Allah Tritunggal Adalah Allah yang Maharahim Dan Murahhati
Liturgi
Katolik:
Paskah:
Allah membangkitkan Yesus.
Kenaikan:
Allah mengangkat Yesus ke Surga,
Pentakosta:
Roh Kudus turun atas para rasul dan Gereja,
Tritunggal
Mahakudus, umat Kristiani merayakan ketiganya
sebagai
wujud pokok iman yang nyata.
Kata
“Allah” adalah kata Arab. Seperti
juga kata “Alkitab”. Kata “Al” artinya Mahabesar atau Agung, sementara kata
“Kitab” artinya buku. Secara harafiah, Alkitab adalah Buku yang Mahabesar atau
buku yang Agung. Dari kata Alkitab, kata “Allah” terdiri dari Al-ilah; kata “Al” artinya Mahabesar atau
Agung dan kata ilah: dewa. Kata: Al-ilah
menjadi “Allah” sebuah perubahan yang
menandakan bahwa sesuatu yang Mahabesar mengalahkan yang tidak besar. Dengan
begitu, secara harafiah, Allah ialah Dewa yang Mahabesar atau Dewa yang
Agung, yang diyakini orang-orang Kristiani sebagai Wujud Tertinggi, asal
mulaasal dari kehidupan, dari-Nya segala-galanya ada.
Dalam
kekristenan, Allah itu Allah
Bapa, Putera, dan Roh Kudus (Allah Tritunggal), communio menjadi SATU, satu secara eksistensinya (ke-ADA-an), dan beda dalam peran atau tugasnya.
Inilah salah satu inti ajaran Kristiani, sering mendapat tanggapan dari
perbagai pihak, sejak awal kekristenan hingga saat ini. Sejarah Gereja mencatat
bahwa salah satu Bapa Gereja yang berjuang membela inti ajaran ini adalah Santo
Atanasius (297-373), toh, akhirnya ia harus berpindah kemana-mana.
Allah Tritunggal: Allah
Imanuel, Allah yang menyertai umat-Nya
Prof. Dr. Mgr. Adrianus Sunarko, ofm |
Allah Tritunggal, kata “Tritunggal”, memang dalam
teks Kitab Suci kristiani, tidak ditemukan. Namun dalam teks-teks disebutkan
dengan kalimat “Jadikan semua bangsa
murid-Ku dan baptiskan mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus“ (Mat. 28:19). Selain itu, “Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus dan kasih Allah, dan persekutuan Roh
Kudus menyertai kamu sekalian.“ (2Kor. 13:13). Juga “Sebab ada tiga yang memberi kesaksian dalam surga: Bapa, Firman dan
Roh Kudus. Dan Ketiganya adalah satu“ (1Yoh. 5:7). Dan masih ada teks-teks
lain yang tidak saya sebutkan, disini.
Allah yang diiman dan diyakini oleh orang-orang
Kristen, adalah Allah itu Esa. Keesaan Allah disebutkan Yesus. Hukum yang
terutama ialah: Dengarlah hai orang Israel,
Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa (Mrk. 12:29). Lalu kata ahli Taurat itu
kepada Yesus: Tepat sekali, Guru, benar
kata-Mu itu bahwa Dia Esa dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia (Mrk.
12:32). Juga dalam teks ini: Ketika digoda setan di padang gurun, Yesus
menjawab: ”Ada tertulis: Engkau harus
menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti.”
(Luk. 4:8).
Allah Bapa dan Yesus Kristus adalah satu. Disinilah
bukti kata-kata Yesus. Di
satu pihak Yesus berbeda dari Bapa, di lain pihak Ia berasal dari Allah. “Kata
Yesus kepada mereka: Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku,
sebab Aku keluar dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku
sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku.“ (Yoh. 8: 42). Lalu lanjut Yesus: ”Inilah
hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah
yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.” (Yoh. 17: 3). ”
... Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku.” (Yoh. 14: 28).
Di lain pihak dalam hidup-Nya di dunia, Yesus menegaskan, bahwa terdapat kaitan
yang sangat erat dan tidak terpisahkan antara diri dan hidup-Nya dengan
perwujudan dan kedatangan Kerajaan Allah; bahwa dalam diri dan hidup-Nya Allah
sendiri bertindak, Allah sendiri hadir.
Allah
Bapa, Putera dan Roh Kudus adalah satu.
“Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh
Kebenaran, yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku.” (Yoh. 15:26);
atau juga: “Siapa gerangan di antara manusia yang tahu, apa yang terdapat di
dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian
pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain
Roh Allah.” (1Kor. 2:11).
“Tidak
ada seorangpun yang dapat mengaku: Yesus adalah Tuhan, selain oleh Roh Kudus.“
(1Kor. 12:3). Artinya berkat kehadiran kasih Allah sendiri dalam diri kita lah,
(bdk. 1Kor. 14:16; Gal. 4:4), pengakuan iman akan pewahyuan diri Allah dalam
Yesus Kristus menjadi mungkin. Padahal menurut Roma 5:5: “Dan pengharapan tidak
mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh
Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.“Anugerah Roh Kudus itu
diidentifikasi oleh Paulus secara eksplisit sebagai kasih Allah sendiri. Jadi,
dalam Roh Kudus, Allah sendiri hadir.
