Postingan

GO, YOU ARE SENT FORTH! FOLLOWING JESUS IN MISSION: SMALL CHRISTIAN COMMUNITIES SERVING AND MINISTERING

Gambar
AsIPA General Assembly VI Chintana Center, Nainamadama, Sri Lanka 18-24 October 2012 FINAL STATEMENT 1.       COMING TOGETHER 1.1. We the participants of the AsIPA General Assembly VI of the Asian Integral Pastoral Approach (AsIPA) - 57 lay people, 71 clergy, 11 bishops, 12 religious from 16 countries (Bangladesh, India, Indonesia, Korea, Malaysia, Mongolia, Myanmar, Pakistan, Philippines, Singapore, Sri Lanka, Taiwan, Thailand; also from Germany, South Africa, Switzerland) came together here at Chintana Center, Nainamadama in Sri Lanka from 18-24 October 2012, to share our experiences, to deepen communion among us and to reflect on the theme of mission. 1.2. The Federation of Asian Bishops’ Conferences Office of Laity and Family (FABC OLF), AsIPA (BEC) Desk and participants of this assembly express our deep gratitude to the Church in Sri Lanka, especially the local organizers of this event led by the Most Reverend Kingsley Swampillai, Bishop of Trincomalee, fo

SMP ST. MARIA GORETTI SUNGAILIAT: UNTUKMU GURUKU UNTUKMU SEKOLAHKU, KAMI DATANG...

Gambar
Halaman SMP Maria Goretti, sore itu (29/9/12) berubah menjadi merah ditengah musim kemarau. Warna merah bukan kembangnya bunga-bunga di taman tetapi baju kaos merah yang dipakai alumni angkat 1982. Mereka datang ke SMP Maria Goretti Sungailiat, Kabupaten Bangka Propinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk menoreh kenangan-kenangan manis-pahit semasa sekolah 30 tahun silam.  Mereka datang dari berbagai daerah di Indonesia dengan tema khusus "Untukmu Guruku, Untukmu Sekolahku, Kami datang..." Ita Kometa, salah seorang alumni angkatan '82 mengenang gurunya dalam sebuah puisi yang diucapkan pada saat acara hening cipta untuk mengenang para penjasa dan teman-teman yang telah berpulang ke pangkuan Allah begini. "Guruku.....Engkau adalah setetes embun di pagi hari...., Engkau adalah seberkas cahaya di gelap gulita...Engkau adalah pahlawan tanpa tanda jasa.... Kini....Aku kembali guruku, untuk hanya mengucapkan kata terima kasih, yang tak berarti." Kehadiran a

MENJADI MURID PILIHAN YESUS

Gambar
Benarkah kita semua ini dipilih Tuhan untuk menjadi murid-Nya? Pertanyaan ini ditujukan kepada kita untuk merefleksikan jawaban kita atas pilihan Tuhan pada pribadi kita sebagai murid-Nya. Menjadi pilihan Tuhan itu pertama-tama karena kemauan Tuhan, bukan karena kemauan diri sendiri. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Tuhan yang memilih kita dengan menaruh Roh-Nya didalam diri tiap-tiap kita. Dan Roh-Nya yang ada dalam diri kita itu akan mengarahkan daging kita untuk tetap bersatu dengan Dia. Dalam proses mengarahkan antara keinginan daging dengan keinginan Roh, Kitab Bilangan (11: 25 – 29) menguatkan kita bahwa Musa adalah teladan bagi kita. Musa, orang yang mampu mengalahkan keinginan dan memberikan ruang dalam dirinya untuk Roh Allah berkarya. Karena itu, Roh yang ada padanya dibagikan kepada umat Israel yang lain sehingga sama-sama menjadi pemimpin dan pewarta bagi Allah. Ternyata apa yang dilakukan Musa tidak disetujui oleh Yosua. Yosua b

