Fasilitator KBG Perlu Menghindari Sikap Kesombongan dan Keangkuhan Diri



(materi pertemuan KBG, hasil 2 Tim AsIPA Paroki Sungailiat)
Tujuan Pertemuan: mendorong fasilitator untuk menyiapkan diri sebelum melaksanakan tugasnya dalam pertemuan di KBG.
 A.  Pembuka:
1. Fasilitator mengajak anggota KBG untuk membuka pertemuan ini dengan sebuah lagu pembuka.
2.   Fasilitator meminta salah seorang diantara anggota KBG untuk berdoa mengundang Tuhan.
3.   Fasilitator mengundang anggota KBG untuk terlibat dalam pendalaman materi pertemuan.

B.  Pendalaman Materi:















CODE




















Perhatian Fasilitator untuk ‘code’ ini antara lain: (1). Pelaku yang berpakaian yang sama menandakan bahwa mereka mempunyai tugas yang sama, yaitu sebagai seorang fasilitator. Semestinya sebagai seorang fasilitator dia menjalankan tugasnya dimulai dengan menyiapkan diri-membaca dan memahami materi pertemuan sehingga dia tidak ‘meraba-raba’ atau ‘menduga-duga’ tentang isi modul yang akan dibawakan. Fasilitator yang tidak menyiapkan diri sama dengan pelaku dalam modul yang menutup matanya dengan kain pengikat. (2). Bagi fasilitator yang merasa diri sudah tahu segalanya, sebenarnya memunculkan sikap kesombongan dan keangguhan dirinya. Menjadi fasilitator tidak boleh menganggap reme akan bahan yang akan dibawakannya. (3). ‘Gajah’ melambangkan kondisi/situasi KBG yang terkadang sulit dipahami oleh fasilitator.
DECODE
1.  Apa yang ANDA lihat dalam ‘code’ ini? Apa yang sedang terjadi?
2.  Mengapa fasilitator bisa berpendapat yang berbeda tentang seekor gajah?
3. Mengapa fasilitator menutup dirinya dengan mengikat selembar kain pada matanya, padahal ia pun sudah tahu tugasnya di KBG?
4.    Apa makna sikap menutup diri seorang fasilitator KBG?
TEKS KITAB SUCI
Teks Kitab Suci: Yesaya 2: 11 – 12.
PENDALAMAN TEKS
KITAB SUCI
1. Apa akibatnya jika seseorang (fasilitator) merasa diri sombong dan angkuh?
2.   Apa makna kata ‘direndahkan’ dan ‘ditundukan’?
3.  Bagaimana supaya kita semua baik anggota KBG maupun fasilitator) hidup sebagai satu Umat Allah?
TAMBAHAN
1.    Sejak kita hidup dalam Kristus, kita telah menerima karunia dari Allah. Kita telah menerima karunia berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita. Karunia untuk melayani baiklah kita melayani. Karunia untuk mengajar baiklah kita mengajar. Karunia untuk menasihati baiklah kita menasihati. (Rm. 12:6-8). Semuanya ini dapat dijalankan jika kita memiliki kerelaan hati, meluangkan waktu dan tenaga untuk menyiapkan diri sebelum menjalankan tugas perutusan, sebagai keikutsertaan kita dalam tritugas (nabi, imanm, dan raja) Yesus.
2.  Kompendium Katekismus Gereja Katolik (KKGK No. 67): Allah menciptakan manusia untuk mengenal, melayani, dan mencintai Allah, untuk mempersembahkan semua ciptaan di dunia ini sebagai rasa syukur dan berterima kasih kepada-Nya dan untuk mengangkatnya ke dalam hidup bersama Dia di sorga. Pelaksanaan tugas kita yang dimulai dari persiapan diri hingga selesai menjalankan tugas, adalah tujuan Allah menciptakan manusia.
3.    Konsili Vatikan II, khususnya dalam dekrit tentang Kerasulan Awam (Apostolicam Actuositatem-AA, art. 6) mengajak kaum awam, masing-masing menurut bakat-pembawaan dan pendidikan pengetahuannya, supaya lebih sungguh menjalankan peran dalam menggali dan membela azaz-azaz kristiani serta menerapkannya dengan cermat pada masalah-masalah dewasa ini. Artinya, tugas fasilitator sebagai pemandu dalam KBG, sungguh-sungguh dijalankan dengan cermat dan baik.
4.  Amanat Sinode II dalam MGK No. 180-1187: jika sikap sombong dan angkuh masih menggerogoti hati fasilitator dan anggota KBG maka tugas sebagai Umat Allah untuk melanjutkan misi Kristus membangun Kerajaan Allah, pengembangan eksistensi sakramental persekutuan dengan Kristus, dan mengembangkan misi Gereja sebagai Tubuh Mistik Kristus yang terwujud didalam KBG, hampir pasti tidak akan tercapai dan tidak akan Menjadi Gereja Partisipatif seperti yang kita impikan bersama.
5.Dalam ‘Berpastoral Secara Integral Untuk Mengembangkan KBG’ khusus bagian tentang Fasilitator Ujung Tombak KBG, kita bisa mengetahui bagaimana menjadi seorang fasilitator yang baik yang dimulai dari awal sebelum pertemuan hingga akhir pertemuan di KBG, apa yang mau dilakukan seorang fasilitator.
 C.  Penutup:
1.   Fasilitator mengundang anggota KBG untuk mengungkapkan doa-doa umat berupa pujian, syukur, dan permohonan.
2.   Fasilitator mengajak anggota KBG berdoa Doa Bapa Kami, sebagai doa penyatuan semua doa yang telah diungkapkan secara spontan.
3.   Lagu Penutup
=****=

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi pribadi atas Tulisan Bambang Harsono tentang doa Singkat THS-THM

AsIPA-PIPA dan KBG-SHARING INJIL

Tinjauan Komunitas Basis Gerejawi Menurut Dokumen Resmi Gereja Katolik