Pertemuan Kedua: PERWUJUDAN KOMUNIO: “SEBUAH RUMAH TANGGA DAN KELUARGA BAGI SIAPAPUN JUGA”
(Misi
Tahun Misi Extraordinari Keuskupan Pangkalpinang)
Persiapan:
§ Para
Fasilitator Paroki wajib menyediakan waktu untuk studi bersama Modul Pendalaman
Iman Umat Tahun Komunio. Studi Modul ini adalah bagian dari Program Kerja
Tahunan Paroki!
§ Fasilitator
/ Ketua KBG selalu mengingatkan segenap umat di KBG untuk selalu membawa Kitab
Suci, Puji Syukur, Doa dan Lagu Tahun Komunio dalam pertemuan di KBG.
Tujuan:
1. Supaya anggota KBG
menyadari misi bahwa mewujudkan misi persekutuan adalah tanggung jawab semua
umat Allah, baik secara pribadi maupun bersama sebagai Komunitas.
2. Supaya anggota KBG,
unit-unit, kelompok Kategorial,
organ dan struktur
KBG, Komunitas Biara / Pastoran /
Sekolah / Yayasan mendalami tema-tema tentang misi
membangun Komunio maupun
kegiatan-kegiatan kreatif lainnya untuk tujuan ditetapkannya tahun
misi/Pastoral Ekstraordinari tahun 2020.
PENGANTAR
F Bapak-ibu, saudara-saudari yang terkasih
dalam Kristus!
Di seluruh dunia, kita
mendengar tentang Komunitas Basis
Gerejawi (KBG)“. Bahkan di keuskupan kita pun KBG tidak menjadi asing bagi
kita. Para Uskup Asia menyebut KBG sebagai “Suatu
Cara Menggereja yang Baru“ (MGP No. 205, Paper FABC 5, art. 8). Sementara itu Santo Yohanes Paulus II
mengatakan bahwa Komunitas-Komunitas
Gerejawi itu adalah sebuah “rumah tangga
dan keluarga bagi siapa pun juga“ (FC No. 85).
Tujuan kita
mendalami modul ini ialah pertama, supaya anggota KBG menyadari misi bahwa
mewujudkan misi persekutuan adalah tanggung jawab semua umat Allah, baik secara
pribadi maupun bersama sebagai Komunitas, dan kedua, Supaya anggota KBG,
unit-unit, kelompok Kategorial,
organ dan struktur
KBG, Komunitas Biara / Pastoran /
Sekolah / Yayasan mendalami tema-tema tentang misi
membangun Komunio maupun
kegiatan-kegiatan kreatif lainnya untuk tujuan ditetapkannya tahun
misi/Pastoral Ekstraordinari tahun 2020.
Mari kita membuka
pertemuan kita ini dengan sebuah lagu pembuka, PS No. ………….
Penghormatan kepada Sabda Allah
F Mari, kita berdiri untuk memberikan
penghor-matan kepada Kristus, Sang Sabda yang hadir di tengah-tengah kita.
(semua anggota KBG memberikan hormat
dengan menundukkan kepala ke arah Firman Tuhan yang ditakhtakan di depan!).
LANGKAH-LANGKAH
PENDALAMAN MODUL
1. DOA MENGUNDANG TUHAN
F Saya
persilahkan salah seorang dari kita mengundang Tuhan dalam doa pembuka. Sekali
lagi, saya persilakan!
2. CODE
F Mari
kita simak bersama dua buah gambar berikut di bawah ini!
Gambar-1: Paroki ini
memiliki sebuah masalah!
Pertanyaan
pendalaman code-1
Diskusikan dalam kelompok kecil
2/3 orang di-samping kiri kanan anda.
a.
Apakah yang terjadi dalam gambar ini?
b.
Apa yang dimaksudkan oleh ANAK-ANAK PANAH itu?
c.
Mengapa beberapa orang BERJALAN
MENJAUHI Gereja?
d. Apakah yang orang lain RASAKAN
dalam paroki ini? Apakah
MASALAH yang terjadi
dalam paroki ini?
TAMBAHAN-1:
§ Semua orang yang terdapat dalam gambar itu telah dibaptis dan menjadi anggota
Gereja. Pada hari Minggu, mereka pergi
ke gereja.
§ Mereka adalah orang-orang Kristen
secara perorangan;
artinya mereka merasa
sepi sendirian
tanpa ikatan apa pun dengan orang-orang
Kristen yang
lain.
§ Juga ketika mereka jatuh
sakit, atau putus asa, mereka
tetap sepi
sendirian. Tak
ada seorang Kristen lain pun yang memperhatikan
kebutuhan- kebutuhan mereka.
