Beriman kepada Yesus, orang Nazaret atau Yesus, Anak Daud atau Yesus, Tuhan?
Bahan Bacaan Lukas 18:
35-43
35Waktu Yesus hampir tiba di Yerikho, ada seorang buta yang
duduk di pinggir jalan dan mengemis. 36Waktu orang itu mendengar
orang banyak lewat, ia bertanya: "Apa itu?" 37Kata orang kepadanya:
"Yesus orang Nazaret lewat." 38Lalu ia berseru:
"Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" 39Maka mereka, yang
berjalan di depan, menegor dia supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru:
"Anak Daud, kasihanilah aku!"
40Lalu Yesus berhenti dan menyuruh membawa orang itu
kepada-Nya. Dan ketika ia telah berada di dekat-Nya, Yesus bertanya kepadanya: 41"Apa
yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Jawab orang itu:
"Tuhan, supaya aku dapat melihat!" 42Lalu kata Yesus
kepadanya: "Melihatlah engkau, imanmu telah menyelamatkan engkau!" 43Dan
seketika itu juga melihatlah ia, lalu mengikuti Dia sambil memuliakan Allah.
Seluruh rakyat melihat hal itu dan memuji-muji Allah.
Teks Paralel dengan
Kisah Lukas
Injil Matius 20: 29-34: 29Dan ketika
Yesus dan murid-murid-Nya keluar dari Yerikho, orang banyak berbondong-bondong
mengikuti Dia. 30Ada dua orang buta yang duduk di pinggir jalan
mendengar, bahwa Yesus lewat, lalu mereka berseru: "Tuhan, Anak Daud,
kasihanilah kami!" 31Tetapi orang banyak itu menegor mereka
supaya mereka diam. Namun mereka makin keras berseru, katanya: "Tuhan,
Anak Daud, kasihanilah kami!" 32Lalu Yesus berhenti dan
memanggil mereka. Ia berkata: "Apa yang kamu kehendaki supaya Aku perbuat
bagimu?" 33Jawab mereka: "Tuhan, supaya mata kami dapat
melihat." 34Maka tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan,
lalu Ia menjamah mata mereka dan seketika itu juga mereka melihat lalu
mengikuti Dia.
Injil Markus 10: 46-52: 46Lalu tibalah Yesus dan
murid-murid-Nya di Yerikho. Dan ketika Yesus keluar dari Yerikho, bersama-sama
dengan murid-murid-Nya dan orang banyak yang berbondong-bondong, ada seorang
pengemis yang buta, bernama Bartimeus, anak Timeus, duduk di pinggir jalan. 47Ketika
didengarnya, bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru:
"Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" 48Banyak orang
menegornya supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: "Anak Daud,
kasihanilah aku!" 49Lalu Yesus berhenti dan berkata:
"Panggillah dia!" Mereka memanggil orang buta itu dan berkata
kepadanya: "Kuatkan hatimu, berdirilah, Ia memanggil engkau." 50Lalu
ia menanggalkan jubahnya, ia segera berdiri dan pergi mendapatkan Yesus. 51Tanya
Yesus kepadanya: "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?"
Jawab orang buta itu: "Rabuni, supaya aku dapat melihat!" 52Lalu
kata Yesus kepadanya: "Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!"
Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.
Teori Membaca Ketiga
Teks Injil Dengan Ber-Fokus Pada Teks Injil Lukas
Membaca
teks Kitab Suci, seperti seorang anak kecil yang baru mulai belajar membaca.
Apa bayangan kita jika cara membacanya seperti seorang anak kecil, yang baru
belajar membaca sebuah huruf atau kata? Rasanya sangat sulit bagi kita yang
sudah lancar membawa. Karena cara membaca yang demikian ini yaitu seperti
seorang anak kecil yang baru belajar membaca, hanya untuk membuang waktu saja.
