Allah Tritunggal Adalah Allah yang Maharahim Dan Murahhati


Liturgi Katolik:
Paskah: Allah membangkitkan Yesus.
Kenaikan: Allah mengangkat Yesus ke Surga,
Pentakosta: Roh Kudus turun atas para rasul dan Gereja,
Tritunggal Mahakudus, umat Kristiani merayakan ketiganya
sebagai wujud pokok iman yang nyata.

Kata “Allah” adalah kata Arab. Seperti juga kata “Alkitab”. Kata “Al” artinya Mahabesar atau Agung, sementara kata “Kitab” artinya buku. Secara harafiah, Alkitab adalah Buku yang Mahabesar atau buku yang Agung. Dari kata Alkitab, kata “Allah” terdiri dari Al-ilah; kata “Al” artinya Mahabesar atau Agung dan kata ilah: dewa. Kata: Al-ilah menjadi “Allah” sebuah perubahan yang menandakan bahwa sesuatu yang Mahabesar mengalahkan yang tidak besar. Dengan begitu, secara harafiah, Allah ialah Dewa yang Mahabesar atau Dewa yang Agung, yang diyakini orang-orang Kristiani sebagai Wujud Tertinggi, asal mulaasal dari kehidupan, dari-Nya segala-galanya ada.

Dalam kekristenan, Allah itu Allah Bapa, Putera, dan Roh Kudus (Allah Tritunggal), communio menjadi SATU, satu secara eksistensinya (ke-ADA-an), dan beda dalam peran atau tugasnya. Inilah salah satu inti ajaran Kristiani, sering mendapat tanggapan dari perbagai pihak, sejak awal kekristenan hingga saat ini. Sejarah Gereja mencatat bahwa salah satu Bapa Gereja yang berjuang membela inti ajaran ini adalah Santo Atanasius (297-373), toh, akhirnya ia harus berpindah kemana-mana.

Allah Tritunggal: Allah Imanuel, Allah yang menyertai umat-Nya
Prof. Dr. Mgr. Adrianus Sunarko, ofm
Bapa Uskup Keuskupan Pangkalpinang, Mgr. Adrianus Sunarko, ofm, dalam kotbah Perayaan Minggu (7/6/20), Hari Raya Tritunggal Mahakusus menegaskaan, “Dimana kita bisa melihat Allah Tritunggal itu?” Sambil mengutip kata-kata Santo Agustinus, seorang Bapa Gereja terkenal sekali pernah: “Ketika orang melihat tindakan cinta kasih, disitulah ia melihat Allah Tritunggal”. Dalam pandangan Agustinus itu, Allah Tritunggal adalah kasih. Ada Bapa yang mengasihi, ada Putera yang dikasihi, tetapi ada kasih itu sendiri yaitu Roh Kudus.

Allah Tritunggal, kata “Tritunggal”, memang dalam teks Kitab Suci kristiani, tidak ditemukan. Namun dalam teks-teks disebutkan dengan kalimat “Jadikan semua bangsa murid-Ku dan baptiskan mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus“ (Mat. 28:19).  Selain itu, “Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian.“ (2Kor. 13:13). Juga “Sebab ada tiga yang memberi kesaksian dalam surga: Bapa, Firman dan Roh Kudus. Dan Ketiganya adalah satu“ (1Yoh. 5:7). Dan masih ada teks-teks lain yang tidak saya sebutkan, disini.

Allah yang diiman dan diyakini oleh orang-orang Kristen, adalah Allah itu Esa. Keesaan Allah disebutkan Yesus. Hukum yang terutama ialah: Dengarlah hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa (Mrk. 12:29). Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu bahwa Dia Esa dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia (Mrk. 12:32). Juga dalam teks ini: Ketika digoda setan di padang gurun, Yesus menjawab: ”Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti.” (Luk. 4:8).

