Adven II: Ubah Arah Hidup Kepada Kristus Sebagai Pusat Hidup
Bacaan I : Yes.
40 : 1—5, 9—11
Bacaan :
2Ptr. 3 : 8—14
Bacaan Injil : Mrk. 1: 1—8Membangun kebersamaan dalam acara pesta KBG, 2007 |
Dalam ajaran
Gereja Katolik, pembaptisan yang diterima umatnya, tidak menghapus keinginan
seseorang berbuat dosa lagi. Tetapi keinginan untuk berbuat dosa lagi, melekat
pada diri seseorang, karena itu dalam perjalanan seseorang setelah baptis, akan
jatuh lagi dalam dosa. Disinilah, fungsi Tobat, sangat penting untuk memurnikan
diri kembali untuk bersatu dengan Kristus. Maka anggota Gereja Katolik, dalam
masa Adven juga sangat dianjurkan untuk kembali kepada Kristus, sebagai pusat
seluruh hidup kita dengan terlibat dalam ‘pengakuan dosa pribadi’ dihadapan
Imam, in
persona Christi atau
disebut wakil Kristus.
Seruan Yohanes
tentang tobat ini setiap tahun dalam masa adven selalu pada minggu ke-2, bukan
pada Minggu ketiga dan keempat. Hal ini dimaksudkan bahwa persiapan untuk
mengalami sukacita bersama Kristus, tidak selesai pada ‘tobat’ atau ‘pengakuan
dosa pribadi’, tetapi masih berlanjut terus dan selamanya. Sehingga Gereja
selalu mengajarkan masa adven ada empat minggu berturut-turut, begitu juga pada
masa prapaskah.
Dengan
persiapan diri yang panjang ini, sebenarnya mau mengungkapkan bahwa kita perlu
menyadari diri setiap saat dan dalam segala waktu untuk mengambil arah hidup
kepada Kristus. Karena, Dia senantiasa menyapa kita umat-Nya sepanjang hari dan
mau mengajak kita untuk tetap bersatu dengan Dia. Karena, didalam Dia kita
hidup dan bersama Dia, kita memperoleh pengampunan dosa dan hidup kekal.
Selain itu,
dalam persiapan diri yang cukup panjang ini, sebenarnya kita diberi kesempatan
untuk berbuat amal kasih kepada sesama kita yang miskin dan terlantar, kepada
sesama kita yang membutuhkan pertolongan, dan kepada saudara-saudara kita yang
dekat, dalam keluarga dan KBG. Karena dengan beramalkasih, kita menjalankan
sabda-Nya: ‘Barangsiapa melakukan kehendak Allah,
dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah Ibu-Ku’ (Mrk.
3: 35). *
Komentar