Postingan

Sikap Khawatir: Sulit Menemukan Kerajaan Allah

Khawatir, tentu akan dihadapi oleh semua orang ketika ia berada didalam dua pilihan yang sama-sama kuat, sama-sama benar dan sama-sama menguntungkan. Dan diantara kedua hal yang sama-sama benar, sama-sama kuat dan sama-sama menguntungkan ini, setiap kita dituntut untuk membuat pilihan. Tentu pilihan yang dipilih adalah pilihan yang matang. Dan ketika seseorang tidak mampu membuat pilihan diantara kedua hal tadi, dan ia mau memilih kedua-duanya, ini akan mencul sikap baru, yaitu sikap mendua. Didalam menentukan pilihan, memang tidak mudah. Namun demikian, dituntut untuk memilih satu diantara dua hal itu. Injil Matius 6:24-34 menampilkan tuntutan Yesus untuk memilih satu hal dasar dari kedua hal pokok dalam hidup seseorang. “Mengabdi kepada Allah atau mengabdi kepada mamon.” Yesus meminta kepada para pengikut-Nya, untuk mengambil sikap yang tegas. Mengabdi kepada Allah berarti seseorang mengutamakan Kerajaan Surga. Mengabdi kepada Allah berarti percaya akan penyelenggara Ba

Gereja Dibangun Diatas Dasar Para Rasul

Ketika ada yang mau belajar untuk masuk menjadi anggota Gereja Katolik, saya selalu ingat akan kalimat yang diucapkan Yesus kepada Petrus. Kalimat itu demikian. “Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini, Aku akan mendirikan jemaat-Ku, alam maut tidak akan menguasainya.” (Mat. 16:18). Refleksi Atas Sabda Yesus Ketika saya merefleksikan kalimat Yesus ini dalam keheningan, ada tiga hal yang saya temukan. Pertama, mengapa Yesus mengungkapkan kalimat ini kepada Rasul Petrus? Dalam kisah Injil Matius, diceritakan bahwa setelah Yesus dan rombongan-Nya sampai di Kaiserea Filipi, Yesus angkat bicara kepada para Rasul-Nya. Menurut kalian, siapakah Aku ini? Dan saat itu, banyak diantara mereka menyebut Yesus dengan jati diri yang berbeda-beda. Yesus dihubungan dengan para nabi dan nama nenek moyang bangsa Yahudi. Dalam situasi yang boleh dibilang, galau, si pemimpin rombongan para Rasul itu berkata kepada Yesus. “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup.” Sebuah

Photo-Photo Pra RAT Kopdit Kabari Pangkalpinang

Gambar
Rapat Anggota Tahunan (RAT) Kopdit Kabari Pangkalpinang dilaksanakan pada tanggal 2 Maret 2014 bertempat di Pangkalpinang. Sebelum RAT, Kabari pun hampir tiga tahun terakhir ini melaksanakan Pra RAT, suatu kegiatan bersama seluruh anggota sebelum pelaksanaan RAT. Kegiatan Pra RAT ini, lebih pada "melempar isu". Mengapa? Karena bukan RAT tetapi melaksanakan kegiatan untuk membangun kebersamaan dengan cara makan bersama, undian berhadiah, dan mensosialisasikan beberapa informasi seadanya sebelum RAT. Pra RAT tahun buku 2013 dilaksanakan di Green Garden, 16 Februari 2014, sekaligus merayakan 25 tahun Kopdit Kabari hadir di Pangkalpinang, 15 Februari 1989. Selamat Kopdit Kabari atas tegak berdiri selama 25 tahun. 25 Tahun sangat muda, banyak tantangan dan godaan, umur demikian rasanya seperti di tengah gelombang samudra. Anggota Pra RAT berdesakan mengikuti Registrasi, karena hujan lebat Pra RAT diikuti orangtua, kaum muda, anak-anak. Anggota dari berbangai lapisan m

Arak: Penopang Ekonomi Warga Kecil

Gambar
Saya memulai tulisan kecil ini dengan sebuah sharing pribadi tentang situasi ekonomi dalam keluarga saya. Keluarga saya adalah keluarga petani kampungan. Dari pagi hingga sore, pasti di kebun. Lahan garapan berpindah-pindah, setahun sekali. Hidup betul-betul sangat bergantung pada kebaikan dan kemurahan hati alam. Keluarga petani, dengan pekerjaan sampingan mengiris tuak-marak. Sebutan “tuak” karena rasanya asam kalau diminum. Sedang “marak” rasanya manis. Tuak akan disuling dengan teknologi sederhana menjadi ARAK. Sedangkan marak kalau dimasak menjadi “tnasu” (kalau masih kental) dan jika dipadatkan atau dikeringkan, orang bilang “gula doko”, atau bahasa krennya “gula lontar”. Semua hasil penyadapan ini, kalau tidak dipakai habis dalam kebutuhan rumah tangga, maka keluarga mencari jalan keluar untuk pergi menjualnya. Tempat penjualan yang dapat dijangkau dengan jalan kaki saat itu adalah “Pasar Oka” di Oka atau lebih dekat “Pasar Belo Bare” di Desa Sinar Hading, Kecama