"KITA DIPANGGIL SEPERTI AMOS"
Pernahkah kita
menyadari diri sebagai orang yang terpanggil, untuk menjadi seorang nabi? Lalu
ingatkah kita, kapan dan dimana, kita dipanggil Tuhan untuk tugas seorang
nabi?Adalah Amos, dia seorang pemungut buah ara hutan. Bukan
hanya itu, dia juga seorang peternak domba. Dia berasal dari Tekoa (1:1). Latar
belakang hidupnya seperti ini, Amos tetap menyadari hidupnya sebagai seorang nabi.
Seorang yang ditugaskan Tuhan untuk mewartakan kebenaran dan keadilan Allah di
Kerajaan Israel yang waktu itu dalam situasi sosial yang kacau balau.
Rupanya
pewartaannya, menjadi kontroversial dengan para imam di Betel, yang mengangap
Amos sebagai seorang nabi bayaran. Karena itu kehadiran Amos menjadi saingan
bagi mereka. Sehingga tidak heran, Amos pun diusir dari Israel untuk pergi ke
Yehuda. ”Pelihat, pergilah, enyahlah ke tanah Yehuda. Carilah makananmu di sana
...”(7:12). Nabi, dianggap melawan tatanan sosial yang sudah ada. Dianggap
merusak situasi yang sudah baku.
Kehadiran Amos,
membuka ruang bagi hadirnya kebenaran dan keadilan. Kehadiran Amos, mau
memberikan terang Sabda Allah bagi Raja Yerobeam yang tengah hidup dalam
kemewahan.
Kehadiran Amos,
menyadari kita bahwa sesulit apapun dalam hidup setiap hari, nilai keadilan dan
kebenaran, tidak dapat direduksi dengan nilai-nilai ekonomis. Keadilan dan
kebenaran adalah keutamaan secara sosial dan edukasi dalam mewujudkan
perdamaian yang beradab.
Nilai-nilai ini pun
diperjuangkan oleh Rasul Paulus dalam bacaan kedua. Bahwa kebenaran dan
keadilan hadir saat ini jika orang harus bertobat, memberi pengampunan terhadap
setiap orang yang bersalah, berdosa. Dan membuka ruang hati kita untuk penerima
masukan dari Yesus, sehingga karya perutusan-Nya menjadi tidak sia-sia. ***
Komentar