Modul Pertemuan 3 KBG Bulan Oktober 2019

Pertemuan Ketiga:
PANGGILAN KBG UNTUK MELESTARIKAN
PANGAN LOKAL

Persiapan:
§  Fasilitator wajib mengikuti studi modul yang dipimpin oleh Pastor Paroki sebagai Koordinator Fasilitator maupun sebagai Koordinator PIPA Paroki.
§  Fasilitator mempersiapkan diri untuk pertemuan pendalaman iman umat ini, yakni :
-   Kitab Suci dan Puji Syukur
-   Modul Pertemuan yang didukung oleh gagasan dasarnya.
-   Teks Doa Mohon Penyertaan Yesus Kristus Bagi Umat Keuskupan Pangkalpinang (Tahun 2019: Keberpusat-an pada Kristus).

Tujuan:
a.         Memahami semangat dan sikap yang harus dibangun dalam upaya melestarikan pangan lokal.
b.         Menghidupkan dan mengembangkan kearifan lokal dalam melestarikan pangan lokal.

PENGANTAR
F        Bapak-ibu, saudara-saudari yang terkasih!
Pada pertemuan pertama kita telah diajak untuk mensyukuri keanekaragaman pangan lokal yang diberikan Tuhan. Kita diharapkan kembali mengkonsumsi dan mencintai pangan lokal. Bukan hanya mengkonsumsi saja, kita pun diharapkan mengembangkan usaha-usaha pangan lokal. Harus diakui banyak faktor yang menyebabkan upaya untuk pelestarian pangan lokal mengalami kendala.  Melihat kenyataan ini maka kita dipanggil untuk melestarikan pangan lokal. Hal ini dapat dilakukan dengan mendukung dan berpartisipasi dalam upaya-upaya dalam mengalakkan pangan lokal sesuai dengan caranya masing-masing.
Mari, kita membuka pertemuan pendalaman iman kita ini, dengan menyanyikan sebuah lagu pembuka. .......... PS. No.

PENGHORMATAN KEPADA SABDA ALLAH
F          Mari, kita berdiri untuk memberikan penghormatan kepada Kristus, Sang Sabda yang hadir di tengah-tengah kita. (semua anggota KBG memberikan hormat dengan menundukkan kepala).
           
Saya persilakan duduk kembali bapak-ibu, saudara-saudariku yang terkasih!

LANGKAH-LANGKAH PENDALAMAN IMAN:

1.        DOA MENGUNDANG TUHAN
F     Saya persilahkan salah seorang dari kita mengundang Tuhan dalam doa pembuka. Sekali lagi, saya persilakan!

2.        CODE
F:    Mari kita simak beberapa cuplikan berita tentang pangan lokal dari para petani, berikut ini!

Cuplikan 1:
Para petani ubi ungu mulai panen di puncak musim kemarau saat ini. Sayangnya, musim panen tahun ini mereka harus merasakan kenyataan bahwa harga panen atas tanaman yang mereka tanam ternyata mendapat harga yang tidak sebanding. "Panen kali ini, harganya anjlok. Cuma Rp1.000 per kilogram. Ini menyedihkan sekali," tutur Totok Abdul Manap, salah satu petani ubi ungu di Desa Jeruk Sok-Sok, Kecamatan Binakal, Kabupaten Bondowoso saat ditemui Merdeka.com di sela-sela memanen hasil tanamannya. (https://www. merdeka.com/uang/petani-merugi-harga-ubi-bahan-baku-saus-turun-drastis.html)

Cuplikan 2:
Petani jagung asal Desa Andongsari Kecamatan Ambulu, Darmanto membenarkan penyakit bulai masih menjadi momok petani jagung di Kabupaten Jember. "Beberapa daerah termasuk daerah saya penyakit Bulai masih menjadi ancaman yang serius, karenanya benih yang tahan terhadap penyakit menjadi pilihan mutlak bagi petani. Dan kerugian akibat gagal panen bisa dihindari," kata petani usia 67 tahun di lokasi lahan jagungnya, (https://www.google.com/ petani+ jagung+merugi +desa+andonosari &oq=petani+jagung+merugi+desa+andonosari (2/9/2017).