Tetapi, mengapa menjadi tuntutan untuk membaca dalam teks Kitab Suci? Hemat
saya, ada dua alasan yang mendasar. Pertama, membaca seperti seorang
anak kecil yang baru belajar membaca, mengandaikan bahwa dalam diri seorang
anak kecil tersebut memiliki keingintahuan yang cukup besar. Karena keingintahuan
cukup besar, ia giat dan berusaha untuk membaca selanjutnya walaupun beberapa
kali terus menerus mengulangi pada kata atau huruf yang sudah dibacanya. Bagi
kita yang sudah terbiasa lancar membaca, sangat lemah dalam soal ini:
keingintahuan. Karena dimohon mengulangi kembali teks yang sama, langsung down
dan berkomentar mengapa harus mengulang lagi membaca? Saya kan sudah lancar
membaca dan sudah tahu semua? Dan lain-lain komentarnya. Kedua, Visi dari membaca
teks Kitab Suci seperti seorang anak kecil yang baru belajar membaca ialah
‘tidak hanya tahu membaca tetapi lebih dari itu ia memahami huruf demi huruf
dan kata demi kata, bahkan paham apa yang disampaikan dalam satu kalimat’.
Beranikah kita mau membaca dengan cara seperti ini?
Membaca
sambil lalu keseluruhan dengan penuh kesadaran diri. Tingkat membaca seperti
ini, adalah membaca bagi seseorang yang sudah mahir. Namun, sering muncul
kelemahannya, yaitu tidak menyadari bahwa teks yang dibacakannya adalah sebuah
alur cerita. Baca begitu saja hingga akhir, tetapi apa isi atau bagaimana
cerita atau kisah itu, ia tidak tahu. Membaca sambil lalu keseluruhan teks
dengan penuh kesadaran disini, dimaksudkan untuk mengetahui alur kisah, dan
menangkap apa yang terjadi dalam kisah tersebut. Sehingga diakhir membaca,
seseorang dapat menangkap isi kisah dan mau membagikan kisah itu kepada orang
lain. Jadi visi membaca pada tahap ini, seseorang menangkap alur kisah dan
mengetahui isi kisah dengan baik.
Membaca
sekali lagi, dengan menampilkan naluri reflektif. Membaca tingkat tinggi,
dengan konsen fulltimer. Keingintahuannya untuk menangkap maksud teks dibalik
teks. Pernah dengar sebuah peribahasa ini kan: ‘Ada udang dibalik batu’. Visi
dari membaca disini ialah membaca adalah mengamati ‘tumpukan batu’, lalu ada
action memongkar ‘tumpukan batu’ dan menemukan ‘udang’ yang ada di dalam
tumpukkan batu tersebut. Seperti juga dalam membaca sebuah teks kisah Kitab
Suci, membaca adalah mengamati alur teks, lalu berusaha (action) memahami apa
isi teks kemudian membuat refleksi atas makna dibalik teks tersebut. Dengan
itu, kita tidak hanya membaca teks tetapi membacakan teks tersebut.
Penerapan Atas Teori
Membaca Ketiga Teks Kitab Suci Di Atas
Ayat
|
Perbandingan
|
Sinoptik
|
||
Matius
|
Markus
|
Lukas
|
||
29: Yesus dan para murid-Nya
keluar dari Yerikho, banyak orang mengikuti Dia.
|
46: Yesus dan para
murid-Nya tiba di Yerikho. Lalu keluar dari Yerikho bersama para murid-Nya
dan orang banyak yang datang kepada-Nya. Ada seorang pengemis yang buta,
namanya Bertimeus, anak Timeus yang duduk di pinggir jalan.
|
35: Yesus hampir tiba di
Yerikho, ada seorang buta duduk di pinggir jalan dan mengemis.
|
Mat dan Mrk menyebut
dengan jelas Yesus dan para murid-Nya ada di Yerikho. Sedangkan Luk menyebut
hanya Yesus saja. Perjumpaan dengan si buta, Luk memberikan informasi bahwa
sebelum Yesus tiba di Yerikho, sedang Mat dan Mrk memberikan keterangan bahwa
setelah Yesus dan rombongan-Nya keluar dari Yerikho.
|
Mat tidak menyebut si
buta, tetapi akan muncul pada ayat berikutnya. Mrk menyebut si buta dengan
identitas yang jelas: seorang pengemis yang buta, anak Timeus, duduk di
pinggir jalan. Luk menyebut seorang si buta pengemis duduk di pinggir jalan.
|
30: Ada dua orang buta
duduk di pinggir jalan mendengar bahwa Yesus lewat, lalu mereka berteriak: Tuhan,
Anak Daud, kasihanilah kami!’
