PERJANJIAN ALLAH DENGAN SEMUA MAKHLUK (KEJ. 8:20-9:17) (4)
Pertemuan Keempat KBG Bulan Kitab Suci Nasional 2019
Pendalaman Kitab Suci Di KBG-KBG
(Tim
Komisi Kerasulan Kitab Suci
Regio
Papua, dan dikemas kembali oleh PIPA Keuskupan Pangkalpinang sesuai dengan konteksnya)
Tujuan:
§ Peserta mengetahui tanggapan Nuh terhadap
tindakan Allah yang menyelamatkan segala makhluk ciptaan, termasuk dirinya
sendiri dan keluarganya.
§ Peserta mengungkapkan alasan mengapa Allah
setia pada perjanjian-Nya.
§ Peserta
mengungkapkan komitmennya dalam perjanjian
Allah yakni dengan
menjalani gaya hidup
baru yang ramah
lingkungan untuk menanggapi
krisis lingkungan hidup.
GAGASAN
DASAR:
Sesudah air bah surut, Allah mengadakan
perjanjian dengan Nuh dan semua makhluk.
Ia berjanji untuk
tidak lagi memusnahkan
bumi dengan air
bah meskipun manusia tetap berbuat jahat. Allah menghendaki manusia dengan
baik-buruknya tetap mengisi dan merawat bumi sebagai tempat tinggalnya. Ia
tetap menghendaki agar manusia beranak cucu dan bertambah banyak dan memenuhi
bumi. Perjanjian ini disertai dengan tanda: Allah menaruh busur- Nya di langit,
yaitu pelangi, untuk mengingatkan manusia akan janji Allah dan untuk
mengingatkan diri-Nya sendiri akan janji itu.
Janji Allah terhadap hidup di bumi itu
disertai piagam perjanjian, peraturan- peraturan yang perlu dipegang oleh
manusia. Hubungan antara manusia dan makhluk hidup lainnya diatur kembali. Sebelumnya, Allah mengatur pemberian makanan:
kepada manusia diberikan biji-bijian dan buah-buahan sebagai makanan dan kepada
makhluk hidup lain diberikan tumbuh-tumbuhan hijau (Kej. 1:29-30). Sekarang,
Allah memberikan kelonggaran kepada manusia: mereka diperbolehkan makan daging
binatang yang hidup di bumi, burung di udara, dan ikan di laut. Tetapi,
kelonggaran itu tidak berarti bahwa manusia boleh bertindak sewenang-wenang
terhadap makhluk lain; misalnya berburu hanya untuk kesenangan. Mereka
diperbolehkan makan daging binatang, tetapi itu pun dengan batasan tertentu.
Daging yang masih ada darahnya tidak boleh dimakan karena darah, yaitu nyawa
makhluk, adalah milik Allah.
Karena janji Allah ini kita tetap yakin akan
keberlanjutan hidup di bumi di tengah banyak ancaman. Kekerasan
manusia terhadap bumi
pada masa sekarang (eksploitasi,
pencemaran, dan perusakan)
menimbulkan banyak kecemasan,
tetapi perjanjian Allah ini memberi kita keteguhan iman bahwa Sang Pencipta
sendiri tetap berkarya untuk pemekaran kehidupan. Sementara kejahatan dan
kekerasan sendiri tak bisa dihapus tanpa memusnahkan hidup sendiri, dituntut
pembatasan dalam kelonggaran yang diberikan.
Dunia memerlukan hukum lingkungan hidup,
petunjuk-petunjuk pelaksanaan, serta sanksi-sanksi penegakan. Pada
tingkatan internasional, nasional,
dan lokal diperlukan peraturan
hukum yang membendung
kerakusan dan kekerasan manusia
terhadap bumi. Bila para politisi
enggan menyusunnya karena takut kehilangan suara pada pemilihan berikut, rakyat
yang sadar akan kerugian harus mendesak pemerintahannya untuk membuat dan
menerapkan peraturan hukum lingkungan itu. Kita tidak boleh menunggu atau
netral di mana hidup di bumi terancam.
Manusia abad 21 sangat banyak jumlahnya, dan
ada yang memiliki kemampuan teknis dan ekonomis untuk meningkatkan
kesejahteraannya hampir tanpa batas. Karena itu, perlu ditetapkan batas-batas,
misalnya dalam penggunaan sumber daya alam, kuantitas dan cara produksi,
kebebasan pasar, dan tingkatan konsumsi.
Tanpa membatasi diri,
7,5 miliar manusia
sekarang yang bisa menjadi 10 miliar pada akhir abad ini,
menjadi ancaman besar bagi hidup di bumi. Kita harus belajar dan diatur untuk
membatasi diri dalam mengambil habitat satwa dan flora yang terancam punah,
entah untuk perumahan dan jalan, atau untuk pertanian monokultur, bisnis
perkebunan, peternakan masal, yang
biasanya melayani kepentingan
segelintir pengusaha dan
mendorong hidup boros masyarakat.
