ALLAH MEMBARUI BUMI UNTUK MAKHLUK-MAKHLUK CIPTAAN-NYA (KEJ. 8:1-5, 8-19) (3)


Pertemuan Ketiga KBG- Bulan Kitab Suci Nasional 2019
Pendalaman Kitab Suci Di KBG-KBG
(Tim Komisi Kerasulan Kitab Suci
Regio Papua, dan dikemas kembali oleh PIPA Keuskupan Pangkalpinang sesuai dengan konteksnya)


Tujuan:
§  Peserta mengungkapkan alasan Allah membarui bumi.
§  Peserta mengungkapkan Allah tetap menjaga dan merawat segala ciptaan melalui peristiwa alam. 

GAGASAN DASAR:
Allah itu “penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia- Nya.” Kisah Nuh menyatakan kesetiaan dan belas kasih Allah terhadap manusia berdosa dan makhluk-makhluk ciptaan-Nya yang telah rusak. Allah yang telah menyelamatkan Nuh dan makhluk-makhluk lain dalam bahtera, mengingat mereka, lalu menciptakan kembali bumi menjadi tempat hidup mereka. Sudah beberapa kali dalam sejarah bumi ketika bencana vulkanis global atau benturan meteor memusnahkan sebagian besar makhluk hidup, Allah Pencipta menun- jukkan  kesetiaan-Nya  dengan  terus  mengadakan  evolusi  yang  melahirkan banyak jenis dan spesies yang baru, di antaranya kita, manusia.
Sekarang kita sekali lagi berada dalam krisis bumi, kali ini akibat kegiatan manusia sendiri. Dengan mengeruk bumi secara rakus, manusia telah mendatangkan hukuman atas dirinya sendiri. Di bumi telah terjadi degradasi lingkungan hidup, pencemaran tanah, air dan udara, perubahan iklim yang dapat menimbulkan bencana lebih dahsyat. Melalui kisah Nuh, Allah mengatakan kepada kita bahwa sekalipun manusia telah berdosa, Allah tetap setia terhadap bumi dan segala yang hidup di atasnya. Allah tetap berkomitmen membarui bumi di tengah perusakan yang dilakukan oleh manusia padanya.
Kesetiaan-Nya itu memanggil kita kepada pertobatan ekologis; dan menguatkan kita untuk “mengerjakan dan memelihara” bumi dengan cara yang lebih baik, lebih sesuai dengan irama dan hukum alam yang diletakkan Allah di dalam karya ciptaan-Nya. Didukung oleh tindakan penciptaan Allah yang terus berjalan, kita dapat menjaga dan memulihkan keutuhan ekosistem. Kita dipanggil menjadi seperti Nuh mau bekerja sama, memantau perkembangan, menemukan momen-momen yang diberikan oleh Allah, dan melangkah keluar untuk memulihkan apa yang sudah kita rusak. 

A.    PEMBUKA
1.  Fasilitator memberikan salam dan mengajak anggota KBG untuk membuka pertemuan ini dengan sebuah lagu pembuka.
2.  Fasilitator mengajak anggota KBG untuk berdiri dan memberikan hormat dengan menundukkan kepala di depan Kitab Suci yang telah ditahtakan.
3.  Fasilitator meminta salah seorang di antara anggota KBG untuk berdoa mengundang Tuhan.
4.  Fasilitator mengundang anggota KBG untuk terlibat dalam pendalaman materi pertemuan, sebagai berikut:

F:     Selamat malam, bapak/ ibu/ saudara dan saudari yang terkasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus. 
Terima kasih untuk kehadiran kita semua dalam pertemuan pendalaman Kitab Suci saat ini. Dalam pertemuan Minggu  lalu  kita  telah  mendalami  subtema  “Kita  dipanggil  untuk melestarikan  lingkungan  hidup.”  Dalam  pertemuan  itu,  kita  juga dipanggil  untuk  melestarikan  lingkungan  hidup,  sebagaimana  yang telah  dilakukan  Nuh.
Pada Pertemuan III ini kita akan mendalami “Komitmen Allah kepada keberlanjutan bumi ciptaan-Nya.” Kita akan bersama-sama mencari jawaban atas pertanyaan, mengapa Allah membarui bumi, menyelamatkan bumi dan segala isinya dari air bah? Selain itu kita juga akan diajak untuk melihat tindakan Allah yang tetap menjaga dan merawat segala ciptaan melalui peristiwa alam.