Allah Bapa dan Yesus Kristus adalah satu. Disinilah bukti kata-kata Yesus. Di satu pihak Yesus berbeda dari Bapa, di lain pihak Ia berasal dari Allah. “Kata Yesus kepada mereka: Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku.“ (Yoh. 8: 42). Lalu lanjut Yesus: ”Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.” (Yoh. 17: 3). ” ... Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku.” (Yoh. 14: 28). Di lain pihak dalam hidup-Nya di dunia, Yesus menegaskan, bahwa terdapat kaitan yang sangat erat dan tidak terpisahkan antara diri dan hidup-Nya dengan perwujudan dan kedatangan Kerajaan Allah; bahwa dalam diri dan hidup-Nya Allah sendiri bertindak, Allah sendiri hadir.

Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus adalah satu. “Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran, yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku.” (Yoh. 15:26); atau juga: “Siapa gerangan di antara manusia yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah.” (1Kor. 2:11).

“Tidak ada seorangpun yang dapat mengaku: Yesus adalah Tuhan, selain oleh Roh Kudus.“ (1Kor. 12:3). Artinya berkat kehadiran kasih Allah sendiri dalam diri kita lah, (bdk. 1Kor. 14:16; Gal. 4:4), pengakuan iman akan pewahyuan diri Allah dalam Yesus Kristus menjadi mungkin. Padahal menurut Roma 5:5: “Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.“Anugerah Roh Kudus itu diidentifikasi oleh Paulus secara eksplisit sebagai kasih Allah sendiri. Jadi, dalam Roh Kudus, Allah sendiri hadir.

Yang dihadirkan oleh Roh Kudus adalah kasih Bapa yang sama, dengan yang menjadi nyata secara historis dalam peristiwa Yesus Kristus. Yang dicurahkan oleh Roh Kudus dalam hati kita adalah kasih Bapa dan kasih Putra. Maka: juga Roh Kudus termasuk dalam hakekat kekal Allah. Kalau tidak, kita tidak dapat berbicara mengenai kehadiran Allah sendiri dalam Roh Kudus. “Siapa gerangan di antara manusia yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah.” (1Kor. 2:11).

Jadi ketika kita menyebut Allah, hadir tidak hanya Allah, tetapi juga Putera dan Roh Kudus. Ketiganya adalah ESA. Itu artinya bahwa kalau ada satu Allah, yang akan membenarkan baik orang-orang bersunat karena iman, maupun orang-orang tak bersunat juga karena iman (Rom. 3:30). Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang (1Kor. 12:6). Satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua (Ef. 4:6).

Karena itu, tiga pribadi itu sama sekali tidak dipisahkan karena melekat satu dalam kodrat Allah, meskipun ciri-ciri-Nya dapat dibedakan. Karena Roh itu, sama seperti Firman Allah berada dalam dan berasal dari Diri Allah yang Esa.  “Aku keluar dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku.“ (Yoh. 8:42). “Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran, yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku.” (Yoh. 15:26).

Demikian pula Roh itu sama-sama memiliki Hidup seperti Firman, maka pastilah Hidup yang ada dalam Roh itu adalah hidup yang sama, yaitu Hidup-nya Bapa seperti yang ada di dalam Firman juga.  Jadi jelas dalam Allah itu hanya ada “Satu hidup saja.“ Keesaan dalam paham Allah Tritunggal bukanlah keesaan sesuatu yang mati, melainkan keesaan dari sesuatu yang hidup.

Kita dapat mengatakan, bahwa paham kristiani mengenai Allah Tritunggal bukanlah triteisme,  karena Bapa, Firman-Nya dan Roh-Nya itu bukanlah ilah-ilah yang mandiri dan terpisah dari Allah yang Esa. Ketiganya tidak memiliki Kuasa yang mandiri dan berbeda dari Kuasa Allah yang Esa itu. Berhubung dengan Firman dikatakan: “Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari Diri-Nya sendiri ... apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak.“ (Yoh. 5:19).

Allah orang Kristiani adalah Allah Maharahim dan Murahhati

Kata maharahim dan murahhati adalah kata sifat, gelar yang melekat pada Allah. Kata rahim tentu arah pikiran kita kepada seorang perempuan. Nabi Yesaya dengan bagus memberikan sebuah perbandingan hubungan ibu-anak dengan Allah-manusia dengan menggambar-kan Allah yang maharahim itu (Yes. 49:15). "Mungkinkah seorang ibu melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun ia melupakannya, Aku (Allah) tidak akan melupakan engkau".  