Saat ini diperlukan
peraturan dan penegakannya untuk memulihkan mutu air
sungai, danau, dan laut yang kita racuni dengan limbah kimia, sampah, plastik,
dll., dengan akibat bahwa stok ikan, sumber protein utama bangsa kita, sangat
terancam.
Aturan
saja tidak cukup
bila manusia tidak
termotivasi dan juga
mampu melakukannya. Karena itu, diperlukan pendidikan dan spiritualitas
ekologis, latihan gaya hidup baru yang ramah lingkungan, pilihan hidup
sederhana yang didorong oleh tradisi agama kita (LS 6). Setiap langkah
pelestarian lingkungan hidup yang kita latih dan tekuni, sendirian dan bersama
- sekecil apa pun – akan sangat berarti, pertama-tama sebagai tanda yang
membuka mata dan hati orang lain. Makin banyak orang diberi motivasi dan contoh
untuk - seperti Nuh melibatkan diri dalam
karya Allah Pencipta
yang terus mengembangkan hidup di bumi, makin besar
harapannya bagi bumi kita.
A. PEMBUKA
1.
Fasilitator memberikan salam
dan mengajak anggota KBG untuk membuka pertemuan ini dengan sebuah lagu
pembuka.
2.
Fasilitator mengajak anggota KBG
untuk berdiri dan memberikan hormat dengan menundukkan kepala di depan Kitab
Suci yang telah ditahtakan.
3.
Fasilitator meminta salah
seorang di antara anggota KBG untuk berdoa mengundang Tuhan.
4.
Fasilitator mengundang anggota
KBG untuk terlibat dalam pendalaman materi pertemuan, sebagai berikut:
F: Selamat malam, bapak/ibu/saudara dan saudari
yang terkasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus.
Kita
patut bersyukur karena
berkat kasih Allah kita
dapat berkumpul kembali
di tempat ini
guna mendalami Kitab Suci.
Subtema kita Minggu lalu adalah “Allah membarui bumi untuk makhluk-makhluk ciptaan-Nya.”
Allah mengingat Nuh
dan segala makhkluk ciptaan
sehingga Ia membuat
air bah surut
dan menciptakan kembali bumi dan segala makhkluk hidup.
Pertemuan kita kali ini adalah pertemuan
keempat yang juga sebagai pertemuan terakhir dalam bulan Kitab Suci ini. Subtema kita untuk pertemuan ini adalah
“Perjanjian Allah dengan Semua Makhluk.” Melalui pertemuan
ini, kita akan mendalami teladan Nuh dalam menanggapi tindakan
penyelamatan Allah dan
bagaimana Allah menyatakan kesetiaan
melalui sebuah perjanjian
yang dibuat-Nya dengan manusia
dan segala makhkluk
ciptaan di bumi.
Sebagai makhkluk ciptaan Allah, kita juga akan mengungkapkan komitmen
kita dalam menanggapi krisis lingkungan hidup yang sedang terjadi di bumi ini,
rumah kita bersama.
B. PENDALAMAN KITAB SUCI
§ Pembacaan
Teks Kitab Suci (Kej. 8:20-9:17)
§ Fasilitator meminta beberapa peserta membaca
teks per alinea, satu orang satu alinea, dengan suara lantang dan tidak
tergesa-gesa. Peserta yang lain mendengarkan dengan penuh perhatian sambil
mengikutinya dalam Alkitab masing-masing.
8:20Lalu
Nuh mendirikan mezbah bagi TUHAN. Ia mengambil beberapa ekor dari segala hewan
yang tidak haram dan dari segala burung yang tidak haram, dan mempersembahkan
korban bakaran di atas mezbah itu. 21Ketika TUHAN mencium bauan yang harum itu,
berkatalah TUHAN dalam hati-Nya: "Aku tidak akan mengutuk
bumi ini lagi
karena manusia, sekalipun
rancangan hatinya adalah jahat
sejak kecil, dan Aku tidak akan membinasakan lagi segala yang hidup seperti
yang telah Kulakukan. 22Selama bumi masih
ada, tidak akan berhenti-henti musim menabur dan menuai, musim dingin dan
panas, musim kemarau dan hujan, siang dan malam." 9:1Lalu Allah
memberkati Nuh dan anak-anaknya serta berfirman kepada mereka: Beranakcuculah
dan bertambah banyaklah serta penuhilah bumi. 2Akan takut dan akan
gentar kepadamu segala binatang di bumi dan segala burung di udara, segala yang
bergerak di bumi dan segala ikan di laut; ke dalam tanganmulah semuanya itu
diserahkan. 3Segala yang bergerak, yang hidup, akan menjadi
makananmu. Aku telah memberikan semuanya
itu kepadamu seperti juga tumbuh-tumbuhan hijau. 4Hanya daging yang
masih bersama nyawanya, yakni darahnya, janganlah kamu makan. 5Tetapi
atas darahmu, yakni nyawamu, Aku akan menuntut balas; dari segala binatang Aku
akan menuntutnya, dan dari setiap
manusia Aku akan
menuntut nyawa sesama
manusia. 6Siapa menumpahkan darah manusia, darahnya akan
ditumpahkan oleh manusia, sebab menurut gambar Allah manusia dijadikan. 7Dan
kamu, beranakcuculah dan bertambah banyak, sehingga tak terbilang jumlahmu di
atas bumi, ya, bertambah banyaklah di atasnya." Berfirmanlah Allah kepada
Nuh dan kepada anak-anaknya yang bersama-sama dengan dia: 9"Sesungguhnya Aku
membuat perjanjian-Ku dengan
kamu dan dengan keturunanmu, 10dan
dengan segala makhluk hidup yang bersamamu: segala burung,
ternak dan binatang-binatang liar
di bumi yang
bersamamu, segala yang keluar dari bahtera itu, segala binatang di bumi.
