EFATA: TERBUKALAH...
Pastoran Stasi Air Sena Paroki Tanjungpinang |
Dalam Lukas 11:20 bdk. Matius
12:28, terdapat kalimat Yesus yang mengagumkan soal jawaban-Nya terhadap
tuduhan orang Farisi ketika Yesus mengajar dan membuat mukjizat. Kalimatnya
demikian: ”Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya
Kerajaan Allah sudah datang kepadamu.”
Kalimat yang diucapkan Yesus di atas sinkron dengan kalimat yang ada
didalam bacaan pertama yang diambil dari Kitab Yesaya (Yes. 35: 4—7a). Bahwa
keselamatan itu terjadi jika Allah hadir didalam peristiwa dunia. Tanda-tandanya ialah orang lumpuh berjalan, orang buta melihat, orang tuli
mendengar... Tindakkan nyata dialami oleh manusia, selamat dari suatu peristiwa.
Tanda-tanda yang diberikan Yesaya, tertuju pada pribadi Yesus. Kehadiran-Nya menandakan bahwa Allah yang diimani itu hadir dan berada
didalam peristiwa hidup manusia. Karena itu, manusia yang beriman seperti yang
dikisahkan Yakobus (Yak. 2: 1—5) dalam bacaan kedua hendaknya tidak boleh takut
dengan apa yang sudah dimiliki didalam dirinya yaitu iman itu sendiri. Iman
membantu kita untuk hidup bersama walaupun berasal dari berbegai latar belakang
hidup. Iman mempersatukan kita semua dalam satu kawanan Kristus
yaitu Gereja.
Iman, sejatinya
mengundang kita untuk ”efata”, terbukalah dengan diri sendiri dan dengan Allah (Mrk.
7: 31—37) yang senantiasa hadir dan berada menyertai Gereja-Nya. Dengan
iman, kita membuka diri, untuk bermisi.
Dalam kehidupan
nyata kita, sesering mungkin kita lupa akan hal ini, iman kita. Kita menjadi
tuli, tuli terhadap jeritan sesama kita yang meminta pertolongan dan tuli
terhadap sapaan/undangan Yesus untuk bersama Dia. Kini, saat-Nya Yesus hadir
dan menyapa kita ”terbukalah...” kepada sesama dan kepada Allah. Dengan kita
membuka hati, kita mampu mengaamalkan iman kita, dalam kata dan perbuatan. ***
Komentar