Rahim seorang ibu berfungsi: menghidupi, melindungi, menjaga, menghangatkan, memberi pertumbuhan, menerima tanpa syarat, membawa kemana-mana“. Seorang ibu mencintai anaknya yang lahir dari rahimnya bukan karena anaknya berbuat baik tetapi karena itu merupakan suatu dorongan hati yang tak terelakkan. Gambaran kerahiman disimbolkan dengan "Darah dan Air".  Disini, kita segera mengingat pada kesaksian yang diberikan Yohanes, pengarang Injil, ketika seorang prajurit di Kalvari menikam lambung Yesus dengan tombak, ia melihat darah dan air memancar dari-Nya. Di samping itu, jika darah mengingatkan kita akan Kurban Salib dan anugerah Ekaristi, maka air dalam simbolis Yohanes melambangkan, bukan saja Pembaptisan, melainkan juga Karunia Roh Kudus.

Sampai disini, kita bertanya: Apa artinya Maharahim pada Allah? Allah Maharahim berarti: kita mengakui ada kasih dan ada belas kasih  yang lebih dari kasih sayang ibu. Atau dengan kata lain, belas kasih Allah itu lebih dari belas kasih seorang ibu pada anaknya.

Gereja menyebut dan menghayati Allah Maharahim

Dalam Gereja dikenal “Doa Tobat”. Doa yang didaraskan ketika berdoa dan bahkan dalam perayaan Ekaristi. “Allah yang maharahim, aku menyesal atas dosa-dosaku. Aku sungguh patut Engkau hukum, terutama karena aku telah tidak setia kepada Engkau yang maha pengasih dan mahabaik bagiku. Aku benci akan segala dosaku, dan berjanji dengan pertolongan rahmat-Mu hendak memperbaiki hidupku da tidak akan berbuat dosa lagi. Allah yang maha-murah, ampunilah aku, orang berdosa.” (Amin.)

Selain Doa Tobat tadi, Sri Paus Fransikus menyerukannya dalam Misericordiae Vultus (MV): ‘Kita perlu terus menerus merenungkan misteri kerahiman. Ia adalah sebuah sumber sukacita, ketenangan, dan kedamaian. Keselamatan kita tergantung padanya. Kerahiman: kata tersebut mengungkapkan sungguh-sungguh misteri Tritunggal Mahakudus.  Kerahiman: tindakan utama dan tertinggi yang olehnya Allah datang untuk menemui kita. Kerahiman: hukum dasar yang berdiam di dalam hati setiap orang yang memandang dengan tulus ke dalam mata saudara dan saudarinya di jalan kehidupan. Kerahiman: jembatan yang menghubungkan Allah dan manusia, membuka hati kita kepada sebuah harapan dikasihi selamanya meskipun kita berdosa. (MV 2).

Yesus Kristus ialah wujudnyata Allah yang kita Imani. Wajah kerahiman Allah bagi kita manusia demi keselamatan umat manusia. “Yesus Kristus adalah Wajah Kerahiman BAPA” (MV 1). Dalam kisah tentang ‘Rumah Bapa’, Penginjil Yohanes 14: 9, menuliskan demikian: ‘Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa’.

Pernyataan Bapa Suci Fransiskus di atas tadi, memunculkan pertanyaan, bagaimana Allah yang tidak kelihatan dan Roh itu dapat menjumpai kita manusia? Jawaban yang bernas yang kita imani dan diajarkan oleh Kitab Suci dan Magisterium Gereja kita ialah bahwa Allah yang tak kelihatan itu menjumpai kita melalui Yesus Kristus.