Yang
dihadirkan oleh Roh Kudus adalah kasih Bapa yang sama, dengan yang menjadi
nyata secara historis dalam peristiwa Yesus Kristus. Yang dicurahkan oleh Roh
Kudus dalam hati kita adalah kasih Bapa dan kasih Putra. Maka: juga Roh Kudus
termasuk dalam hakekat kekal Allah. Kalau tidak, kita tidak dapat berbicara
mengenai kehadiran Allah sendiri dalam Roh Kudus. “Siapa gerangan di antara
manusia yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia
sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa
yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah.” (1Kor. 2:11).
Jadi
ketika kita menyebut Allah, hadir tidak hanya Allah, tetapi juga Putera dan Roh
Kudus. Ketiganya adalah ESA. Itu artinya
bahwa kalau ada satu Allah, yang akan membenarkan baik orang-orang
bersunat karena iman, maupun orang-orang tak bersunat juga karena iman (Rom.
3:30). Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang
mengerjakan semuanya dalam semua orang (1Kor. 12:6). Satu Allah dan Bapa dari
semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua (Ef. 4:6).
Karena
itu, tiga pribadi itu sama sekali tidak dipisahkan karena melekat satu dalam
kodrat Allah, meskipun ciri-ciri-Nya dapat dibedakan. Karena Roh itu, sama
seperti Firman Allah berada dalam dan berasal dari Diri Allah yang Esa. “Aku keluar dan datang dari Allah. Dan Aku
datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku.“
(Yoh. 8:42). “Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh
Kebenaran, yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi
tentang Aku.” (Yoh. 15:26).
Demikian
pula Roh itu sama-sama memiliki Hidup seperti Firman, maka pastilah Hidup yang
ada dalam Roh itu adalah hidup yang sama, yaitu Hidup-nya Bapa seperti yang ada
di dalam Firman juga. Jadi jelas dalam
Allah itu hanya ada “Satu hidup saja.“ Keesaan dalam paham Allah Tritunggal
bukanlah keesaan sesuatu yang mati, melainkan keesaan dari sesuatu yang hidup.
Kita
dapat mengatakan, bahwa paham kristiani mengenai Allah Tritunggal bukanlah
triteisme, karena Bapa, Firman-Nya dan
Roh-Nya itu bukanlah ilah-ilah yang mandiri dan terpisah dari Allah yang Esa.
Ketiganya tidak memiliki Kuasa yang mandiri dan berbeda dari Kuasa Allah yang
Esa itu. Berhubung dengan Firman dikatakan: “Anak tidak dapat mengerjakan
sesuatu dari Diri-Nya sendiri ... apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang
dikerjakan Anak.“ (Yoh. 5:19).
Allah
orang Kristiani adalah Allah Maharahim dan Murahhati
Kata maharahim dan murahhati adalah kata sifat,
gelar yang melekat pada Allah. Kata rahim tentu arah pikiran kita kepada seorang
perempuan. Nabi Yesaya dengan bagus memberikan sebuah perbandingan hubungan
ibu-anak dengan Allah-manusia dengan menggambar-kan Allah yang maharahim itu (Yes.
49:15). "Mungkinkah seorang ibu melupakan bayinya, sehingga ia tidak
menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun ia melupakannya, Aku (Allah) tidak
akan melupakan engkau".
Rahim seorang ibu berfungsi: menghidupi, melindungi,
menjaga, menghangatkan, memberi pertumbuhan, menerima tanpa syarat, membawa
kemana-mana“. Seorang ibu mencintai anaknya yang lahir dari rahimnya bukan
karena anaknya berbuat baik tetapi karena itu merupakan suatu dorongan hati
yang tak terelakkan. Gambaran kerahiman disimbolkan dengan "Darah dan Air". Disini, kita segera mengingat pada kesaksian
yang diberikan Yohanes, pengarang Injil, ketika seorang prajurit di Kalvari
menikam lambung Yesus dengan tombak, ia melihat darah dan air memancar
dari-Nya. Di samping itu, jika darah mengingatkan kita akan Kurban Salib dan
anugerah Ekaristi, maka air dalam simbolis Yohanes melambangkan, bukan saja Pembaptisan,
melainkan juga Karunia Roh Kudus.
Sampai disini, kita bertanya: Apa artinya Maharahim pada Allah? Allah Maharahim
berarti: kita mengakui ada kasih dan ada belas kasih yang lebih dari kasih sayang ibu. Atau dengan
kata lain, belas kasih Allah itu lebih dari belas kasih seorang ibu pada
anaknya.
Gereja
menyebut dan menghayati Allah Maharahim
Dalam Gereja dikenal “Doa Tobat”. Doa yang
didaraskan ketika berdoa dan bahkan dalam perayaan Ekaristi. “Allah yang maharahim, aku menyesal atas dosa-dosaku.