B.    PENDALAMAN KITAB SUCI
§   Teks Kitab Suci (Kej. 8:1-5, 8-19)
§   Fasilitator meminta beberapa peserta membaca teks per alinea, satu orang satu alinea, dengan suara lantang dan tidak tergesa-gesa. Peserta yang lain mendengarkan dengan penuh perhatian sambil mengikutinya dalam Alkitab masing-masing.

8:1Allah mengingat Nuh dan segala binatang liar serta segala ternak yang bersama dia dalam bahtera itu, lalu Allah membuat angin bertiup di atas bumi, sehingga air itu surut. 2Ditutuplah mata-mata air samudera raya serta tingkap-tingkap di langit dan berhentilah hujan lebat dari langit, 3dan makin surutlah air itu dari muka bumi. Demikianlah berkurang air itu sesudah seratus lima puluh hari. 4Dalam bulan yang ketujuh, pada hari yang ketujuh belas bulan itu, terkandaslah bahtera itu pada pegunungan Ararat. 5Sampai bulan yang kesepuluh makin berkuranglah air itu; dalam bulan yang kesepuluh, pada tanggal satu bulan itu, tampaklah puncak-puncak gunung.

8Kemudian dilepaskannya seekor burung merpati untuk melihat, apakah air itu telah berkurang dari muka bumi. 9Tetapi burung merpati itu tidak mendapat tempat tumpuan kakinya dan pulanglah ia kembali mendapatkan Nuh ke dalam bahtera  itu,  karena  di  seluruh  bumi  masih  ada  air;  lalu  Nuh  mengulurkan tangannya, ditangkapnya burung itu dan dibawanya masuk ke dalam bahtera. 10Ia menunggu tujuh hari, kemudian burung merpati itu dilepasnya lagi dari bahtera. 11Menjelang senja burung merpati itu kembali kepada Nuh dengan sehelai daun zaitun  segar  di  paruhnya, sehingga  Nuh  mengetahui  bahwa  air  itu  telah berkurang dari atas bumi. 12Setelah menunggu tujuh hari lagi, ia melepas burung merpati  itu,  tetapi  burung  itu  tidak  kembali  lagi  kepadanya. 13aPada tahun keenam ratus satu, di bulan pertama, pada tanggal satu bulan itu, air itu sudah kering dari atas bumi. 15Berfirmanlah Allah kepada Nuh: 16"Keluarlah dari bahtera itu, engkau bersama istrimu, anak-anakmu, dan istri anak-anakmu; 17segala binatang yang bersama engkau, segala makhluk: burung-burung, hewan, segala binatang yang melata di bumi. Suruhlah mereka keluar bersama engkau, supaya semuanya itu berkeriapan di bumi serta berkembang biak dan bertambah banyak di bumi." 18Lalu keluarlah Nuh bersama anak-anaknya, istrinya, dan istri anak-anaknya. 19Juga segala binatang liar, segala binatang melata dan segala burung, semua yang bergerak di bumi, masing-masing menurut jenisnya, keluar dari bahtera itu. 

PENDALAMAN
§   Fasilitator meminta peserta membaca kembali teks sambil memperhatikan pertanyaan di bawah.
§   Para peserta dapat dibagi dalam kelompok dan setiap kelompok mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu di dalam teks Kitab Suci.

a.  Bagaimana air bah itu surut?
b.  Bagaimana Nuh mengetahui bahwa air bah sudah surut?
c.  Apa tindakan Allah untuk membarui ciptaan-Nya?