Cuplikan 3:
Sulitnya mendapat pasokan air di musim kemarau mengakibatkan 380 hektare padi di Kepulauan Bangka Belitung terancam gagal panen.  Analisis Pasar Hasil Pertanian Dinas Pertanian Provinsi Kepulauan Babel, Intan Fortuna mengatakan, sebanyak 380 hektare tanaman padi sawah terancam gagal panen tersebut tersebar di Kabupaten Belitung Timur seluas 140 hektare dan Bangka Selatan 240 hektare. (https://www.liputan6.com/regional /read/4030131/ratusan-hektare-sawah-di-kepulauan-babel-terancam-gagal-panen).

Cuplikan 4:
Lasno (45) petani asal Bunguran Tengah mengatakan, beberapa jenis sayur mayur yang mengalami penurunan harga diantaranya kacang panjang dijual dengan harga Rp3 ribu perkilogram yang semula Rp5 ribu sampai Rp8 ribu. Kemudian, sayur Kecipir semula harga Rp15 ribu perkilogramnya sekarang hanya Rp10 ribu. Lainnya. Mentimun dijual harga Rp 3 ribu perkilogram yang semula mencapai Rp5 ribu. ”Untuk harga sayur kering memang lagi merosot. Sebab permintaan dari pedagang di Pasar Ranai sangat sedikit. Sedangkan hasil panen para petani melimpah,” ungkap Lasno di Kota Ranai, kemarin. (http://tanjungpinangpos.id/harga-sayuran-merosot-petani-merugi)

Pertanyaan Pendalaman
a.        Apa yang terjadi pada cuplikan berita-berita diatas?
b.        Mengapa petani pangan lokal seringkali merugi?
c.         Menurut kita, apa akar masalah penyebab petani pangan lokal sering kali merugi?

TAMBAHAN
a.        Code diatas menceritakan informasi tentang panen pangan lokal yang gagal. Ubi ungu, jagung, beras dan sayur-sayuran merupakan pangan lokal yang dibutuhkan oleh masyarakat. Kita pun kerap mendengar berita nasib para petani yang sering gagal panen. Imbas dari gagal panen adalah kesejahteraan petani terpuruk.
b.        Kegagalan panen pangan lokal tersebut disebabkan banyak faktor,seperti faktor cuaca, daya  beli masyarakt rendah, bibit yang kurang baik, gaya hidup masyarakat lebih menyukai pangan asing dan lain-lain.
c.         Indonesia memiliki keanekaragaman pangan bahkan Indonesia merupakan negara yang kaya dengan hasil pertanian dan perkebunan. Namun sering kali para petani gagal panen.
d.        Paus Fransiskus menegaskan kegagalan dunia pertanian dan perkebunan serta usaha pelestarian lebih disebabkan  karena perusakan lingkungan yang selama ini terjadi secara masif. Hilangnya keanekaragaman hayati ini memicu eksploitasi hama dan penyakit, berkurangnya ketersediaan air, iklim yang tidak menentu. Bahkan Paus Fransikus mengingatkan ancaman yang serius juga dikarenakan ekonomi pasar mengalahkan tanggung jawab moral.

3.        BELAJAR DARI KITAB SUCI
a.     Bentuk tiga  kelompok.
b.     Setiap kelompok membaca dan mendalami satu teks Kitab Suci dibawah ini.
c.     Siapkan teks Kitab Suci dan pertanyaannya.
d.    Plenokan.

Teks Kitab Suci dan pertanyaan pendalaman-nya:
·      Kelompok pertama                :           Markus.4.26-32;
·      Kelompok kedua                    :           Yoh.15:1-8
·      Kelompok ketiga                    :           Lukas 21: 1-13

Pertanyaan Pendalaman untuk Ketiga Teks:
a.    Bagaimana sikap Yesus terhadap alam ciptaan dalam teks-teks tersebut?
b.    Menurut kita, apa yang melatarbelakangi sikap Yesus terhadap alam tersebut?
c.     Apakah sikap kita terhadap alam sama dengan Yesus? Mengapa?