Aku sungguh patut Engkau hukum, terutama karena aku telah tidak setia kepada
Engkau yang maha pengasih dan mahabaik bagiku. Aku benci akan segala dosaku,
dan berjanji dengan pertolongan rahmat-Mu hendak memperbaiki hidupku da tidak
akan berbuat dosa lagi. Allah yang maha-murah, ampunilah aku, orang berdosa.”
(Amin.)
Selain Doa Tobat tadi, Sri Paus Fransikus
menyerukannya dalam Misericordiae
Vultus (MV): ‘Kita perlu terus menerus merenungkan misteri kerahiman.
Ia adalah sebuah sumber sukacita, ketenangan, dan kedamaian. Keselamatan kita
tergantung padanya. Kerahiman: kata tersebut mengungkapkan sungguh-sungguh
misteri Tritunggal Mahakudus. Kerahiman:
tindakan utama dan tertinggi yang olehnya Allah datang untuk menemui kita. Kerahiman:
hukum dasar yang berdiam di dalam hati setiap orang yang memandang dengan tulus
ke dalam mata saudara dan saudarinya di jalan kehidupan. Kerahiman: jembatan
yang menghubungkan Allah dan manusia, membuka hati kita kepada sebuah harapan
dikasihi selamanya meskipun kita berdosa. (MV 2).
Yesus Kristus ialah wujudnyata Allah yang kita
Imani. Wajah kerahiman Allah bagi kita manusia demi keselamatan umat manusia. “Yesus
Kristus adalah Wajah Kerahiman BAPA” (MV 1). Dalam kisah tentang ‘Rumah Bapa’,
Penginjil Yohanes 14: 9, menuliskan demikian: ‘Barangsiapa telah melihat
Aku, ia telah melihat Bapa’.
Pernyataan Bapa Suci Fransiskus di atas tadi,
memunculkan pertanyaan, bagaimana Allah yang tidak kelihatan dan Roh itu
dapat menjumpai kita manusia? Jawaban yang bernas yang kita imani dan
diajarkan oleh Kitab Suci dan Magisterium Gereja kita ialah bahwa Allah yang
tak kelihatan itu menjumpai kita melalui Yesus Kristus.
GEREJA sebagai sebuah lembaga keselamatan yang didirikan oleh Kristus, memiliki
tugas untuk melanjutkan kerahiman ilahi Allah itu. Gereja menerima misi Yesus
dan melanjutkan misi Yesus (kerahiman) itu dalam seluruh perutusannya baik
dalam kata maupun dalam perbuatannya. Dasarnya selain pada Kitab Suci juga pada
Kanon 1752, … ‘memperhatikan keselamatan jiwa-jiwa, yang dalam Gereja harus
selalu menjadi hukum yang tertinggi’ (”salus
animarum suprema lex”)
Tiga teks Kitab Suci Perjanjian Baru berikut menjadi
dasar wujud Yesus dalam hidup-Nya bersama manusia, dalam dirham yang hilang
(Luk. 15: 8-11), dalam kisah Anak yang hilang (Luk. 15: 11-32) dan dalam kisah
domba yang hilang (Luk. 15: 1-7 & Mat. 18: 12-14). Ketiga teks itu
dirangkas dan diberi makna sebagai berikut:
Dalam kenyataan akan penghayatan iman akan Allah yang Maharahim dan
Murahhati, orang Kristiani mewujudkannya sebagai berikut:
Komentar
Teks Ibrani, " שמע ישראל יהוה אלהינו יהוה אחד. "
Cara membacanya, " Shema Yisrael YHWH ( Adonai ) Eloheinu YHWH ( Adonai ) ekhad. "
ברוך שם כבוד מלכותו לעולם ועד ( barukh Shem kevod malkuto, le'olam va'ed )
🕎🐟✡️ש📜🖖🏻✝️🗺️🕊️🌾🍇🍎🍏
Teks Ibrani Ulangan 6 ayat 4 : ” שְׁמַ֖ע ( Shema ) יִשְׂרָאֵ֑ל ( Yisrael ) יְהוָ֥ה ( YHWH [ Adonai ] ) אֱלֹהֵ֖ינוּ ( Eloheinu ) יְהוָ֥ה ( YHWH [ Adonai ] ) אֶחָֽד ( ekhad )
”
Lalu berdasarkan halakha/ tradisi, diucapkan juga berkat: ” ברוך שם כבוד מלכותו, לעולם ועד ” ( " barukh Shem kevod malkuto, le’olam va’ed " ) yang artinya diberkatilah nama yang mulia kerajaanNya untuk selama-lamanya " ). Apakah ada yang mempunyai pendapat lain?.
🕎✡️👁️📜🕍🤴🏻👑🗝️🛡️🗡️🏹⚖️☁️☀️⚡🌧️🌈🌒🌌🔥💧🌊🌬️🏞️🗺️🏡⛵⚓👨👩👧👦❤️🛐🤲🏻🖖🏻🌱🌾🍇🍎🍏🌹🐏🐑🐐🐂🐎🦌🐪🐫🦁🦅🕊️🐟🐍₪🇮🇱⛪