GEREJA sebagai sebuah lembaga keselamatan yang didirikan oleh Kristus, memiliki tugas untuk melanjutkan kerahiman ilahi Allah itu. Gereja menerima misi Yesus dan melanjutkan misi Yesus (kerahiman) itu dalam seluruh perutusannya baik dalam kata maupun dalam perbuatannya. Dasarnya selain pada Kitab Suci juga pada Kanon 1752, … ‘memperhatikan keselamatan jiwa-jiwa, yang dalam Gereja harus selalu menjadi hukum yang tertinggi’ (”salus animarum suprema lex”)

Tiga teks Kitab Suci Perjanjian Baru berikut menjadi dasar wujud Yesus dalam hidup-Nya bersama manusia, dalam dirham yang hilang (Luk. 15: 8-11), dalam kisah Anak yang hilang (Luk. 15: 11-32) dan dalam kisah domba yang hilang (Luk. 15: 1-7 & Mat. 18: 12-14). Ketiga teks itu dirangkas dan diberi makna sebagai berikut:


Dalam kenyataan akan penghayatan iman akan Allah yang Maharahim dan Murahhati, orang Kristiani mewujudkannya sebagai berikut:



Komentar

Denis Desmanto mengatakan…
Hukum yang utama yang di adalah YHWH ( Adonai ) sebagai satu-satunya Elohim ( Ulangan 6 ayat 4 dan Markus 12 ayat 29 )

Teks Ibrani, " שמע ישראל יהוה אלהינו יהוה אחד. "

Cara membacanya, " Shema Yisrael YHWH ( Adonai ) Eloheinu YHWH ( Adonai ) ekhad. "

ברוך שם כבוד מלכותו לעולם ועד ( barukh Shem kevod malkuto, le'olam va'ed )

🕎🐟✡️ש📜🖖🏻✝️🗺️🕊️🌾🍇🍎🍏
Denis Desmanto mengatakan…
Shalom bapak, ibu saudara/i di manapun berada. Apakah Sudah ada yang pernah mendengar tentang Shema Yisrael? Ini adalah kalimat pengakuan iman orang Yahudi yang biasa diucapkan pada setiap ibadah mereka baik itu di rumah ibadat atau sinagoga maupun di rumah. Yesus juga menggunakan Shema untuk menjawab pertanyaan dari seorang ahli Taurat mengenai hukum yang utama. Kita dapat baca di Ulangan 6 ayat 4 dan pernah juga dikutip oleh Yesus di dalam Injil Markus 12 : 29. Dengan mengucapkan Shema, orang Yahudi mengakui bahwa YHWH ( Adonai ) Elohim itu esa dan berdaulat dalam kehidupan mereka. Berikut teks Shema Yisrael tersebut dalam huruf Ibrani ( dibaca dari kanan ke kiri seperti huruf Arab ) beserta cara mengucapkannya ( tanpa bermaksud untuk mengabaikan atau menyangkal adanya Bapa, Roh Kudus dan Firman Elohim yaitu Yeshua haMashiakh/ ישוע המשיח, yang lebih dikenal oleh umat Kristiani di Indonesia sebagai Yesus Kristus ) berikut ini

Teks Ibrani Ulangan 6 ayat 4 : ” שְׁמַ֖ע ( Shema ) יִשְׂרָאֵ֑ל ( Yisrael ) יְהוָ֥ה ( YHWH [ Adonai ] ) אֱלֹהֵ֖ינוּ ( Eloheinu ) יְהוָ֥ה ( YHWH [ Adonai ] ) אֶחָֽד ( ekhad )


Lalu berdasarkan halakha/ tradisi, diucapkan juga berkat: ” ברוך שם כבוד מלכותו, לעולם ועד ” ( " barukh Shem kevod malkuto, le’olam va’ed " ) yang artinya diberkatilah nama yang mulia kerajaanNya untuk selama-lamanya " ). Apakah ada yang mempunyai pendapat lain?.
🕎✡️👁️📜🕍🤴🏻👑🗝️🛡️🗡️🏹⚖️☁️☀️⚡🌧️🌈🌒🌌🔥💧🌊🌬️🏞️🗺️🏡⛵⚓👨‍👩‍👧‍👦❤️🛐🤲🏻🖖🏻🌱🌾🍇🍎🍏🌹🐏🐑🐐🐂🐎🦌🐪🐫🦁🦅🕊️🐟🐍₪🇮🇱⛪

Postingan populer dari blog ini

Refleksi pribadi atas Tulisan Bambang Harsono tentang doa Singkat THS-THM

AsIPA-PIPA dan KBG-SHARING INJIL

Tinjauan Komunitas Basis Gerejawi Menurut Dokumen Resmi Gereja Katolik