MODUL 3 AKSI PUASA PEMBANGUNAN (APP) 2018 KEUSKUPAN PANGKALPINANG
Pertemuan Ketiga:
KEGAGALAN KBG MEMELIHARA
KEUTUHAN CIPTAAN
Persiapan:
§ Fasilitator perlu sediakan
waktu untuk menganimasi modul pertemuan ini.
§ Bawa Kitab Suci dan Puji
Syukur
Tujuan:
§
Anggota KBG menyadari diri
sebagai pelaku perusakan keutuhan ciptaan Alah.
§
Anggota KBG memahami bahwa
kegagalan KBG memelihara keutuhan ciptaan
adalah karena keserakahan dan ketamakan kita dalam mengeksploitasi alam
tanpa bertanggung jawab.
PENGANTAR
F Bapak-ibu,
saudara-saudari sekalian yang terkasih!
Kita telah memasuki masa prapaskah yang ketiga.Subtema yang akan kita dalami,
tentang “Kegagalan Komunitas (KBG) Memelihara Keutuhan Ciptaan”. Subtema ini diangkat setelah kita
disadarkan pentingnya membangun solidaritas sosial demi menjaga keutuhan
ciptaan. Kenyataan bahwa kita manusia merupakan satu kesatuan dengan alam telah
dinodai dengan kerusakan alam yang semakin parah. Apa
yang menyebabkan kita gagal memelihara keutuhan Ciptaan?
Yesus dalam Yohanes 2: 13-35, menuntun kita
untuk paham apa yang harus kita lakukan dalam menyikapi kebutuhan jasmani
dengan penuh tanggung jawab.
Mari kita
siapkan hati untuk buka pertemuan ketiga kita ini, dengan menyanyikan
Lagu dari Puji Syukur No. ......
PENGHORMATAN
KEPADA SABDA
(di rumah, tempat
pertemuan doa, tuan rumah telah menyiapkan pentakhtaan Kitab Suci).
F Mari kita bangkit
berdiri, dalam Nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus. Kita memberikan penghormatan kepada
Kristus, Sang Sabda, yang hadir di tengah-tengah kita, lewat Firman-Nya yang
akan kita dalami bersama nanti.
(semua anggota KBG memberikan hormat dengan
membungkukkan badan ke arah Kitab Suci yang ditakhtakan!).
LANGKAH-LANGKAH SHARING
KITAB SUCI
1.
DOA MENGUNDANG TUHAN
F Saya persilahkan salah
seorang dari kita untuk mem-buka pertemuan ini dengan doa mengundang ke-hadiran
Tuhan!
2. 2. CODE
F Mari
kita dengarkan sebuah puisi dari
Khalil Gibran yang mengisahkan tentang “Rintihan Alam Semesta”.
“Rintihan Alam Semesta”
Aku mendengar anak sungai merintih
bagai seorang janda yang menangis
meratapi kematian anaknya
dan aku kemudian bertanya,
"Mengapa engkau menangis, sungaiku yang jernih?'
Dan sungai itu menjawab,
'Sebab aku dipaksa mengalir kekota
tempat manusia merendahkan dan
mensia-siakan diriku dan menjadikanku minuman-minuman keras dan mereka memperalatkanku bagai pembersih sampah, meracuni kemurnianku
dan mengubah sifat-sifatku yang baik
menjadi sifat-sifat buruk."....
Dan aku mendengar burung-burung menangis,
tempat manusia merendahkan dan
mensia-siakan diriku dan menjadikanku minuman-minuman keras dan mereka memperalatkanku bagai pembersih sampah, meracuni kemurnianku
dan mengubah sifat-sifatku yang baik
menjadi sifat-sifat buruk."....
Dan aku mendengar burung-burung menangis,
dan aku
bertanya, "Mengapa engkau menangis,
burung-burungku
yang cantik?"
Dan salah satu dari burung itu
terbang mendekatiku, dan hinggap dihujung sebuah cabang pohon dan berkata....
Anak-anak Adam akan segera datang
di ladang ini dengan membawa senjata-senjata pembunuh dan menyerang kami seolah-olah kami adalah musuhnya.
di ladang ini dengan membawa senjata-senjata pembunuh dan menyerang kami seolah-olah kami adalah musuhnya.
