkapkan tanggungjawabnya dalam pelayananya dengan penuh pengorbanan. Misa Krisma yang dipimpin Bapa Uskup Pangkalpinang itu dihadiri oleh umat Paroki Sungailiat termasuk umat yang berasal dari Stasi Pemali dan Bedukang. Karena minggu itu hanya ada sekali misa di Gereja Paroki.

SERAHTERIMA PAROKI SUNGAILIAT KE KONGREGASI KELUARGA KUDUS (MSF)

Gambar
Congregatio   Missonariorum a Sacra Familia (MSF) merupakan sebuah kongregasi baru yang berkarya di Keuskupan Pangkalpinang khususnya di Paroki Sungailiat. Demi pengesahan karya pewartaan MSF di Keuskupan Pangkalpinang, 7 September 2008 Bapa Uskup Pangkalpinang memberikan “serahterima” kegembalaan umat Katolik Sungailiat dari pastor projo kepada para pastor Keluarga Kudus. Serahterima dilaksanakan dalam Misa Kudus di Gereja Paroki Sungailiat. Hadir dalam peristiwa itu pemimpin MSF propinsi Jawa, Pater Y.M. Mulyono, Bapa Uskup Pangkalpinang, Mgr. Hilarius Moa Nurak, SVD, Pastor Andreas Naraama Lamoro, Pr (Ketua Komisi PSE Keuskupan Pangkalpinang), Pastor Pieter, Pr (Ketua YTK Pangkalpinang), Pastor Daniel Dionisius (pastor paroki Sungailiat) dan pastor Stefanus Ruswan Budi Sunario, MSF dan Pastor Aloysius Kriswinarto, MSF (pastor Paroki Sungailiat). Serahterima Paroki Sungailiat disaksikan oleh Umat Katolik Sungailiat. Bapa Uskup dalam kotbahnya menegaskan latar belakang pemikira

JADWAL MISA HARI MINGGU BIASA PAROKI SUNGAILIAT

Gambar
Misa Mingguan Misa Sabtu, Jam 18.00 wib. : Di Gereja Paroki Sebelum Misa umat diberi kesempatan untuk Pengakuan Dosa pribadi, Jam 17.00-17.45 wib. Misa Minggu, Jam 07.45 wib. : di Gereja Paroki Misa Minggu, Jam 08.00 wib. : di Gereja Stasi Pemali Catatan: Jadwal misa hari raya dan pesta akan diatur tersendiri oleh panitia. Misa Harian Misa hari Senin, Jam 05.45 wib : di Susteran AK Misa hari Selasa, Rabu, Jumat, Sabtu, Jam 05.45 wib: di Kapel Gereja Paroki Misa hari Kamis, Jam 17.00: di Kapel Gereja Paroki Misa hari Kamis minggu ke-4, Jam 17.00 : di Gua Maria Paroki Sungailiat. Keterangan: Gua Maria Paroki Sungailiat berpelindungkan Sta. Maria Pengantara Segala Rahmat Sungailiat.Jl. Jend. Sudirman No. 36 / 87 Telp. 0717-92268. Biara Susteran di Sungailiat adalah Biara Susteran Abdi Kristus (AK) berada di Jl. Maria Goretti 5 Sungailiat 33211 Bangka Telp. (0717) 93458

BUDAYA LOKAL KAWALIWU: " LODO ANA"

Gambar
Photo / Leo Hurit (8/2011) Bangsa Indonesia mempunyai banyak sekali budaya daerah. Hampir di setiap daerah di pelosok Nusantara ini memiliki budaya tersendiri. Budaya daerah itu kini mati suri dan bahkan telah tergusur oleh nikmatnya budaya moderen seperti materialisme, hedonisme, apatisme, dan lain-lain. Dan anak-anak muda zaman sekarang, lebih in dengan budaya moderen dan lupa akan budaya asal sendiri. Bagaikan sumur tanpa dasar, begitu bila saya mengandaikan hidup anak-anak moderen sekarang. Masyarakat Kawaliwu di Flores Timur, sampai dengan saat ini boleh terbilang masih setia pada budaya daerahnya sendiri. Kadang-kadang, memang menjadi kesulitan dalam mewariskan budaya daerah, karena ada banyak hal yang menjadi kendala, selain sikap apatis anak-anak muda moderen yang mempunyai pola pandang tersendiri dengan budaya daerah versus budaya moderen yang lebih pada happy always ketimbang hidup perlu perjuangan. Photo Leo Hurit (8/2011) Kawaliwu, masyarakat Lamaholot, hampi