LAKUKAN DENGAN SETIA...

Bersama anak TK berdoa di depan altar
Kitab Suci adalah Allah yang menjelmah dalam Sabda, dan Sabda itu telah hidup dalam diri Yesus, wahyu Allah yang hidup. Maka ketika kita membaca dan mendengarkan Sabda Allah, sebenarnya Allah yang hidup dalam diri Yesus yang sedang bersabda dan mengajarkan kepada kita ajaran-Nya.

Dengan kita membaca, merenungkan, menghayati dan melaksanakan Sabda Allah, Kitab Ulangan (4:1 - 2, 6 – 8) memuji kita sebagai orang yang memelihara Hukum Allah. Kita adalah orang yang meneruskan Sabda Allah itu dalam hidup.

Sepadan dengan Kitab Ulangan, Rasul Yakobus (1:17-18,21b-22,27) pun menekankan makna terdalam dari membaca Kitab Suci. Kita tidak hanya membaca, tetapi hendaklah menjadi pelaku firman Allah. Jika kita hanya sebatas membaca tanpa merenung, menghayati dan melaksanakan firman Allah, kita adalah penipu. Disini, Rasul Yakobus meminta kita, bukan hanya mengajar tetapi teladan hidup,  jauh  lebih  bernilai  bila disandingkan dengan hanya membaca atau pengajar. Dengan kita melakukan Sabda Allah dengan setia dalam tindakan kita, kita adalah murid-Nya.

Mendengar keluh-kesah Lanzia
Injil Markus menyebut kelompok Farisi dan ahli Taurat sebagai contoh pelaku yang tidak melaksanakan Sabda Allah walaupun mereka sendiri penjaga Hukum Taurat. Karena itu Farisi dan ahli Taurat bukan pelaku sabda tetapi pemonitoring yang berhati busuk, yaitu selalu mencari titik cela untuk menghina orang. 

Di zaman ipad ini, banyak sekali orang katolik yang begitu sibuk bekerja lupa akan sesuatu hal yang dibutuhkan dalam hidup, yaitu Kristus yang hidup dan menyertainya. Ini saja susah, apalagi membaca dan seterusnya menjadi pelaku firman Allah. Bisa saja menjatuhkan dan memilih bersikap seperti Farisi dan ahli Taurat modern.

Dengan mengutip nabi Yesaya, Markus mau menegaskan kepada para pengikut Yesus, bahwa percuma bila beribadah dengan mengikuti peraturan yang detail tetapi tidak melakukan hukum Allah itu dalam tindakan nyata. Maka Markus mau menegaskan bahwa teladan hidup itu amat penting bila hanya membaca dan mengajar dengan kata-kata. Aksi nyata, jauh lebih penting. Bukan hanya dengan bibir saja kita mengumandangkan pujian kepada Kristus tetapi lebih jauh dari itu, dengan teladan yang nyata. Tanpa itu pengikut Yesus hanyalah pengajar yang penipu, kata Yakobus. ***

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi pribadi atas Tulisan Bambang Harsono tentang doa Singkat THS-THM

AsIPA-PIPA dan KBG-SHARING INJIL

Tinjauan Komunitas Basis Gerejawi Menurut Dokumen Resmi Gereja Katolik