MAKNA PENDERITAAN DALAM KITAB SUCI (1)
MODUL PERTEMUAN KBG BULAN APRIL 2019
Penanggungjawab
Modul: RD. Marsel Gabriel, RD. Dr. Benny Balun,
Ibu Shito Kadari, dan Bp. Alfons G. Liwun
Persiapan:
§ Fasilitator
wajib mengikuti studi modul yang dipimpin oleh Pastor Paroki sebagai
Koordinator Fasilitator maupun sebagai Koordinator PIPA Paroki.
§ Fasilitator
mempersiapkan diri untuk pertemuan pendalaman iman
umat ini, yakni :
- Kitab Suci dan Puji Syukur
- Modul Pertemuan yang didukung oleh gagasan dasarnya.
- Teks Doa Mohon Penyertaan Yesus Kristus Bagi Umat
Keuskupan Pangkalpinang (Tahun 2019: Keberpusatan pada Kristus).
Tujuan:
§ Supaya kita memahami makna penderitaan yang dihayati oleh
Perjanjian Lama (PL) dan Perjanjian Baru (PB).
§ Supaya kita mampu menghayati makna penderitaan yang
ditegaskan dalam Kitab Suci.
A
PENGANTAR
F Bapak-ibu, saudara-saudari yang terkasih
dalam Kristus!
Selama Bulan Januari kita telah mendalami tema: Mengenal Yesus Kristus: Identitas Ilahi-nya
sebagai Firman Allah dan Inkarnasi-Nya menjadi Manusia. Lalu, di bulan
Februari kita mendalami tema: Mengenal
Yesus Kristus: melalui cara pengajaran dan pewartaan-Nya. Sedangkan tema bulan Maret kita mendalami tentang Yesus sebagai pribadi pendoa. Memasuki
masa prapaskah keempat di bulan April, kita diajak untuk mendalami tema tentang
Yesus Kristus menolong orang yang
menderita. Melalui dua modul juga, kita
disadarkan bahwa
keberpihakan pada orang yang menderita merupakan solidaritas Allah terhadap
manusia yang berpuncak pada sengsara dan wafat Yesus di kayu salib.
Pada pertemuan ini, kita
diharapkan:
§ Memahami makna
penderitaan yang dihayati dalam Kitab Suci Perjanjian Lama (PL) dan Perjanjian Baru (PB).
§ Menghayati makna
penderitaan yang ditegaskan dalam Kitab Suci, terutama Kitab Suci Perjanjian
Baru.
Mari, kita membuka pertemuan pendalaman iman umat
ini, dengan menyanyikan sebuah lagu
pembuka. ... PS. No. ...
PENGHORMATAN
KEPADA SABDA ALLAH
F Mari,
kita berdiri untuk memberikan penghormatan kepada Kristus, Sang Sabda yang
hadir di tengah-tengah kita. (semua
anggota KBG memberikan hormat dengan menundukkan kepala).
B
LANGKAH-LANGKAH
PENDALAMAN IMAN:
1.
DOA MENGUNDANG TUHAN
F Saya persilahkan salah
seorang dari kita mengundang Tuhan dalam doa pembuka. Sekali lagi, saya
persilakan!
2.
KODE
F Mari kita simak bersama dua kisah berikut ini. Kita simak bersama-sama dan salah persilahkan
salah seorang di antara kita untuk membacanya:
Kisah pertama:
Yulia baru berusia dua puluh delapan tahun saat ia
mengalami kecelakaan dan mengalami kelumpuhan total. Padahal, Yulia adalah
seorang perempuan yang amat baik. Hari-hari hidupnya dibaktikan untuk merawat
orang-orang paling menderita di sebuah panti jompo dan
mengelola klinik kesehatan untuk orang-orang miskin
di sekitar rumahnya. Ia pun aktif di KBG
sebagai fasilitator. Keluarga menerima banyak penghiburan semenjak peristiwa
itu, dan beberapa di antaranya terdengar menakutkan’ karena
mengatakan , “Yulia pasti
telah berbuat salah yang tidak diketahui sehingga
ia mendapat hukuman dari Tuhan selagi
ia masih hidup di muka bumi.”