|
47: Si buta itu tahu
bahwa itu Yesus orang Nazaret yang lewat, ia pun berteriak: ‘Yesus, Anak
Daud, kasihanilah aku!’
|
36: Orang buta yang duduk
di pinggir jalan, mendengar banyak orang lewat, dan ia bertanya kepada orang
banyak yang lewat: Apa itu?
|
Mat sebut dua orang buta,
berbeda dengan Mrk dan Luk hanya menyebut seorang buta. Mrk dan Mat menyebut
si buta tahu yang lewat itu Yesus. Sedangkan Luk memberikan info bahwa si
buta belum tahu siapa yang lewat, ia tahu dari banyak orang. Mat dan Mrk
menyebut si buta yang sudah tahu bahwa yang lewat itu Yesus, ia berteriak
meminta bantuan supaya ia disembuhkan: Mat: Tuhan, Anak Daud, kasihanilah
kami, sedang Mrk: Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!’ Sedangkan Luk,
menginfokan si buta yang belum tahu Yesus bertanya kepada banyak orang, apa
itu?
|
Posisi
orang buta itu duduk di pinggir jalan, mengemis.
|
31: Orang banyak itu
menegur mereka supaya diam. Tetapi mereka semakin keras berteriak: Tuhan,
Anak Daud, kasihanilah kami!’
|
48:
Banyak orang menegur dia agar diam, tetapi justru semakin keras si buta
berteriak: Anak Daud, kasihanilah aku!"
|
37: Jawab orang banyak: Yesus
orang Nazaret lewat.
|
Mat
dan Luk memberikan keterangan bahwa orang banyak yang mendengar teriakan si
buta, menegur si buta supaya diam. Tetapi justru si buta semakin berteriak
keras. Sedangkan Luk menginfokan bahwa respons banyak orang dengan menyebut
yang lewat itu Yesus orang Nazaret.
|
Respons
banyak orang yang mengikuti Yesus. Mat dan Mrk, memberikan info respons banyak
orang bernada negatif: melarang si buta. Sedangkan Luk memberikan info
respons banyak orang secara positif, memberi info kepada si buta bahwa itu
Yesus.
|
32: Yesus berhenti dan
memanggil mereka. Yesus bertanya: Apa yang Kuperbuat bagi kamu?
|
49:
Yesus berhenti lalu meminta, panggil si buta itu. Mereka pun memanggil dan
mengatakan kepada si buta: kuatkalah hatimu, berdirilah, Yesus memanggilmu.
|
38: Orang buta yang duduk
di pinggir jalan itu berteriak: ‘Yesus, Anak Daud, kasihanilah
aku!’
|
Mat
dan Mrk memberikan keterangan bahwa Yesus berhenti karena memdengar teriakan
si buta. Sedangkan Luk melukiskan teriakan si buta. Mat menyampaikan bahwa
Yesus memanggil si buta dan bertanya apa yang dikehendaki si buta dari Yesus,
sedang Mrk melukiskan bahwa Yesuslah meminta orang (para murid atau orang
banyak) memanggil si buta. Keterangan lain dari Mrk bahwa yang memanggil si
buta itu memberikan nasihat kepada si buta.
|
Mat,
Mrk dan Luk memberikan info bahwa Yesus merespons suara si buta.
|
33: Jawab mereka, Tuhan
agar mata kami dapat melihat.
|
50:
Respons si buta kepada orang yang memanggilnya: ia menanggalkan jubahnya, ia
segera berdiri dan pergi menjumpai Yesus.
|
39: Orang banyak yang
lewat, yang berada di depan menegor dan melarang si buta supaya jangan
berteriak, tetapi diam. Namun, malah si buta itu semakin keras berteriak: ‘Yesus
Anak Daud, kasihanilah aku!’
|
Mat
memberikan keterangan bahwa si buta memberikan jawaban berdasarkan keinginan
yang dibutuhkan saat itu. Mrk memberikan info bahwa si buta menanggapi apa
yang dinasihati oleh orang yang meminta dia untuk menjumpai Yesus. Luk
memberikan info bahwa orang banyak menegur si buta supaya diam, larangan itu
justru si buta tambah berani berteriak kepada Yesus.
