Postingan

GAGASAN DASAR FOKUS DAN LOCUS PASTORAL KEUSKUPAN PANGKALPINANG TAHUN 2021

Gambar
Keluarga Kudus dari Nazareth “Umat Allah Keuskupan Pangkalpinang Memperkokoh Komunio Dalam Keluarga Dengan Meneladani Cara Hidup Keluarga Kudus Nazareth” LATAR BELAKANG Ada dua latarbelakang yaitu l atar b elakang eks ternal dan latar belakang internal. Sebagai latar belakang eksternal, Indonesia menuju Bonus Demografi (2030) dan Centenial NKRI (2045). Banyak pihak dari agama lain telah mempersiapkan orang-orangnya untuk merebut kesempatan yang muncul dari Bonus Demografi plus Centenial NKRI: mulai dari usia anak-anak, remaja, dan kaum mudanya yang pada saat tersebut akan memasuki usia kerja ... Dua Pembelajaran Historis yang perlu kita petik maknanya, yaitu, s ejarah Umat Israel . Setelah Yusuf, orang-orang Israel di Mesir disetir sedemikian rupa hingga harus hidup sebagai budak, karena Yusuf “tidak melakukan kaderisasi kepemimpinan untuk menggantikan dirinya.” Sementara, s ejarah Nusantara: Majapahit yang besar dan luas itu, akhirnya harus bubar pasca Patih Gajah Mada, k

K-liwu Koda - Lewo Igo Rian Sina

Gambar
Klake Kbele Lewo Tana (25/4/2011) di Koko Kawaliwu Kata “Koda” sebuah kata lokal Lama Holot. Lama Holot sendiri adalah sebuah budaya yang ada dan hadir serta berkembang di ujung Timur Pulau Flores. Kata “koda” sehari-hari sering divokalkan oleh masyarakat Lama Holot Lewo Lema dengan kata “kodak”. Ada penambahan sebuah huruf konsonan “k” dibelakangnya. Namun, arti katanya sama yaitu “berbicara”. Koda, hubungannya dengan orang dan alam sekitarnya. Ada orang yang “koda” dan ada orang yang mendengarkan “koda”. Sama-sama “koda” berarti tidak ada yang mendengarkan. Jarang sekali dalam budaya Lama Holot hal ini terjadi. Jika terjadi, maka budaya Lama Holot menegaskan bahwa ini “tidak sopan”. Tidak menghargai yang di-koda-kan. Maka disinilah, yang muda memposisikan diri sebagai pendengar lebih dahulu sementara yang tua lebih dulu koda. Bp. B. Belawa Liwun-Ketua Ata Klake (5/5/2015) Budaya Lama Holot hampir semuanya, awalnya tidak mengenal tulis menulis. Para pencari masa lal

Misa Pekan Suci 2020 Keluarga Keuskupan Pangkalpinang Mengikuti Secara Live Streaming

Gambar
Dok. Komsos Pangkalpinang Ketika virus Corona merebak secara global, perjumpaan umat dalam jumlah besar ditiadakan. Perjumpaan dalam perayaan Ekaristi harian maupun mingguan dibatasi, bahkan tidak diperbolehkan. Pertemuan rutin mingguan pendalaman modul tahun komunio atau pertemuan doa lain pun di KBG-KBG dibekukan untuk sementara waktu. Keluarga adalah harapan satu-satunya yang bisa melakukan perjumpaan secara komunal namun itu pun harus dijaga jaraknya. Bahkan diminta untuk memakai masker alias penutup hidung dan mulut. Tim BERKAT mencoba menghubungi beberapa keluarga di wilayah Keuskupan Pangkalpinang dan meminta komentar mengenai keterlibatan keluarga dalam perayaan Ekaristi melalui live strimeng dari Kapel Keuskupan Pangkalpinang. Dokkel. Bpk. Frans S. Sungailiat Keluarga FX. Subyantoro , asal Paroki Sungailiat, KBG St. Fransiskus Xaverius Bangka, menceritakan bahwa mengikuti misa live strimeng pada awalnya masih membutuhkan konsentrasi ekstra Karena siaran

IN MEMORIAM “RAJA HOGA BERA TUAN RATU LANA”

Gambar
Dokpri, tahun April 2011 Tobo du kaka Bapa di Rie Lima Wana Korke Bale Sinar Hading Hidup ditengah dunia dengan segala pertempuran antara pikiran dan fisik, perjuangan dan persaingan, antara moral dan imoralitas, antara gembira dan duka, antara perajutan tradisi dan penghilangan budaya, tak mengetarkan hati para pejuang budaya kehidupan ini. Mereka justru bersikap hati-hati, mau maju dibilang tidak patuh pada adat dan tradisi. Mau mundur dikatakan kolot. Unik memang! Namun, bagi saya ini adalah situasi “petuah-petuah” kita. Ketika suatu hari (lupa tanggal, maklum sudah tua) pulang kuliah, saya sempat nongol di Kampung Lama, Lango Bele. Sudah sore sekali. Saya dengan rankel di punggung, dengan jeans terbela di lutut kiri dan kanan. Naik dari “mada” dari jauh saya memanggilnya. “Tenga,… o… tenga”. Orangtua itu, muncul dari samping Lango Bele. Dengan khas gayanya, dia menyapa saya. “No, moe ane gere jam pi. Goe be pasang pelita. Goe porit ape pe rura, goe ksa gewalik. Ta