F   Selesai kerja/diskusi/sharing dalam kelompok kecil, mari kita dengarkan apa yang ditemukan oleh setiap kelompo kecil ketika mendalami teks masing-masing:
-  Kelompok 1 …….............................................................
-  Kelompok 2 ……..............................................................
-  Kelompok 3 ……..............................................................

PENEGASAN
a.    Teks-teks di atas menunjukkan kedekatan dan keakraban Yesus dengan pelbagai jenis ciptaan Allah serta proses-proses yang ada di dalam alam. Dari cara Yesus menceritakan perumpamaan dan sikap-Nya memperlihatkan bahwa Yesus memiliki sikap hormat dan kontemplatif (perhatian penuh) terhadap ciptaan.
b.    Dari sikap-sikap tersebut, Yesus menegaskan bahwa alam memainkan peran penting dalam hidup-Nya. Maka dalam pengajaran dan karya-Nya, Yesus menempatkan alam sebagai bagian yang tak terpisah dalam seluruh kenyataan kehidupan. Alam tidak hanya digunakan (obyek) tetapi dari alam kita dapat belajar banyak (subyek) tentang rencana Allah terhadap hidup manusia. 
c.    Dalam Perjanjian Baru juga tidak ditemukan sikap boros masyarakat pada masa itu, yang merusak alam ciptaan dan menghasilkan bencana-bencana atau kepunahan dari alam ciptaan. Beberapa peristiwa bahkan memperlihatkan para murid Yesus diminta untuk menjalani hidup hemat di dunia.
d.   Dalam diri Yesus kita menemukan suatu model pribadi yang melawan konsumsi berlebihan. Sebagai pengikut Yesus, kita (sebagai satu KBG) pun dipanggil pada semangat yang sama, memiliki sikap hormat terhadap alam.
e.    Paus Fransiskus dalam ensiklik Laudato Si (LS) mengingatkan kita bahwa “Alam ciptaan termasuk pangan lokal haruslah dipandang sebagai sesuatu yang ilahi. Pola hidup konsumenristik yang berkembang dewasa ini karena ekonomi pasar (LS. No. 144) menantang kita untuk menemukan jalan-jalan cerdas dalam upaya melestarikan alam termasuk pangan lokal.
f.     Sementara itu, Hari Pangan Sedunia (HPS) mendorong kita untuk melakukan upaya-upaya konkrit seperti pelestarian dan pemurnian bibit-bibit lokal, mengadakan kegiatan pendidikan masyakarakat dengan menyusun menu makanan bergizi dengan menggunakan bajan lokal konkrit dalam pelestarian pangan.

4.        AKSI NYATA

F     Bapak-ibu, saudara-saudari yang terkasih. Mari, kita diskusikan aksi nyata yang akan kita laksanakan secara bersama-sama.
a.    Sikap apakah yang dapat keluarga dan KBG lakukan agar ikut berperan dalam melestarikan pangan lokal Indonesia, khususnya di Bangka ini?
b.    Bagaimana bentuk nyata panggilan kita (sebagai satu KBG) untuk melestarikan pangan lokal, khususnya di Bangka ini?

5.        DOA SPONTAN:
F    Bapak-ibu, saudara-saudari yang terkasih. Mari kita sampaikan doa-doa pujian, ucapan syukur ataupun permohonan secara spontan kepada Tuhan kita Yesus Kristus, karena Dia adalah Allah, menawarkan Kerajaan-Nya kepada kita umat-Nya :
a.        ............................................................................................
b.        ............................................................................................
c.         ............................................................................................
Kita lanjutkan dengan Doa Tahun Keberpusatan kepada Kristus, dan kita satukan dengan Doa Bapa kami!

Mari, kita tutup pertemuan kita dengan menyanyikan lagu: Berpusat pada Kristus!

=***=

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi pribadi atas Tulisan Bambang Harsono tentang doa Singkat THS-THM

AsIPA-PIPA dan KBG-SHARING INJIL

Tinjauan Komunitas Basis Gerejawi Menurut Dokumen Resmi Gereja Katolik