MENJADI BIJAKSANA

Gambar
Tiga serangkai tumbuh dalam kebersamaan Ba gi orang Katolik, hidup yang kini dijalani bukan sebuah takdir. Hidup yang dijalani adalah sebuah proses menyatakan secara jelas rencana-rencana Allah yang sudah diberikan kepada tiap-tiap orang sejak dalam kandungan ibunya. Karena itu, hidup itu sendiri harus selalu dimaksimalkan, baik untuk kepentingan diri sendiri, keluarga, gereja maupun negara. Hidup bukan untuk diri sendiri tetapi juga untuk orang-orang lain. Kitab Kebijaksanaan Salomo dalam 2:12,17-20, meminta kita memakai hidup itu untuk mencari kebijaksanaan atau hikmat Allah. Kebijaksanaan atau hikmat itu perlu diuji, supaya kebijaksanaan atau hikmat itu sendiri sungguh-sungguh bertahan. Seperti emas betul-betul murni diuji dalam peleburan demikian juga hikmat yang ada didalam diri tiap-tiap orang, harus perlu diuji agar kemurniaan betul-betul tampak. Kebijaksanaan itu betul-betul diuji dalam hidup untuk mencapai kemuliaan. Karena bagi Yakobus, dalam bacaan 3:16-

BERTAHAN MENJADI MURID YESUS

Gambar
Si kap dasar yang dibangun agar tetap menjadi murid Yesus adalah patuh, setia, berani, rela berkorban, dan pasrah. Dengan sikap ini, Yesaya dalam 50: 5—9a mengungkapkan, jika seorang hamba Tuhan menjalankan tugasnya, yakin bahwa Tuhan akan menolongnya baik dalam kesehatan fisik maupun keselamatan jiwanya. Sikap dasar di atas tadi, oleh rasul Yakobus dalam 2: 14—18 merampunginya dengan satu kalimat yang bernas, iman tanpa action adalah mati. Iman tidak diungkapkan dalam kenyataan hidup, iman tidak mempunyai nilai apa-apa. Itu artinya bahwa rasul Yakobus mau menekankan kepada umat yang mendengarkan suratnya yang adalah pengikut Yesus. Bahwa menjadi murid bukan hanya seorang murid yang lemah, yang tidak berdaya dan hanya diajar meluluh. Seorang murid diharapkan setia pada ajaran Yesus, pasrah kepada belas kasih Allah, berani dan rela berkorban untuk menyatakan iman dalam kenyataan hidup. Ini semua merupakan penghayatan iman yang diungkapkan kepada sesama, menjalankan misi

EFATA: TERBUKALAH...

Gambar
Pastoran Stasi Air Sena Paroki Tanjungpinang Da lam Lukas 11:20 bdk. Matius 12:28, terdapat kalimat Yesus yang mengagumkan soal jawaban-Nya terhadap tuduhan orang Farisi ketika Yesus mengajar dan membuat mukjizat. Kalimatnya demikian: ”Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu.” Kalimat yang diucapkan Yesus di atas sinkron dengan kalimat yang ada didalam bacaan pertama yang diambil dari Kitab Yesaya (Yes. 35: 4—7a). Bahwa keselamatan itu terjadi jika Allah hadir didalam peristiwa dunia. Tanda-tandanya ialah orang lumpuh berjalan, orang buta melihat, orang tuli mendengar... Tindakkan nyata dialami oleh manusia, selamat dari suatu peristiwa. Tanda-tanda yang diberikan Yesaya, tertuju pada pribadi Yesus. Kehadiran-Nya menandakan bahwa Allah yang diimani itu hadir dan berada didalam peristiwa hidup manusia. Karena itu, manusia yang beriman seperti yang dikisahkan Yakobus (Yak. 2: 1—5) dalam bacaan kedua hendak

OMONG DOANK: SHARING INJIL

Gambar
Kelompok IV Bahas Sidang Sinode II Tingkat Paroki A genda utama di setiap Komunitas Basis Gerejawi Paroki-paroki Keuskupan Pangkalpinang yang sekarang diminta oleh “Pedoman Pastoral Keuskupan Pangkalpinang, Post Sinode II adalah “Sharing Injil.” Sharing Injil bukan ibadat sabda. Sharing Injil amat jauh berbeda dengan ibadat Sabda. Sharing Injil, sebuah cara kita secara partisipatif membaca, merenung, menghayati dan melaksanakan Sabda Allah. Dalam sharing Injil ada banyak metode. Namun, berdasarkan Pedoman Pastoral Keuskupan Pangkalpinang No. 206.3 Metode 7 Langkah adalah cara bagi KBG untuk membaca, merenung, menghayati dan melaksanakan Injil. Sharing Injil, cara kita terhubung dengan Yesus. Hubunganya, kita membaca, merenung, menghayati dan melaksanakan Sabda Allah dalam tindakan nyata. Langkah demi langkah dalam sharing Injil adalah sharing. Jika sharing maka kita memakai kata aku atau saya. Karena yang disharingkan adalah pengalaman pribadi. Bukan pengalaman orang lain.