Kisah Kedua:
Rudi seorang rentenir
yang kaya raya. Ia sudah menekun profesi rentenir puluhan tahun lamanya. Entah
berapa banyak orang yang ia peras dengan bunga yang tinggi. Bahkan ada yang
sampai harus kehilangan rumah atau tanah karena tidak mampu membayar. Rudi
sendiri hidup mewah bersama istri dan ketiga anaknya. Makan enak di restoran
mahal dan berpergian ke luar negeri sudah menjadi gaya hidup Rudi. Ketiga
anaknya pun dikenal sebagai anak-anak yang berprestasi. Lengkaplah kebahagiaan
Rudi. Ia seolah tak pernah mengalami penderitaan tetapi banyak orang menderita
karena perbuatannya.
Pertanyaan
pendalaman kode:
a.
Apa yang dialami oleh Yulia dan Rudi
dalam kisah di atas?
b.
Mengapa orang baik seperti Yulia
menderita dan sebaliknya orang yang memeras hidup orang lain justru hidup
senang?
c.
Apa yang anda hayati tentang
penderitaan?
TAMBAHAN:
a.
Kisah
Yulia menunjukkan bahwa realitas penderitaan sering disalahpahami. Penderitaan
sering hanya dimaknai secara sempit sebagai ‘hukuman’ atas dosa manusia.
Sedangkan kisah Rudi menunjukkan penderitaan tidak berhubungan langsung dengan
prilaku hidup seseorang di dunia.
b.
Jawaban
yang pasti mengenai asal penderitaan akan selalu menjadi pertanyaan dari masa
ke masa. Di sini penderitaan menjadi sebuah problem, terutama dalam penghayatan
iman akan Allah yang Mahabaik. Penderitaan sebagai salah satu sisi kehidupan manusia yang tak terelakkan tetap
merupakan suatu misteri, sehingga tidak
satu pun ciptaan tahu mengapa Allah ‘menganugerahkan’- nya. Hal yang jelas
ketika berbicara mengenai penderitaan ialah, bahwa penderitaan merupakan
realitas hidup manusia yang nyata dan tak terhindarkan.
c. Sebagian orang
dapat menerima penderitaannya dan menjadi semakin beriman saat diuji dalam
penderitaan, sementara sebagian yang lain tidak dapat menerimanya dan
kehilangan iman. Bagi orang yang tidak dapat menerima penderitaan hidupnya,
Allah yang Mahakasih dianggap sebagai semacam konsep tipuan atau khayalan, sehingga
kurang diimani, karena dianggap tidak membantu.
3. MEMBACA
KITAB SUCI
- Bentuk tiga kelompok.
- Setiap
kelompok membaca dan mendalami dua teks
Kitab Suci
- apkan
teks Kitab Suci dan pertanyaannya.
- Plenokan.
Teks Kitab Suci dan Kelompok:
Kelompok I: mendalami teks Kitab Suci PL:
Kej. 3: 14-19 dan Amsal: 11: 9
Kelompok II: mendalami teks Kitab Suci PL:
Bil. 12: 10-12 dan Ayub, 1: 9-11.
Kelompok III: mendalami teks Kitab Suci PB:
Yoh. 9: 2-4 dan Luk. 13: 1-5.
Pertanyaan pendalaman teks Kitab Suci untuk semua kelompok: Apa makna penderitaan dalam teks-teks di atas?
F Selesai
kerja/diskusi/sharing dalam kelompok kecil, mari kita dengarkan apa yang
ditemukan oleh setiap kelompokkecil ketika mendalami teks masing-masing:
- Kelompok
1 ……........................................................................
- Kelompok
2 ……............................................................................
- Kelompok
3 …….............................................................................
PENEGASAN:
Makna Penderitaan dalam Perjanjian Baru
a. Penderitaan dalam Perjanjian Lama (PL) umumnya dipahami sebagai hukuman atas dosa
pribadi, seperti yang ada dalam teks-teksyang sudah didalami:
§
Kej.
3:14-19:
Penderitaan dalam teks ini digambarkan bahwa Adam
harus bekerja keras dan Hawa akan kesakitan pada waktu melahirkan, sebagai
hukuman atas dosa mereka.
§
Amsal
11: 8-9:
Menegaskan siapa berpegang pada kebenaran sejati,
menuju hidup, tetapi siapa mengejar kejahatan, menuju kematian.”