|
Respons:
Mat: dari si buta, Mrk: dari orang yang diminta Yesus memanggil si buta, Luk:
dari orang banyak yang menegur Yesus.
|
34: Yesus mendengar
permohonan mereka, Yesus tergerak hati-Nya, karena belas kasihan, lalu
menjamah mata mereka, saat itu juga mereka melihat lalu mengikuti Yesus.
|
51: Tanya Yesus kepada si
buta: apa yang dikehendaki agar Yesus perbuat bagi si buta. Jawab si buta:
Rabuni, supaya aku dapat melihat.
|
40: Yesus berhenti dan
menyuruh banyak orang itu membawa si buta kepada Yesus. Tetapi ketika hampir
mendekati Yesus, Yesus bertanya kepada si buta.
|
Mat
memberikan keterangan bahwa Yesus mendengar permohonan si buta, Yesus
tergerak hati karena belas kasihan, karena itu Yesus menyembuhkan mereka
dengan menjamah. Saat sembuh si buta mengikuti Yesus. Mrk menginfokan bahwa respons
si buta ketika Yesus bertanya soal apa yang mereka butuhkan saat itu. Luk,
memberikan info bahwa Yesus berhenti karena mendengar teriakan si buta. Yesus
minta banyak orang untuk panggil si buta. Si buta datang dan Yesus bertanya
apa yang si buta harapkan dari Yesus.
|
Yesus
memberikan respons kepada si buta dan banyak orang yang mengikuti Dia.
|
|
52: Yesus pun mengatakan
kepada si buta: pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau. Saat itu juga ia
melihat lalu mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.
|
41: Apa yang si buta
kehendak supaya Yesus berbuat baginya? Si Buta dengan lantang menjawab: ‘Tuhan,
agar aku dapat melihat.’
|
Mrk
memberikan keterangan bahwa si buta sembuh karena penegasan Yesus akan iman
yang dimiliki si buta, setelah sembuh si buta mengikuti Yesus.
|
Respons
Yesus terhadap si buta.
|
|
|
42: Yesus menyembuhkan si
buta dengan berkata: ‘Melihatlah engkau, karena imanmu telah menyelamatkan
engkau.’
|
Luk
memberikan info bahwa si buta dapat sembuh karena penegasan Yesus akan iman
yang dimiliki oleh si buta.
|
Yesus
menyembuhkan si buta
|
|
|
43: Si buta pun melihat
kembali, lalu mengikuti Yesus sambil memuliakan Allah. Respons banyak orang
yang melihat proses penyembuhan itu: memuji-muji Allah.
|
Luk
memberikan keterangan bahwa Si buta sembuh dan mengikuti Yesus dan memuliakan
Allah.
|
Respons
si buta: mengikuti Yesus, memuliakan Allah dan banyak orang yang mengikuti
Yesus: memuji-muji Allah.
|
Dengan
demikian teks bacaan ini disebut sinoptik karena memiliki alur cerita yang
sama, konteks cerita pun sama serta isi pewartaan yang mau disampaikan oleh
Yesus pun sama.
|
Membuat Refleksi Atas
Kisah Ketiga Bacaan Tadi
Dari
hasil baca tadi, kita menemukan banyak tema yang mau direfleksikan untuk para
pendengar kita. Tema-tema yang muncul seperti: ketulusan hati si buta, perjuangan untuk sembuh si buta, si buta
mengenal Yesus, Si buta mampu mengakui kehadiran Tuhan, Orang banyak peduli
terhadap si buta, orang banyak setia menjumpai si buta, orang banyak memuji Allah,
Yesus, Allah yang peduli dengan si sakit, Yesus, Allah yang hidup, Yesus, Allah
yang merangkul semua orang: yang sakit dan yang sehat, Beriman kepada Yesus,
orang Nazaret atau Yesus, Anak Daud atau Yesus, Tuhan, dan lain-lain.
Tema-tema
yang ada itu kemudian kita pilih salah satu yang cocok untuk kita sampaikan.
Dalam memilih tema untuk disampaikan, kita mempertimbangkan sasaran (kepada
siapa) tema itu akan kita sampaikan. Sehingga apa yang disampaikan itu
benar-benar kena sasaran dan tercapai tujuannya.
Beriman kepada Yesus,
orang Nazaret atau Yesus, Anak Daud atau Yesus, Tuhan?
