”ITAE MISSA EST"


Gereja St. Agustinus - Kawaliwu Keuskupan Larantuka Flores
Judul di atas boleh diterjemahkan secara harafiah, ”Pergilah, kamu diutus.” Persis kita dengar dalam Injil Matius hari minggu (2-3 Juni 2012). Tanpa perutusan, sikap sosial kita lemah. Bisa saja dibilang kurang gaul atau kuper. Tanpa mempunyai sikap keterbukaan dengan dunia luar, ”seperti kodok di dalam tempurung.” Berteriak terus menerus tetapi tidak diketahui sumber bunyinya. Gereja dalam dirinya sendiri, tanpa terbuka dengan dunia luar, Gereja sebatas altar. Gereja lengkap jika altar dan pasar, bertautan secara koheren-kompherensif. Tautan secara erat-tak terpisahkan.

Karena itu, perayaan kebersamaan, yaitu Ekaristi mewujudkan persatuan dengan Allah Tritunggal Mahakudus dan mempunyai nilai ”Itae Missa Est.” Pergilah, kamu diutus.” Itu artinya bahwa setelah kita bersatu dengan Allah Tritunggal, kita bertemu dengan Allah, kita diharapkan membawa damai sukacita bersama Allah tadi dalam kehidupan nyata kita. Almahrum, Rm. Mangun Wijaya menyebutnya dengan Gereja yang hidup jika dirayakan dalam kebersamaan sekeliling altar dan dalam kebersamaan pula Gereja hidup di dalam dunia nyata (pasar).

Nilai perutusan itu oleh Paulus merupakan makna terdalam dari apa yang disebutnya dalam bacaan kedua dalam surat kepada umat di Roma (Rm. 8:14-17), sebagai ”anak-anak Allah.” Sebagai anak-anak Allah, didalam dirinya, Allah hidup dan Allah sendiri memakainya sebagai utusan-Nya di tengah dunia.

Bie Lie ngobrol bersama pengurus Kopdit Obor Mas Maumere Flores
Sebagai utusan-Nya, Kitab Ulangan (4: 32—34, 39—40) memberikan kekuatan bagi kita bahwa orang beriman perlu menyadari dan memahami dirinya kapan dan dimanapun ia ada Allah adalah pimpinan-Nya. Allah hidup didalam dirinya, dalam untung dan malang, dalam suka dan duka. Karena itu, entah  dalam kecemasan atau dalam kegembiraan, Allah adalah Allah yang hidup, yang mendorong umat-Nya untuk tetap hidup dalam persatuan dengan Allah Tritunggal Mahakudus. Allah yang telah hidup dalam diri kita – komuni suci yang kita terima, menyertai dan hadir nyata dalam kehidupan nyata kita setiap hari. Communio dengan Allah, nyata dalam communio dengan sesama. Makna communio ini dinyatakan secara real dalam hidup kemasyarakatan kita. Dengan begitu, kita melakukan perinta Yesus, ”Itae Misa Est.” ***

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi pribadi atas Tulisan Bambang Harsono tentang doa Singkat THS-THM

AsIPA-PIPA dan KBG-SHARING INJIL

Tinjauan Komunitas Basis Gerejawi Menurut Dokumen Resmi Gereja Katolik