§ Banyak orang merasa dikecewakan dan mencari jemaat / persekutuan lain dimana mereka menemukan kebersamaan
yang manusiawi dan bantuan timbal balik
Gambar-2:
Sebuah paroki yang berbeda!
Diskusikan
pertanyaan berikut dengan teman dikiri kanan anda, dengan melihat gambar ke-2
berikut ini!
Pertanyaan:
a.
Apakah yang berbeda dalam paroki ini?
b.
Dari kedua
gambar tadi, dimana letak KBG dan paroki kita?
TAMBAHAN-2:
§ Dari
gambar-1 dan gambar-2, Kita pahami bersama bahwa Gereja Persekutuan (gambar-2) berlawanan
dengan Gereja Perseorangan (gambar-1).
- Seringkali
Komunitas Gerejawi kita menghadapi masalah. Semua orang yang telah dibaptis
menjadi anggota Gereja dan pada hari Minggu, mereka pergi ke gereja.
- Tetapi
mereka adalah orang-orang yang hidup bukan sebagai satu keluarga melainkan
hidup secara perorangan; artinya mereka merasa sepi sendirian tanpa
ikatan apa pun
dengan saudara-saudara seiman
yang lain. Juga ketika mereka
jatuh sakit, atau putus asa, mereka tetap
sepi sendirian.
- Tak
ada seorang Kristen lain pun yang memperhatikan kebutuhan-kebutuhan mereka.
Banyak orang merasa dikecewakan dan mencari Gereja/persekutuan lain di mana
mereka menemukan kebersamaan yang manusiawi dan bantuan timbal balik.
§ Karena
itu dibutuhkan suatu cara baru hidup menggereja. Maka gambar-2 yang melukiskan sebuah paroki yang kelihatannya agak berbeda,
yaitu Gereja Persekutuan, menjadi cara kita dalam membangun Gereja Persekutuan.
§ Pada tahun 1964, para uskup sedunia datang berkumpul bersama guna mengadakan diskusi di
kota Vatikan, Roma dan telah menegaskan Gereja sebagai Persekutuan dalam Lumen
Gentium 9: ”Allah
bermaksud menguduskan dan menye-lamatkan orang-orang bukannya satu per satu, tanpa hubungan satu dengan lainnya. Tetapi, Ia hendak
membentuk mereka menjadi satu umat...”. Karena itu: “Tidak seorang pun
di dunia ini
tanpa keluarga. Gerejalah rumah
tangga dan keluarga bagi siapapun juga, khususnya bagi
mereka yang “letih lesu
dan berbeban berat.” (Mat. 11: 28).
3.
MEMBACA
KITAB SUCI
- Bentuk
tiga kelompok kecil untuk diskusi.
- Setiap
kelompok membaca dan mendalami teks Kitab Suci
- Mendalami
pertanyaannya untuk semua kelompok.
-
Pleno singkat yang dimulai dengan membaca isi
teks Kitab Suci.
F Mari kita diskusikan teks-teks Kitab Suci
berikut ini dalam tiga kelompok kecil.
Teks
Kitab Suci untuk kelompok 1:
a. Kisah Para Rasul 2: 42-47,
b. Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus, 4:
1-16.
Teks
Kitab Suci untuk kelompok 2:
a. Kisah
Para Rasul 4: 32-37.
b. Surat
pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus 12: 12-30
Teks
Kitab Suci untuk kelompok 3:
-
Surat
Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma, 12: 3-13.
Pertanyaan
diskusi pendalaman Kitab Suci untuk ketiga kelompok:
a. Ayat manakah
dari setiap teks Kitab Suci yang kit abaca tadi itu yang paling relevan dengan
salah satu dari kedua gambar di
atas?
b. Bagaimana Gereja
dapat menjadi sebuah “rumah
tangga dan keluarga”
bagi setiap orang?
c. Bagaimana kita
dapat menghidupi identitas atau jati diri kita sebagai Gereja yang
adalah Persekutuan yang dijiwai oleh
Tritunggal Maha Kudus
sebagai mana dirumuskan
dalam Identitas Keuskupan kita?
PENEGASAN:
a.
Pernyataan identitas Umat Allah
sebagai Persekutuan berasal dari Konsili Vatikan II. Pernyataan tentang
Persekutuan itu telah kita temukan sumbernya pada Sabda Tuhan dalam Kitab Suci.
b.