Tema
ini secara spesifik muncul dalam Injil Lukas. Yesus, orang Nazaret atau Yesus,
Anak Daud atau Yesus, Tuhan adalah kata-kata yang diucapkan oleh orang banyak
dan si buta kepada Yesus. Dari kata-kata ini, kita boleh belajar pertumbuhan
iman banyak orang yang mengikuti Yesus dan si buta, yang sakit itu.
Pertama, Yesus, orang Nazaret (Luk 20: 37). Jika
kita melihat dalam peta karya Yesus, jarak Nazaret dengan Yerikho sangat
berjauhan. Walaupun jaraknya jauh, berita tentang Yesus sudah sampai kepada
orang-orang Yerikho. Namun, berita tentang Yesus yang bagaimana belum mereka
tahu secara detail. Tetapi, anehnya bahwa si buta sudah mengetahui tentang
Yesus dengan lebih baik. Ketika si buta bertanya kepada orang banyak yang
mengikuti Yesus, apa itu, orang banyak dengan spontan menjawab: itu Yesus,
orang Nazaret yang lewat! Karena itu, si buta berteriak kepada Yesus, memohon
bantuan Yesus.
Informasi
bahwa Yesus, orang Nazaret yang lewat itu yang diucapkan oleh orang banyak, membuat
si buta berpikir lebih dalam. Si buta seakan-akan mengolah dirinya untuk
menyatukan informasi yang disampaikan oleh orang banyak dengan informasi yang
pernah ia peroleh dan terrekam didalam benaknya. Maka, ucapkan si buta dan orang
banyak menjadi berbeda. Orang banyak menyebut yang lewat itu ialah Yesus, orang
Nazaret sedangkan si buta memanggil-Nya dengan Yesus, Anak Daud. Sebutan si
buta pada Lukas ayat 38: Yesus, Anak Daud mau membuka mata hati banyak orang
bahwa Yesus tidak hanya orang Nazaret, yang terpecil di sebuah dusun. Justru,
Yesus yang berasal dari Nazaret itu adalah keturunan Daud. Figur Raja Daud yang
sangat terkenal dulu, kini hidup kembali dalam diri Yesus. Kerajaan Daud, kini
diteruskan oleh Yesus. Kekuasaan Raja Daud yang mampu menyatukan semua
raja-raja dan masyarakatnya, kini diwariskan didalam diri Yesus. Kehebatan Raja
Daud dalam berperang, juga kini hadir dalam perjuangan Yesus dengan mewujudkan
Kerajaan Allah. Lebih hebat lagi ialah ketika si buta menyebut Yesus dengan
nama Anak Daud, Injil Lukas tidak memberikan respons pendalaman lebih jauh lagi
dari pengetahuan banyak orang tentang Yesus, Anak Daud. Itu sebenarnya bahwa
orang banyak itu sudah mengenal Yesus, hanya bahwa mereka tidak berani
mengatakan. Mereka juga menunggu bukti perbuatan Yesus.
Buktinya,
orang banyak justru melarang si buta agar jangan berteriak. Hemat saya larangan
orang banyak kepada si buta itu mau disampaikan supaya si buta jangan membuka
identitas Yesus secara benar. Larangan orang banyak itu ternyata tidak digubris
si buta. Justru si buta semakin keras berteriak kepada Yesus. Teriakan si buta
yang semakin keras ini, menunjukkan bahwa si buta berani untuk menyampaikan apa
adanya tentang Yesus dan apa adanya yang sedang ia butuhkan saat itu. Apa yang
mau kita pelajari dari sebutan Yesus, orang Nazaret ini? Iman kepada Yesus,
lahir dari simpatisan banyak orang Yerikho kepada Yesus, orang Nazaret itu.
Orang banyak di Yerikho memang sudah ada muncul iman kepada Yesus tetapi
imannya itu masih dilihat sebagai iman dalam ‘badai’. Mengapa, karena mereka
takut untuk mengakui Yesus. Mereka mau mengikuti Yesus untuk melihat secara
nyata, apakah informasi tentang Yesus sebelum ke Yerikho itu, benar bahwa Yesus
itu Anak Daud dan Tuhan?