C.    PENEGASAN (FASILITATOR):
§  Fasilitator menyampaikan penjelasan di bawah ini.
§  Fasilitator dapat menambahkan penjelasan yang diambil dari “Penjelasan Cerita Air Bah” yang terdapat dalam Gagasan Pendukung (halaman 21 dst.).

v  Setelah sekian lama air bah menggenangi Bumi, Allah mengingat Nuh dan segala makhluk di dalam bahtera.  Ia  menutup  mata-mata  air samudera  raya  serta  menutup  kembali  tingkap-tingkap  di  langit. Dengan tiupan angin juga Allah membuat air surut.  Puncak-puncak gunung pun menjadi tampak dan bahtera terkandas di Pegunungan Ararat.  Allah sudah menjadikan kembali bumi dan menyediakan tempat hidup bagi Nuh dan keluarganya serta makhluk-makhluk hidup lainnya.
v  Burung merpati menjadi pemantau bagi Nuh untuk melihat keadaan Bumi  yang  akan  menjadi  tempat  hidup  bagi  mahkluk-mahkluk  di dalam  bahtera.  Ia  melepaskan  burung  merpati,  tetapi  burung  itu kembali  ke  bahtera.  Burung itu kembali karena tidak menemukan tumpuan kaki dan hal ini menunjukkan bahwa air belum surut. Tujuh hari  kemudian  Nuh  melepaskan  burung  merpati  dan  burung  itu kembali  dengan  membawa  sehelai  daun  zaitun. Ini menunjukkan bahwa air telah surut dan kehidupan baru di bumi sudah dimulai. Nuh menunggu tujuh hari lagi lalu melepaskan lagi burung merpati itu, dan burung itu tidak kembali. Ini menunjukkan bahwa burung itu menemukan tempat hidup dan hal ini menunjukkan bahwa air benar-benar telah surut dari muka Bumi.
v  Allah memerintahkan Nuh keluar dari bahtera bersama dengan keluarganya serta seluruh binatang yang ada di bahteranya. Merekalah penghuni Bumi yang telah diciptakan kembali oleh Allah. Kemudian Allah menyatakan kehendak-Nya agar semua binatang itu berkeriapan di bumi serta berkembangbiak dan bertambah banyak. Demikian juga kepada Nuh dan keluarganya Allah berfirman, “Beranakcuculah dan bertambah banyaklah serta penuhilah bumi” (Kej. 9:1; bdk. Kej. 1:22). 

D.    AKSI NYATA:
§ Fasilitator menyampaikan pesan yang diambil dari bacaan yang telah direnungkan berikut ini. 
§   Kemudian bersama-sama merencanakan aksi nyata dengan panduan pertanyaan berikut ini.

F:   Sejak awal Allah berkehendak agar manusia hidup damai dan bahagia di bumi. Karena itu, Allah tidak membiarkan air bah tetap mengge- nangi bumi. Ia menutup mata-mata air samudera raya serta tingkap-tingkap  di  langit  dan  membuat  angin  bertiup  sehingga  air  menjadi surut. Untuk  mengetahui  bahwa  air  bah  sudah  surut,  Nuh  bekerja  sama dengan  mahkluk  lain,  yaitu  burung  merpati.  Ketika  burung  merpati kembali  dengan  membawa  sehelai  daun  zaitun  yang  segar,  Nuh menjadi yakin bahwa tanah telah menumbuhkan tunas-tunas muda. 

a.     Apa yang kita lakukan untuk menjaga lestarian air?
b.  Apa yang kita lakukan supaya air tetap bermanfaat bagi kehidupan bukan menghancurkan kehidup-an?

E. DOA SPONTAN:

§  Fasilitator mengundang anggota KBG untuk mengungkapkan doa-doa umat berupa pujian, syukur, dan permohonan.
§ Fasilatator mengajak anggota KBG berdoa Doa Bapa Kami, sebagai doa penyatuan semua doa yang telah diungkapkan secara spontan.
§  Doa penutup dengan Doa Tahun Berpusat pada Kristus.
§  Lagu penutup

=***=

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi pribadi atas Tulisan Bambang Harsono tentang doa Singkat THS-THM

AsIPA-PIPA dan KBG-SHARING INJIL

Tinjauan Komunitas Basis Gerejawi Menurut Dokumen Resmi Gereja Katolik