DUDUK...
Duduk... apa itu?
Duduk, meletakkan ”kedudukan” kita di atas sebuah tempat yang datar seperti
kursi, bangku, atau tempat lain yang datar yang menjadi tempat untuk duduk.
Duduk... adalah
sebuah sikap bertahan, berkanjang terhadap suatu prinsip. Duduk...adalah posisi
tubuh kita, bisa mendengarkan suatu ajaran atau kotbah atau wejangan dari
seseorang. Duduk adalah penyerahan diri seutuh kepada pribadi yang sedang
mengadakan sesuatu.
Temu Fasilitator waktu luang Sinode II |
Kebertahanan dalam iman menandakan bahwa kita telah menjadi pengikut
Kristus, tegas Paulus kepada umat di Efesus (Ef. 4: 17, 20—24).
Kebertahanan adalah suatu sikap teguh dalam duduk. Kebertahanan, sikap komit.
Mau merasakan kekuatan Allah.
Dan lebih bernilai
lagi, ketika kebertahanan itu terungkap dalam mujizat, 5 roti dan 2 potong
ikan, yang membuat banyak orang menjadi kuat. Bertahan duduk, seperti yang
diminta Yesus dalam Injil Yohanes (Yoh. 6: 24—35), menegaskan, mau
mengalami rahmat Allah. Rahmat Allah yang turun dari surga untuk umat-Nya,
sehingga semua orang yang hadir menjadi satu saudara-saudari, satu Gereja yang
teguh dalam beriman.
Terkadang, kita pun
tidak bertahan untuk ”duduk”. Kita ingin cepat-cepat. Yesus mengajak kita untuk
tetap duduk, dan teguh dalam iman, agar kita mengalami rahmat Allah. Mujizat
dalam hidup. ***
Komentar