'Batu Hitam' Dari Sawah Lunto Sumatera Barat
'Batu Hitam' Disimpan Dalam Kotak |
Disebut
‘Batu Hitam’ sebetulnya bukan berasal dari batu. Menurut cerita salah satu
keluarga yang tinggal di Paroki St. Barbara Sawah Lunto, ‘Batu Hitam’ itu
berasal dari tulang sapi, dengan proses pembakaran yang cukup memakan waktu
selama empat hari.
Proses pembakaran
Tulang
sapi dicampur dengan batu-batu dan serbuk-serbuk kayu, kemudian diletakan
diatas tanah, lalu ditutup dengan pasir. Diatas pasir ditumpuk kayu-kayu
kemudian dibakar. Proses pembakaran demikian terjadi selama empat hari.
Setelah
empat hari, tulang sapi yang sudah terbakar yang dalam bentuk arang hitam,
digergaji dalam berbagai bentu, misalnya berbentuk segi empat, dan lain-lain,
dalam ukuran kecil. Potongan-potongan kecil itu kemudian diambil dan disimpan
didalam sebuah kotak untuk dijualkan kepada publik.
Mengapa dijual?
Rupanya
‘Batu Hitam’ ini memiliki khasiat yang cukup ampuh. Menurut kisah salah satu keluarga
yang dijumpai di Pastoran Sawah Lunto (13/11/14) yang lalu mengatakan bahwa ‘Batu
Hitam’ ini berkhasiat untuk menyembuhkan bagi korban gigitan ular berbisa atau
gigitan hewan lain yang berbisa. Juga termasuk orang-orang yang menginjak paku
atau duri-duri yang dapat menyebabkan tetanus. Bahkan keluarga itu menegaskan
bahwa tidak hanya binatang berbisa, tetapi kena pisau atau parang pun bisa
menyembuhkan, bekas-bekas terkena pisau atau parang pun dapat hilang. Tutur
keluarga tersebut sambil menunjukkan jati tangannya yang pernah disembuhkan
akibat kena pisau dapur.
Binatang Berbisa yang disembuhkan Batu Hitam |
Cara Pemakaiannya
Bisa
terkenal pisau atau parang, luka yang keluar darah itu langsung ditempelkan
dengan ‘Batu Hitam’ tersebut. Batu Hitam itu akan mengisap racun atau kotoran
yang mengakibatkan infeksi untuk keluar dari tubuh kita. Untuk gigitan ular
atau binatang berbisa, dibantu dengan menggoreskan bekas gigitan sedikit dengan
kuku supaya ada luka yang mengeluarkan darah. Bekas goresan yang mengeluarkan
darah itu, ditempelkan dengan ‘Batu Hitam’ tersebut sehingga ‘Batu Hitam’ akan
meneltralkan atau mengisapkan keluar racun-racun gigitan binatang berbisa
hingga Batu Hitam terlepas sendiri. Dijamin akan sembuh dari gigitan ular
berbisa atau binatang berbisa.
Cara Merawat ‘Batu Hitam’
Supaya
‘Batu Hitam’ yang sudah dibeli itu tidak pecah dan retak, ‘Batu Hitam’ disimpan
didalam sebuah kantong kain atau plastik yang sudah diisi serbuk kayu atau
serbuk lainnya. Fungsi serbuk kayu atau serbuk lainnya ini adalah menahan ‘Batu
Hitam’ agar ketika kena benturan barang lain, ‘Batu Hitam’ tidak pecah atau
retak.
Ketika
sudah dipakai untuk mengobati korban gigitan ular atau binatang berbisa atau
kena pisau atau parang, ambil ‘Batu Hitam’ tersebut lalu direbuskan kembali
dengan air hingga titik didih yang paling maksimal. Sambil ‘Batu Hitam’ direbus,
kita menyediahkan sebuah wadah yang berisi air susu asli (ASI, atau susu sapi,
dll). Didalam wadah yang terisi susu tadi, kita memasukan ‘Batu Hitam’.
Jual Beli Batu Hitam |
Rendamkan
‘Batu Hitam’ lebih kurang satu jam, lalu mengangkatnya dan langsung disampan
dalam tempat penyimpanan yang aman, dalam sebuah kotak atau kantong yang berisi
serbuk tadi. Ingat, ‘Batu Hitam’ yang sudah direbuskan dan dibersihkan racun
dengan susu asli tadi, tidak boleh terkena sinar matahari. Menurut B. Karyadi,
salah satu Panitia Pertemuan KomKat seregio Sumatera, jika terkena sinar
matahari, bisa-bisa khasiatnya hilang.
Kini
‘Batu Hitam’ dari Sawah Lunto ini sudah terkenal sampai di Kalimantan. Karena
dari Kalimantan, ada banyak yang memisannya dan bisa dikirim melalui jasa
pengiriman, yang terpenting, alamat tujuan pengiriman diberikan dengan jelas. ‘Batu
Hitam’ di Sawah Lunto, merupakan hasil karya RP. Feraro, SX yang kini bertugas
di Kalimantan. Harga sekeping ‘Batu Hitam’ sebesar lima puluh ribu rupiah. Yang
membutuhkan dapat pesan melalui alamat: Pastoran Katolik Sawah Lunto, Jl. Yos
Sudarso 45, Sawah Lunto 27411, Sumatera Barat. Ditunggu ya, pasti sampai
tujuan, jika dipesan dengan harga terserah tadi.***
Komentar