Pilihlah Yang Terpenting Dalam Hidup Ini
(refleksi
hidup hari ini)
Teks Kitab Suci
25"Karena
itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak
kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang
hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh
itu lebih penting dari pada pakaian? 26Pandanglah burung-burung di langit, yang
tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung,
namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi
burung-burung itu? 27Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat
menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?
28Dan
mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang
tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, 29namun Aku berkata kepadamu: Salomo
dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga
itu. 30Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada
dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu,
hai orang yang kurang percaya? 31Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata:
Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami
pakai?
32Semua
itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di
sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. 33Tetapi carilah dahulu
Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. 34Sebab
itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai
kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."
Penjelasan Teks Kitab Suci dan
Relevansinya Untuk Hidup kita:
Teks
Kitab Suci hari ini dikisahkan oleh Penginjil Matius dengan amat menarik. Amat
menarik karena Yesus berbicara soal hidup yang menyentuh kebutuhan pribadi
seseorang. Apa kebutuhan pribadi seseorang itu? Perhatikan pada ayat 25. Bahwa
disana Yesus membicarakan soal makan-minum dan pakaian. Makan minum menyangkut
kebutuhan lahiriah supaya tubuh kita tidak merasa lapar dan haus secara
alamiah. Selain itu diayat yang sama ini, Yesus pun berbicara soal pakaian yang
dipakai untuk menutup tubuh. Ada korelasi antara tubuh dan pakaian. Relasi erat
itu menyangkut, tubuh kita yang semakin besar dan subur oleh karena makanan dan
minuman perlu ditutupi dengan pakaian agar tidak dianggap pornografi. Tidak
dianggap tidak sopan santun. Kalau tidak ditutupi, akan memunculkan persoalan
baru. Persoalan menyangkut pelanggaran tatakrama hidup sebagai makhluk sosial.
Karena
tuntutan menyangkut hal ini, orang lalu ribut-bersungut-sungut tentang mana
yang lebih penting. Kepentingan atau kebutuhan hidup lalu bergeser. Pergeseran nilai
hidup inilah yang mengundang Yesus untuk angkat bicara dengan meminta tiap-tiap
orang melihat, memahami, dan merefleksikan lebih dalam soal pilihan hidup mana
yang lebih diutamakan dalam hidup ini.
Yesus
mengundang para pendengar-Nya dengan membuat perbandingan. Perbandingan yang
diangkat Yesus pun, secara alamiah yang ada disekitar kita. Itu artinya Yesus
mau supaya kita manusia pun perlu mempelajari apa yang diberikan Allah melalui
alam ciptaan-Nya. Terlihat sangat lucu bahwa manusia yang berakal budi, diminta
Yesus untuk belajar dari burung-burung, yang tidak berakal. Sebuah kritikan besar
Yesus untuk manusia. Bahwa sebetulnya, tidak perlu kuatir akan hidup soal makan
dan minum. Manusia dengan akal budi yang diberikan Allah harus jauh lebih
hebat: hebat dalam pengaturan hidup, hebat dalam membuat pilihan yang lebih
penting, dan hebat dalam pengelolaan ekonomi hidup yang ada; yang dimiliki
manusia.
Untuk
melihat, memahami dan merefleksikan soal pengutamaan kebutuhan makan-minum,
Yesus memberi contoh tentang burung-burung di langit (ayat 26-27). Bahwa
burung-burung itu, tidak bekerja tetapi justru bisa hidup. Hidup burung-burung
ternyata disediakan juga oleh Allah. Bahkan burung-burung pun tidak banyak
memikirkan hal soal makan dan minum, tetapi dengan cara mereka, mereka bisa hidup.
Mereka terbang kesana kemari, dan hinggap. Mereka lalu dipelajari oleh manusia
modern sehingga menghasilkan ‘burung-burung besi.’ Ha..., ternyata berguna juga
iya burung-burung ini.
Hal
yang sama soal makan minum, Yesus pun menekankan soal pakaian (ayat . 28-31). Jelas
bahwa Yesus tidak meminta bahwa manusia harus berpakaian yang mewah dan yang
berkualitas tinggi. Karena apa? Karena Yesus lebih menekankan kekudusan dan
kesucian tubuh manusia. Mengapa? Karena didalam tubuh manusia itu ‘kemah Allah’.
Allah yang sedang bekerja-mendorong manusia untuk lebih hidup, hidup yang
mengutamakan diri-Nya sendiri, bukan soal makan minum dan pakaian. Maka tidak
heran, Yesus meminta kita manusia untuk belajar dari bunga bakung. Juga belajar
dari kemewahan Salomo tidak tertandingkan dengan keindahan dan keelokan bunga
bakung di ladang.
Setiap
perbandingan yang diangkat Yesus, selalu diakhiri dengan pertanyaan untuk para
pendengarnya. Mana yang lebih diutamakan, makan-minum atau hidup, pakaian atau
tubuh manusia? Pertanyaan ini sudah jelas bahwa Yesus meminta kita memilih soal
hidup dan tubuh. Bahwa hidup itu perlu dimaknai secara luas, bukan hanya
berjuang untuk mendapatkan makan-minum dan pakaian. Bahwa hidup itu adalah
proses. Proses untuk sampai pada persekutuan dengan Allah dalam Yesus. Bukan
hidup itu proses hanya sampai pada makan-minum dan berpakaian saja.
Memang
hidup itu adalah sebuah pencarian. Pencarian hanya untuk mencapai makan minum
dan pakian adalah hidup bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah (ayat 31).
Mereka lupa bahwa apa yang dibutuhkan itu telah disediakan oleh Allah. Tinggal
bagaimana manusia yang memiliki akal budi itu mengatur, mentana, mengola, dan
mengendalikan diri atas segala kepentingan atau kebutuhan tambahan dalam hidup
ini. Bisa jadi bukan mereka lupa, tetapi mereka tidak mengenal Allah, karena
makan minum dan pakaian adalah ‘topeng’ yang menutup mata mereka untuk melihat
dan berjumpa dengan Allah.
Bagi
orang yang memaknai hidup dengan mengutamakan hidup sebagai perjuangan dan
pencarian makna hidup hingga ber-communio dengan Allah dan memaknai tubuh
sebagai ‘kemah Allah’ yang hidup dari tubuh dan darah Kristus, boleh mengutama
Kerajaan Allah. Karena mengutamakan Kerajaan Allah (ayat 33-34), Allah dengan
tidak henti-hentinya senantiasa menyertai, membimbing dan menuntun kita untuk
kuat dan sehat dalam bekerja dan menjadikan kita berkat bagi sesama kita (Mat. 1:23;
18: 20; 28: 20). Karena itu, jangan kuatir soal makan-minum dan pakaian, tetapi
gunakan hidup sebagai baiknya untuk merawat tubuh, karena tubuh adalah ‘kemah
Allah’, ‘kemah rohani’ yang melaluinya kita manusia mencapai hidup sempurna
dalam Yesus. ***
Komentar