Pada
tahap ini, iman orang Yerikho belum sempurna mengakui Yesus. Sedangkan iman si
buta sudah tumbuh yaitu beralih dari pengakuan Yesus, sebagai orang Nazaret
kepada Yesus, Anak Daud. Disini, kita belajar dari iman orang banyak di Yerikho
dan si buta di Yerikho. Di satu sisi, bahwa mengakui Yesus sebagai Anak Daud
bagi orang banyak di Yerikho masih tersembunyi, diam-diam, sehingga ketika si
buta dengan berani mengakui Yesus, sebagai Anak Daud, mereka melarang si buta
agar diam, jangan berteriak. Dan disisi lain, iman si buta sudah maju setahap dari
iman orang banyak di Yerikho yaitu mengakui Yesus sebagai Anak Daud. Pengakuan
si buta, membuat beriman dengan diam-diam dari orang banyak di Yerikho,
terbongkar ke permukaan. Ini dibuktikan dengan ‘orang banyak lewat mengikuti
Yesus’ pada Lukas ayat 36.
Kedua, Yesus, Anak Daud. (Luk. 38 dan 39). Yesus,
Anak Daud adalah ucapan si buta kepada Yesus yang lewat. Si buta ternyata
memahami Yesus jauh lebih dalam: Yesus memiliki kuasa yang besar, kuat, dan
terkenal seperti Raja Daud dulu. Pengakuan si buta ini terindikasi bahwa Raja
Daud dulu yang sudah meninggal itu, kini hadir dan nyata dalam diri Yesus.
Karena itu si buta pahami bahwa Raja Daud kini hidup lagi, yang bisa menjawabi
kebutuhan si buta. Ucapan ini sebanyak dua kali dalam Injil Lukas, pada ayat 38
dan ayat 39. Ucapan pertama ayat 38 oleh si buta sebagai pendalaman iman orang
banyak di Yerikho atas jawaban orang banyak, bahwa yang lewat itu Yesus, orang
Nazaret, disatu pihak. Namun, dipihak lain, jawaban si buta bahwa Yesus adalah
Anak Daud itu juga meneguhkan harapan si buta itu sendiri. Ucapan si buta yang
pertama itu diendapkan dalam hatinya, kemudian diucapkannya lagi pada ayat 39.
Kalimat
Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku, semacam sebuah doa yang diucapkan terus
menerus sehingga ucapannya itu didengar Yesus. Si buta mengucapkan terus
menerus (ayat 39) karena ucapannya itu di tengah banyak orang dan ditengah
kebisingan baik karena keributan banyak orang yang mau melihat dan mencari tahu
tentang Yesus, juga karena kebisingan oleh karena kesibukkan lalulintas di
jalan. Apalagi si buta dan banyak orang itu sedang berada di jalan dan pinggir
jalan. Apa yang mau kita belajar dari si buta dan orang banyak di Yerikho? Iman
si buta memang sudah tumbuh satu tahap lebih dulu dari orang banyak di Yerikho,
tetapi mereka saling menerima satu sama lain untuk tumbuh bersama dalam iman
kepada Yesus, Anak Daud. Sadar atau tidak, ternyata orang banyak pun belajar
beriman dari si buta. Dalam kebutaannya, terbongkar sebuah harapan si buta.
Menyata bahwa harapannya untuk keluar dari sakitnya sangat tinggi. Karena itu,
harapannya itu terus menerus didoakan dan ternyata apa yang didoakan terus
menerus itu terjawab oleh Yesus sendiri, yang kini hadir dihadapannya. Aku mau kau melihat!
Ketiga, Yesus adalah Tuhan (Luk. 41). Ini jawaban si
buta atas pertanyaan Yesus, apa yang kaukehendaki untuk Yesus berbuat baginya.
‘Tuhan, supaya aku melihat!’ Kata Tuhan disini diucapkan si buta kepada Yesus
yang ada dihadapannya. Terlihat bahwa si buta tidak ragu-ragu menyapa Yesus
dengan Tuhan. Iman si buta dihadapan Yesus begitu besar, tidak ragu dan penuh
kepastian. Iman si buta yang pasti ini menjadi kekuatan bagi dirinya, sekaligus
meyakinkan Yesus untuk berbuat sesuatu sesuai dengan permintaan si buta, Tuhan,
supaya aku melihat. Kekuatan harapan akan kesembuhan si buta mendapat balasan
penegasan dari Yesus.
