Postingan

GUA MARIA: ST. MARIA PENGANTARA SEGALA RAHMAT SUNGAILIAT

Gambar
Repro: Alfons Liwun Hantaran “Santo Petrus heran melihat penghuni Surga begitu banyak. Dia kemudian bertanya kepada Yesus. “Yesus, kok penghuni Surga semakin banyak, padahal saya yang ditugaskan untuk menjaga pintu Surga saya terima sedikit kali yang masuk ke sini.” Yesus kemudian meminta Santo Petrus untuk mengecek kembali daftar hadir. Petrus kembali melaporkan bahwa memang saya terima sesuai dengan amal bakti umat yang telah mendukung Yesus. Mereka itulah yang saya terima untuk hidup berbahagia bersama kita disini.   Ternyata, masuk ada jalur lain untuk masuk Surga. Jalur manakah itu? Ternyata Yesus tidak menolak jalan melalui Bunda-Nya sendiri, Bunda Maria. Petrus pun pergi bertemu Maria dan bertanya kepada Maria. ”Bu, apakah ada orang yang telah masuk Surga melalui Ibu? Dengan lantang Bunda Maria menjawab Petrus. ”Ya... mereka adalah anak-anakku, yang selalu berdoa Rosario. Mereka berdoa kepada Yesus, anakku melalui saya.” Petrus pun tidak menjaw

"DALAM KEBERSAMAAN MEMBANGUN KOMUNITAS BASIS GEREJANI"

Gambar
Oleh: Alfons Liwun Han dari suku Tiong Hoa, Tiara dan Hir dari Jawa dan Markus dari Iria Jaya. Mereka adalah siswa-siswi sekolah dasar negeri. Mereka merupakan murid Yesus. Wujud nyata kemuridan mereka nampak dalam hidup kebersamaan mereka di sekolah. Bahkan Yesus yang mereka ikuti dan imani dinyatakan secara berani dengan membuat tanda salib dalam doa mereka di dalam kelas ketika setiap kali masuk dan pulang sekolah. Suatu hari, sebelum pulang sekolah Han dipanggil guru kelasnya. ”Han, bapak beri waktu selama seminggu ini untuk melunasi SPPmu. Kalau tidak, Han tidak akan mengikuti ujian,”cetus guru kelasnya. Han binggung dan nampak loyo sekali ketika bertemu dengan ketiga temannya yang telah duduk menunggunya di sebuah sudut sekolah. ”Kami siap membantumu Han, kami akan meminta bantuan dari orangtua kami,” sepakat ketiga teman Han itu. Kesepakatan ketiga teman Han ternyata tidak digubris orangtua mereka. Karena kondisi orangtua ketiga teman Han pun, lumayan sulit secar

"SIANTAN: PULAU IMPIAN"

Gambar
Oleh: Alfons Liwun Siantan adalah nama sebuah pulau besar dalam gugusan Kepulauan Anambas. Pusat Pulau Siantan berada di Tarempa, kota Kecamatan Siantan, dulu masuk dalam Kabupaten Kepulauan Natuna Propinsi Kepulauan Riau. Namun sejak tahun 2006 pusat Pulau Siantan menjadi pusat Kabupaten Kepulauan Anambas. Pusat Siantan yaitu Terempa terletak dibibit pantai Pulau Siantan. Kota tua sejak jaman Belanda dan Jepang, sebagai pusat kewardanaan Kepulauan Tujuh. Pulau Siantar sendiri dikelilingi oleh banyak pulau kecil. Mungkin inilah yang menjadi salah satu alasan Pulau Sintan menjadi ibu Kota Kabupaten Kepulauan Anambas. Kepulauan Anambas ada beberapa pulau besar, seperti Pulau Matak, Pulau Jemaja dan Pulau Siantan sendiri. Ketiga pulau besar ini memiliki kedudukan yang sangat penting; yang besar pengaruhnya untuk pulau-pulau kecil di sekitarnya. Pulau Siantan adalah pusat Kabupaten, pusat pelabuhan Pelni dan pusat pangkalan pasukan Angkatan Laut untuk wilayah Laut Cina Selatan. Pulau

