Postingan

Paskah Ekuimene Bersama SMK Negeri 1 Sungailiat Kabupaten Bangka

Gambar
Hidup rukun dan toleransi umat beragama di SMK Negeri 1 Sungailiat, sangat dijunjung tinggi oleh para guru, karyawan, dan para siswa-siswi SMK Negeri 1 Sungailiat, Kabupaten Bangka, kian tampak. Pasalnya, untuk perayaan Paskah Ekuimene tahun 2014 ini, justru masuk dalam program kegiatan OSIS SMK Negeri 1 yang bersangkutan. Sekolah melalui OSIS-nya memfasilitasi kegiatan ini. Pengurus OSIS terlihat sibuk mempersiapkan ini tatkala berada di lokasi Paskah Ekuimene bersama antar siswa-siswi dan para guru kristen, di Pantai Matras, salah satu pantai yang menjadi ajang pariwisata bagi masyarakat Pulau Bangka. Keterlibatan pengurus OSIS mendukung kegiatan Paskah Ekuimene, antara lain: ketika siswa-siswi dan para guru kristen beribadah, mereka mengambil telur paskah lalu menyembunyikan di beberapa titik tempat, yang akan menjadi acara cari telur bersama antar siswa-siswi kristen. Selain itu, keterlibatan pengurus OSIS juga nampak dalam menyiapkan makanan untuk makan bersama dan mem

Paroki Sungailiat Menghayati 'Communion of Communities' Dalam Paskah Bersama Antar KBG-KBG

Gambar
Memaknai Gereja tidak hanya sebatas fisik. Diharapkan pemaknaan Gereja harus sampai pada Gereja adalah 'communio', persekutuan umat Allah yang telah dibaptis dalam Nama Bapa, Putera dan Roh Kudus. Sebagai sebuah persekutuan, Kristus adalah pusatnya. Kristus adalah fokus yang daripada-Nya umat Allah belajar tentang berpusat pada Allah, communio, dan bermisi. Belajar pada Allah berarti belajar bagaimana Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus bersekutu dan hidup sepanjang masa dalam wujudnya Cinta Kristus yang telah tanpa pamrih menebus dosa umat manusia. Sebagai sebuah persekutuan yang menghidupkan Cinta Kasih Kristus yang bangkit, Paroki Sungailiat melaksanakan aksi nyata bersama yaitu perayakan paskah bersama. Paskah bersama tahun ini (2014) bernuasa agak lain. Bahwa setiap umat yang ada di dalam KBG-KBG membangun kebersamaan dalam melaksanakan Aksi Puasa Pembangunan (APP) melalui puasa dan pantang serta mati raga. Jalan yang diambil ini sebagai ungkapan fisik umat KBG untu

Kanonisasi Paus Yohanes XXIII dan Paus Yohanes Paulus II Oleh Paus Fransiskus 27 April 2014 Di Vatikan Roma

Gambar
(Tulisan ini hanya mengenal pribadi kedua pribadi Paus)   P aus Yohanes XXIII lahir di Sotto il Monte, Italia, 25 November 1881 dengan nama aslinya Angelo Guiseppe Roncali . Paus Yohanes XXIII dipilih menjadi Paus menggantikan Paus Pius XII, 28 Oktober 1958 dalam usia 77 tahun, dan menjadi Paus dalam Gereja Katolik ke-261. Setelah menjadi Paus, ia sendiri merasa bahwa Gereja Katolik yang dipimpinnya ‘pengap’ karena itu Gereja akan menjadi lebih segar jika ‘jendela-jendela dibuka’ ungkap Paus Yohanes XXIII kepada salah seorang stafnya, pada awal 1959, ketika ia sedang membuka jendela-jendela di kamarnya. Gagasannya untuk membuka jendela-jendela, ternyata bukan hanya sebuah gagasan kosong. Dalam bimbingan Roh Kudus, bertempat di Basilika St. Paulus, 25 Januari 1959, Paus Yohanes XXIII mengumumkan akan diadakan sebuah Konsili. Maka mulailah ia membentuk komisi-komisi untuk persiapan Konsili. Setelah semua komisi menyiapkan diri dengan matang, tepat pada tanggal 11 Oktober

Fasilitator KBG Perlu Menghindari Sikap Kesombongan dan Keangkuhan Diri

Gambar
(materi pertemuan KBG, hasil 2 Tim AsIPA Paroki Sungailiat) Tujuan Pertemuan: mendorong fasilitator untuk menyiapkan diri sebelum melaksanakan tugasnya dalam pertemuan di KBG.   A.   Pembuka: 1. Fasilitator mengajak anggota KBG untuk membuka pertemuan ini dengan sebuah lagu pembuka. 2.    Fasilitator meminta salah seorang diantara anggota KBG untuk berdoa mengundang Tuhan. 3.    Fasilitator mengundang anggota KBG untuk terlibat dalam pendalaman materi pertemuan. B.   Pendalaman Materi: CODE Perhatian Fasilitator untuk ‘code’ ini antara lain: (1). Pelaku yang berpakaian yang sama menandakan bahwa mereka mempunyai tugas yang sama, yaitu sebagai seorang fasilitator. Semestinya sebagai seorang fasilitator dia menjalankan tugasnya dimulai dengan menyiapkan diri-membaca dan memahami materi pertemuan sehingga dia tidak ‘meraba-raba’ atau ‘menduga-duga’ tentang isi modu