‘Melihatlah engkau,
karena imanmu menyelamatkan engkau!’ Dengan penegasan ini, si buta dapat melihat.
Bayangkan saja, bertahun-tahun hidup si buta penuh kegelapan, tiba-tiba muncul
kesembuhan, ia dapat melihat terang seperti orang banyak, begitu gembiralah si
buta. Hatinya penuh dengan sukacita. Sukacitanya itu dibuktikan dengan membalas
kebaikan Tuhannya, yaitu pergi mengikuti Yesus.
Hebatnya
lagi, ketika sudah dapat melihat ia bukan memuliakan Yesus tetapi ia justru
memuliakan Allah. Terang yang diberikan Yesus, yang diakuinya Tuhan ternyata
diperdalam lagi dengan melihat Tuhan yang ada didalam diri Yesus sebagai Allah
yang meraja atas hidupnya dan segala kebaikan yang telah diterimanya. Si buta
memuliakan Yesus sebagai Allah yang hidup, sang sumber kehidupan dalam dunia
ini, membawa berkat bagi orang banyak, sehingga orang banyak pun memuji-muji
Allah. Orang banyak yang selama ini melihat, merasakan dan menikmat terang,
terbuka mata hatinya untuk melihat jauh lebih dalam lagi akan iman yang selama
ini ada padanya. Si buta tidak hanya selamat sendiri, tetapi ia juga telah
menyelamatkan orang banyak di Yerikho. Mengantar orang banyak memuji-muji
Allah.
Kesimpulan
Pertama, orang sehat ternyata hanya menyadari
imannya sebatas ‘iman’ doang. Sudah cukup saya dibaptis dan menerima sakramen-sakramen
lain. Sudah cukup datang ke gereja dan berdoa dan mengikuti perayaan ekaristi,
kalau ada waktu dan kesempatan. Toh, baptisan telah menyelamatkan saya, begitu
pembelaan diri banyak orang zaman ini. Yesus menuntut kita untuk belajarlah
dari si buta, si sakit. Dia giat dan tekun dalam menghidupkan imannya dengan
doa: Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!
Tuhan, buatlah agar aku dapat melihat! Sebuah doa yang sederhana dan
singkat, namun jika didaraskan terus menerus akan meneguhkan harapan dan
tercapailah harapan itu. Disini, si buta mengajarkan kepada kita, bagaimana
cara berdoa yang baik dan sederhana.
Kedua, Orang banyak dengan situasi yang sehat,
ternyata sebenarnya sakit. Karena, kesehatan yang dimilikinya tidak membuat dia
selamat secara rohani. Kesehatannya hanya dipakai untuk mengejar hal-hal
duniawi dan lupa akan hal-hal rohaniah. Belajar dari si buta, ternyata sakitnya
mampu mengantar orang sehat menjumpai Yesus sebagai Allah yang benar. Iman si
buta yang sakit mampu menjernihkan iman orang yang sehat.
Ketiga, Si buta walau sakit, ia mampu menerima
orang banyak yang sehat. Ia tidak hanya menerima yang sehat, tetapi mampu
menyadarkan yang sehat untuk hidup dalam hal-hal rohaniah, menjumpai Yesus dan
memuji-muji Allah adalah bagian terpenting dalam hidup ini.
Keempat, dalam belajar situasi orang banyak dan
si buta, kita boleh merefleksikan pertumbuhan iman kita. Apakah iman kita
sekarang berada pada pengakuan Yesus sebagai orang Nazaret atau Anak Daud atau
Tuhan, Allah sumber kehidupan kita?
Akhirnya,
semoga dengan cara membaca teks Kitab Suci yang baik dan benar, kita mampu
memahami, tidak hanya secara tekstual saja tetapi menerobos masuk ke dalam
liang gelap dari tekstual itu sendiri. Membaca dan membaca serta membuat
refleksi akan teks Kitab Suci, akan mengantar kita untuk menjumpai Yesus,
mengakui Yesus dan mengakui kebersamaan kita sebagai satu warga yang beriman
kepada Yesus dan sekaligus mengakui sesama sebagai sahabat akrib, ciptaan Allah
sendiri. ***
Komentar