BOPENG WAJAH BANGKA

Gambar
oleh: Alfons Liwun Bangka dalam peta nasional.Posisinya strategis yaitu antara negara-negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Brunai Darussalam, Muangthai. Posisi ini membuat Bangka menjadi daerah yang cocok untuk pariwisata. Tulisan atas komentar beberapa foto di bawah ini sebenarnya mau menampilkan wajah Bangka yang tidak ramah lingkungan. Bangka Pulau Timah. Itulah yang sering disebut banyak orang. Dan memang benar! Tapi coba perhatikan wajah pulau ini kalau tambang timah semakin marak mengakibatkan wajah Bangka "Bopeng" yang hampir tidak bisa diperbaiki lagi. Bahkan kalau perbaiki menjadi kesulitan.   Bekas tambang timah, menjadi kolong yang seakan-akan menjadi "danau buatan" Timah telah diambil, tinggal kolong yang hampir tidak terawat.  Rumah/kamp tambang timah yang ada di samping kolong. Sebuah pemandangan yang menghiasi wajah bopeng pulau Timah. Alat berat yang membedah wajah pulau Bangka. Hanya menggali tapi sulit untuk revitalisasi. Hanya mengoper

BUNDA MARIA: PEREMPUAN YANG REFORMIS SEPANJANG MASA

Gambar
oleh: Alfons Liwun Pengantar Masih ingat dibenak saya, bahwa pada tanggal 29 Oktober 2005 lalu, sebuah peristiwa yang tak terlupakan yaitu bersama rombongan kelompok basis Sta. Theresia I berziarah ke gua Maria Belinyu. Ziarah kami kali ini begitu istimewa karena bisa bermalam di perumahan Pomal, di Belinyu. Ziarah kami dimulai pukul 20.00, yang diawali dengan meniti Jalan Salib Maria menuju puncak Kalvari, tempat Yesus Disalibkan. Di atas puncak inilah kami dihantar oleh Rm. Felix Atawollo, Pr dalam sebuah renungan dengan topik ”Balada Penyaliban”. Renungan itu membongkar kasak-kusuk hati kami, melerai benang kusut perjuangan hidup manusia yang pada akhirnya bermuara pada kemenangan akan kebangkitan Tuhan. Bahwa kebangkitan Yesus mengangkat kembali kemanusiaan kita yang rapuh menjadi manusia sejati, asal mampu mengampuni sesama, menolong orang dalam kesusahan dan menguatkan sesama yang dilanda krisis dalam hidup. Ziarah kami berlanjut lagi hingga merenung peristiwa-peristiwa Rosario

CURHAT PEREMPUAN YANG BERZINA DAN RELEVANSINYA DALAM PENGEOLAHAN MAKNA SEBUAH KONFLIK

Gambar
Repro oleh: Alfons Liwun ”Jika anda tidak mau orang lain menceriterakan rahasia anda, maka jangan ceriterakan rahasia anda pada mereka” (Seneca) Hantaran: Dalam dunia dewasa ini, banyak orang dengan berbagai macam cara mau mengekspresikan dirinya. Mengekspresian diri adalah suatu proses sadar untuk mengungkapkan diri (interen) keluar (eksteren) baik kepada orang dekatnya maupun kepada publik, kebanyakan orang. Yang terpenting dalam pengekspresian diri bukan cara/sarana yang dipakai tetapi apa yang terkandung didalam dirinya keluar kepada orang, dengan tujuan tertentu. Penulis merepro kembali berkas-berkas ekspresi diri seorang perempuan yang berzina (boleh dibaca: Maria Magdalena) yang telah diungkapkannya pada proses penangkapannya yang menakutkan dirinya. Repro ceritera yang akan dirangkaikan di bawah ini dimaksudkan untuk mengajak para pembaca, untuk membaca dan menilainya sendiri. Ceritera ini mungkin kurang lengkap atau belum terlalu menukik untuk menjadi sebuah refleksi bag