Dari pernyataan Konsili Vatikan II, Lumen
Gentium artikel 9, ditegaskan bahwa Allah menghendaki agar kita
bertumbuh bersama sebagai suatu persekutuan saudara dan
saudari. Dan
karena itu, banyak orang Kristen sekarang membentuk Komunitas
Basis Gerejawi
(KBG), termasuk Gereja Katolik Keuskupan Pangkalpinang.
c.
Dalam
KBG, jemaat selingkungan berkumpul pada salah
satu
rumah anggota mereka.
KBG menjadikan Injil sebagai
pijakan dari pertemuan-pertemuan mereka. KBG melaksanakan apa yang semestinya dilakukan
Gereja dalam lingkungan tersebut: membagi-bagikan pengalaman iman
mereka (sharing), mengajarkan
katekese, membantu orang-orang miskin, menolong yang patah hati, merayakan liturgi /
sakramen secara bersama-sama,
meningkatkan kondisi kehidupan.........
d.
Keuskupan kita telah menjadikan
pembangunan KBG sebagai cara hidup untuk mewujudkan dan menghidupi cita-cita serta
menjadikan Komunitas Gerejawi sebagai Satu Persekutaun, Satu Keluarga, Rumah
Tangga bagi siapapun. Tahun ini, 2020, kita ingin menjadikan Komunitas Gereja
kita dimana setiap orang dapat:
1. Mengalami kemurahan
Hati dan Maharahim-Nya Allah Bapa, yang bersama
Putera dan Roh
Kudus merupakan satu
persekutuan Tritunggal.
2. Mengalami kebersamaan dan
karena itu merasakan
bahwa dia memainkan suatu
peranan yang aktif
dan didorong untuk
ikut ambil bagian dalam tugas bersama”.
3. Ketika ada pertemuan rutin: (Sharing
Injil, pendalaman Kitab Suci, doa-doa, Ekaristi).
4. Mengalami solidaritas bersama umat
yang lain.
5. Saling melayani, saling memahami dan
saling membangun diri
6. Merasa bertanggung jawab terhadap
hidup dan misi Gereja.
7. Mengakui, menerima dan
mendukung keanekaragaman fungsi /
peran / karisma pelayanan
8. Terlibatan dalam kegiatan KBG dan
Gereja.
9. Merasa menjadi bagian dalam KBG, atau
Paroki, Keuskupan dst-nya.
10. Tidak membedakan ras, suku dan
golongan.
11. Ambil bagian dalam dialog antar agama.
12. Ikut bertanggung jawab terhadap alam
bersama saudara-saudari yang lain.
e.
Dengan cara hidup demikian,
kita dapat menjadikan Komunitas kita sebagai promotor suatu habitus atau
peradaban baru yang dilandaskan pada “peradaban cinta”. Komunitas ini pun
menjadi ragi dalam karya yang memberikan perhatian terhadap orang miskin dan
terlupakan... serta memperlihatkan bahwa perpecahan-perpecahan, masalah
kesukuan dan rasialisme dapat diatasi” (RM
51).
4. RENCANA AKSI NYATA
F Bapak-ibu,
saudara-saudari yang terkasih! Mari kita
diskusikan aksi nyata kita.
Apa yang kita lakukan supaya anggota KBG
(orangtua, anak dan remaja serta orang muda katolik) menjadi satu persekutuan
sebagai anggota KBG yang solid, kompak dan bersatu?
5. DOA
SPONTAN:
F Bapak-ibu, saudara-saudari yang terkasih. Mari
kita sampaikan doa-doa pujian, ucapan syukur ataupun permohonan secara spontan
kepada Tuhan kita Yesus Kristus, karena Dia adalah wujudnyata Persekutuan kita:
a) .......................................................................
b) .......................................................................
c) .......................................................................
Kita satukan semua doa kita dengan doa yang
diajarkan Kristus kepada kita: Bapa
Kami………
Kita lanjutkan dengan Doa Tahun Komunio!
Mari kita berdiri dan memberikan penghormatan
pada Sabda-Tuhan Yesus yang hadir ditengah-tengah kita.
Mari, kita tutup pertemuan kita dengan
menyanyikan lagu: Tahun Komunio.
=***=
Sumber:
1. Teks-teks Kitab Suci
2. Dokumen Konsili Vatikan II,
Lumen Gentium.
3. Buku Saku, Suka Cita Menjadi
Gereja Partisipatif
4. Redomptoris Missio, Ensiklik
Paus Yohanes Paulus II tentang Misi Penebisan.
5. Paper Federasi Konferensi Para
Uskup Asia (FABC), Bandung 1990.
6. Panduan
Arah Pastoral Umat Allah Keuskupan Pangkalpinang tahun 2020, Cermin Pastoral Komunio.
Komentar