Kami sekarang terpisah di antara
satu
sama yang lain, sebab kami tidak tahu siapa di antara kami yang bisa selamat dari kejahatan manusia.
sama yang lain, sebab kami tidak tahu siapa di antara kami yang bisa selamat dari kejahatan manusia.
Ajal memburu kami kemana pun kami
pergi."
Kini, matahai terbit dari balik
puncak pergunungan, dan menyinari puncak-puncak pepohonan dengan rona mahkota.
Kupandangi keindahan ini dan aku
bertanya kepada diriku sendiri, 'Mengapa manusia mesti menghancurkan segala
karya yang telah diciptakan oleh alam!!!!'
Pertanyaan pendalaman code:
a.
Apa yang
dikisahkan puisi di atas?
b. Mengapa manusia menghancurkan segala karya
yang telah diciptakan oleh alam?
c. Bagaimana
respon alam terhadap perilaku perusakan oleh manusia?
d.
Apakah
perilaku manusia terhadap alam di dalam puisi tersebut, juga kita lakukan
terhadap alam? Berikan contohnya?
TAMBAHAN:
a.
Puisi diatas
menceritakan keindahan alam yang hancur akibat ulah manusia yang tidak
bertanggung jawab. Air sungai yang bersih tercemar. Kemurnian air dimanfaatkan
manusia untuk memperkaya diri. Kerakusan manusia merusak ekosistem alam juga
menyebabkan kepunahan satwa. Semestinya alam adalah bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan manusia. Kenyataan yang terjadi manusia justru
menjadi pemangsa rakus bagi ciptaan Allah lainya.
b.
Kerusakan
alam terjadi karena manusia menempatkan diri sebagai subyek atas ciptaan. Atas
nama pembangunan, manusia menjadikan alam sebagai obyek untuk mencapai tujuan
ekonomis manusia. Pemanfaatan
sumber daya alam dengan tidak memperhatikan kelestariannya dan bahkan cenderung memanfaatkan
sebanyak-banyaknya, manusia menjadi perusak alam. Budaya konsumtif memperparah
kerakusan manusia dalam mengekspoitasi alam. Dengan tidak lagi memandang
alam sebagai subyek, namun sebagai obyek
pemenuhan kebutuhan manusia yang tanpa batas, inilah kegagalan manusia dalam
memelihara keutuhan ciptaan.
c.
Alam sebagai lingkungan hidup
mendukung kehidupan manusia dengan menyediakan air bersih, udara segar,
tumbuhan hijau, dll, fungsi ini hilang ketika alam sudah tercemar atau sudah
dirusak oleh manusia.Perubahan respon alam setara dengan perilaku buruk manusia.
d.
Tidak bisa dipungkiri, kita ikut ambil bagian
dalam merusak alam semesta. Beberapa
bentuk kegagalan kita dalam memelihara
keutuhan alam ciptaan: terjadinya pencemaran seperti pencemaran udara, air, tanah,
dan suara. Adanya kawasan industri
memunculkan limbah industri, adanya penambangan liar menghilangkan lahan
pertanian, hutan lindung, seperti tambang timah di Kep. Babel dan tambang pasir
dan bauksit di Kep. Riau. Konsekuensi lanjut dari ekspoitasi alam berdampak buruk
pada banjir, tanah longsor, ekosistem tepi sungai, sungai, dan laut menjadi
rusak.
3.
KITA MEMBACA KITAB SUCI
F Mari kita membuka Kitab
Suci Perjanjian Baru (2x)
Kita membuka Injil Yohanes 2 : 13-25.
Kita mencari
Injil Yohanes bab 2
Kita mencari
Injil Yohanes bab 2 ayat 13-25.
(diulangi sampai semua peserta mendapatkan
teks Yohanes ).
Saya
persilahkan salah seorang dari kita membacakan teks tadi, dengan suara lantang,
dan tidak tergesa-gesa.
Adakah di
antara kita yang membawa Kitab Suci dari versi lain, (misalnya Alkitab Kabar Baik Dalam Bahasa Indonesia sehari-hari)?
Jikalau ada,
saya persilahkan untuk membacakan teks Yohanes
2: 13-25 tersebut dari versi yang ada dalam Alkitab-nya, dengan suara
lantang dan tidak tergesa-gesa!
Pertanyaan Pendalaman
a.
Apa yang dilakukan Yesus di Bait Allah?
b.
Mengapa Yesus marah?
c.
Pesan apakah yang bisa kita petik dari
teks tersebut?
d.