§
Ayub
10: 14-15
Para sahabat Ayub menganggap bahwa kemalangan besar yang dialami Ayub
merupakan sebuah hukuman dari Allah atas dosa-dosa yang telah diperbuatnya.
b. Hukuman atas dosa pribadi ini hendak mengatakan
bahwa semua perbuatan manusia, baik kejahatan maupun kebaikan akan diganjar
pada saat hidup di dunia. Hukum ini diandaikan mesti terjadi karena kehidupan
setelah kematian belum dikenal dalam alam pikir Perjanjian Lama.
c. Selain
penghayatan bahwa penderitaan merupakan hukuman atau ganjaran atas dosa
pribadi, dalam Perjanjian Lama ada penghayatan tentang penderitaan yang lebih
bermakna, yaitu bahwa penderitaan adalah sesuatu kebaikan di akhir bagi manusia
yang menderita itu sendiri bahkan bagi semua orang di sekitarnya. Penghayatan
ini terjadi dalam hidup Ayub.
Makna Penderitaan dalam Perjanjian Baru
a. Yesus dalam Perjanjian Baru merubah pandangan
mengenai penderitaan dalam Perjanjian Lama, terutama gagasan konservatif bahwa
penderitaan merupakan hukuman atas dosa. Ia menyodorkan pemahaman baru. Penyebab
penderitaan tidak berhubungan dengan derita dengan dosa. Yesus justru
menempatkan penderitaan dalam karya keselamatan Allah dan mengambil penderitaan
sebagai bagian dari hidup-Nya.
§
Yesus menegaskan bahwa nasib buruk yang
dialami sejumlah orang bukanlah karena dosanya yang lebih besar daripada
orang-orang lain. Penderitaan dipandang sebagai partisipasi manusia dalam
penderitaan Kristus. Unsur partisipatif ini berdasar pada solidaritas Allah
yang rela menjadi manusia dalam diri Yesus Kristus dan yang rela menanggung
penderitaan bersama manusia.
§
Sebagai manusia, Ia mengalami penderitaan
bersama manusia lainnya. Penderitaan Yesus merupakan cara-Nya menarik manusia
kepada Allah.
§
Dalam peristiwa Yesus bermakna merujuk pada
Allah yang merengkuh salib demi solidaritas dengan semua orang yang menderita di dalam sejarah menderita bagi orang
lain.
4.
AKSI NYATA
F Bapak-ibu, saudara-saudari yang terkasih.
Mari, kita mengevaluasi pelaksanaan modul Bulan Maret 2019. Dan baru kemudian, kita merencanakan Aksi Nyata untuk Bulan April 2019 …...
a.
Evaluasi
Pelaksanaan & Aksi Nyata Modul Bulan Maret 2019
- Siapakah Yesus yang kita temukan dalam Pertemuan
Modul PIU satu dan dua Bulan Maret 2019?
- Bagaimana Aksi Nyata yang dilakukan KBG untuk
kedua Pertemuan Bulan Maret 2019 tersebut?
b.
Petunjuk
Teknis Evaluasi :
- Mohon diisi lembaran evaluasi pelaksanaan modul
pada halaman belakang modul ini.
- Setelah diisi, pengurus KBG-KBG / fasilitator
yang bersangkutan mengirimkan hasil evaluasi dengan memphoto lembaran evaluasi
kemudian kirim ke WA PIPA Keuskupan: 085264560979 (RD. Marsel Gabriel) dan
0852-64063801 (Alfons Liwun) serta Shito K (0813-6714-0595)
c.
Aksi
Nyata untuk pendalaman iman modul ini:
- Bagaimana sikap atau cara
yang dilakukan supaya para orang tua dapat menghayati penderitaan yang
dikehendaki oleh Yesus?
- Bagaimana sikap atau cara
yang dilakukan supaya para orang muda dapat menghayati penderitaan yang
dikehendaki oleh Yesus?
- Bagaimana sikap atau cara
yang dilakukan supaya para anak dan remaja dapat menghayati penderitaan yang
dikehendaki oleh Yesus??
5.
DOA SPONTAN:
F Bapak-ibu,
saudara-saudari yang terkasih. Mari kita sampaikan doa-doa pujian, ucapan
syukur ataupun permohonan secara spontan kepada Tuhan kita Yesus Kristus,
karena Dia adalah Allah, Dialah yang menawarkan Kerajaan-Nya kepada kita
umat-Nya :
a) ................................................................................................
b) ................................................................................................
c) ................................................................................................
Kita
lanjutkan dengan Doa Tahun Keberpusatan kepada Kristus, dan kita satukan dengan
Doa Bapa kami!
Mari,
kita tutup pertemuan kita dengan menyanyikan lagu: Berpusat pada Kristus!
=***=
Komentar