Apakah kaitan pesan teks ini dengan sikap
kita terhadap alam semesta?
PENEGASAN
a.
Orang-orang
Yahudi datang dari segala penjuru ke Bait Allah untuk merayakan paskah. Yesus
melakukan hal yang sama. Melihat banyak penjual berdagang di sekitar Bait
Allah, Yesus marah. Ia membalikkan meja-meja dan uang yang diatasnya
diserakkannya. Ia juga membuat cambuk dari tali dan mengusir semua binatang. Ia
memerintahkan orang-orang yang menjual burung merpati: ‘Bawa semua itu ke luar!
Jangan lagi membuat rumah Bapaku tempat berjualan.
b.
Rumah Allah dijadikan rumah bisnis atau pasar oleh
para pedagang dan penukar uang. Pengalihfungsian rumah Allah ini menyebabkan
Yesus marah. Disisi lain, ‘Rumah Bersama’ atau bumi yang kita diami selama ini
pun rusak karena salah pemanfaatan. Hal ini disebabkan oleh perilaku tamak dan sikap
rakus manusia. Paus Fransiskus menegaskan bahwa efek paling parahdari semua perusakan lingkungan
diderita oleh kaummiskin” (LSart.
48).
c.
Kegagalan manusia dalam memelihara keutuhan ciptaan
dewasa ini, semakin meluas karena manusia menggunakan alat-alat teknologi dalam
mengeksploitasi alam (Redemptor Hominis art.15). ‘Makhluk-makhluk
hidup lainnya memiliki nilai intrinsik di hadapan Allah, dan dengan
keberadaannya pun mereka sudah memuji dan memuliakan-Nya’. (LS, art. 69),
namun eksploitasi alam oleh manusia yang berlebihan itu, menyebabkan fungsi
intriksik alam menjadi sirna. Disisi
lain, dalam teks Kitab Suci tadi kita pahami bahwa terjadi eksploitasi fungsi
Bait Allah, dari tempat doa menjadi pasar, yang menyebabkan hilangnya fungsi
intrinsik dari makhluk ciptaan untuk memuji dan memuliakan Allah.Karen
itulah manusia dipanggil bukan hanya untuk memulihkan kembali fungsi alam tetapi juga fungsi rumah ibadat.
d.
Manusia
memang diberi kuasa untuk mengatur (memelihara, merawat dan mengolah) alam
ciptaan (Kej. 1: 28), dengan memperhatikan kemauan sang pemilik, yaitu Allah.
Namun, manusia bukan sang penguasa tunggal Alam Ciptaan. Allah-lah sang
pemilik. Allah menolak setiap klaim kepemilikan mutlak: “Tanah jangan
dijual mutlak, karena Akulah pemilik tanah itu, sedang kamu adalah orang asing
dan pendatang bagi-Ku” (Imamat 25:23).
(LS art. 67).
4.
KITA MELAKUKAN AKSI NYATA
F Bapak-ibu, saudara-saudari
yang terkasih!
Mari, kita
rembug beberapa aksi nyata berikut ini yang berhubungan erat dengan aksi nyata
dalam pertemuan prapaskah ke-3 ini.
Sering kali, kita gagal dalam
menjaga keutuhan alam ciptaan seperti merusak alam, eksploitasi alam dan tempat
doa, dll.
a.
Apa yang semestinya
kita (keluarga dan KBG) lakukan untuk menghentikan perlakuan kita yang merusak
alam semesta, eksploitasi alam, tempat
doa, dll.
b.
Apa yang semestinya
Paroki lakukan untuk menghentikan perlakuan kita yang merusak alam semesta,
eksploitasi alam, tempat doa, dll.
c.
Buatlah pedoman ekologi dalam
keluarga dan KBG untuk mengurangi keterlibatan kita merusak lingkungan!
5.
DOA SPONTAN
F Bapak-ibu, saudara-saudari yang
terkasih. Mari kita ungkapkan doa-doa spontan kita yang keluar dari hati kita, berupa: doa permohonan, syukur, dan pujian.
Mari, kita satukan semua doa dengan berdoa
bersama dari Teks DOA MOHON PENYERTAAN ALLAH BAGI UMAT KEUSKUPAN PANGKALPINANG DALAM
MEWUJUDKAN IDENTITAS KEUSKUPAN.
Dan kita tutup pertemuan kita dengan menyanyikan sebuah lagu!
=***=
Komentar