11Aku menetapkan perjanjian-Ku dengan
kamu, bahwa sejak
ini segala makhluk
tidak akan dilenyapkan oleh
air bah lagi,
dan tidak akan
ada lagi air bah untuk memusnahkan bumi." 12Allah
berfirman: "Inilah tanda perjanjian
yang Kuadakan antara Aku dan kamu serta segala makhluk yang hidup, yang
bersamamu, turun- temurun, untuk selama-lamanya: 13Busur-Ku Kutaruh
di awan, supaya itu menjadi tanda perjanjian
antara Aku dan bumi. 14Apabila Aku mendatangkan awan di atas bumi
dan busur itu tampak di awan, 15 maka Aku akan mengingat perjanjian-Ku yang telah ada antara Aku dan kamu serta segala
makhluk yang hidup, segala yang bernyawa. Tidak akan ada lagi air yang menjadi
air bah untuk memusnahkan segala makhluk. 16Jika busur itu ada di
awan, Aku akan melihatnya, dan mengingat perjanjian-Ku yang kekal antara Allah
dan segala makhluk yang hidup, segala makhluk yang ada di bumi." 17Berfirmanlah
Allah kepada Nuh: "Inilah tanda perjanjian yang Kuadakan antara Aku dan
segala makhluk yang ada di bumi."
PENDALAMAN
§ Fasilitator meminta
peserta membaca kembali teks sambil memperhatikan pertanyaan di bawah.
§ Para peserta dapat dibagi dalam kelompok dan
setiap kelompok mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu di dalam teks
Kitab Suci.
a.
Apa
yang dilakukan oleh Nuh setelah keluar dari bahtera?
b.
Bagaimana
tanggapan Allah atas tindakan Nuh itu?
c.
Jelaskan
aturan yang diberikan Allah demi perlindungan hidup?
d.
Apa
komitmen Allah dalam perjanjian-Nya dengan Nuh?
e.
Apa
makna dari tanda perjanjian Allah dengan segala makhluk-Nya?
C. PPENEGASAN (FASILITATOR):
§ Fasilitator menyampaikan penjelasan di bawah
ini.
§ Fasilitator dapat menambahkan penjelasan yang
diambil dari “Penjelasan Cerita Air Bah” yang terdapat dalam Gagasan Pendukung
(halaman 21 dst).
a. Allah
telah menyelamatkan Nuh dan keluarganya serta makhluk ciptaan lain. Sebagai rasa syukur Nuh mendirikan mezbah untuk
mempersembah-kan kurban bakaran bagi Allah. Ia berkenan kepada kurban Nuh, bukan karena sekarang
tinggal manusia yang senantiasa baik,
tetapi untuk menyatakan
diri-Nya secara baru
dan lebih utuh kepada dunia ciptaan-Nya.
b. Allah
memberi perintah kepada Nuh dan anak-anaknya supaya mereka beranak cucu,
bertambah banyak, dan memenuhi bumi. Allah
juga memberikan berbagai aturan,
yaitu tidak boleh
membunuh sesama manusia, harus
menghormati hidup makhkluk
lain dengan tidak memakan daging yang masih mengandung
darah. Jika peraturan dari Allah ini ditaati oleh manusia yang ada di alam
semesta, lingkungan hidup tetap terpelihara dengan baik.
c. Dalam
perjanjian dengan Nuh dan semua makhluk hidup, Allah berjanji untuk tidak
mendatangkan air bah yang memusnahkan bumi lagi. Sebaliknya,
Ia akan menjaga
kelang-sungan hidup manusia
dan makhluk di alam
ini. Dalam perjanjian ini Allah
mengikatkan diri kepada seluruh makhluk ciptaan-Nya. Perjanjian tersebut
disertai dengan tanda yaitu busur yang ditaruh di awan. Dengan tanda itu
membuat Allah mengingatkan diri-Nya untuk tidak memusnahkan bumi lagi dan
memberikan jaminan kepada manusia bahwa hidup di bumi akan berkelanjutan.
D. AKSI NYATA:
§ Fasilitator menyampaikan pesan yang diambil
dari bacaan yang telah direnungkan berikut ini:
§ Kemudian bersama-sama merencanakan aksi nyata
dengan panduan pertanyaan berikut ini.
F: Allah
mengikat perjanjian dengan Nuh dan makhluk ciptaan yang lain. Ia berjanji untuk
menjaga kelangsungan kehidupan di bumi. Ia tetap menghendaki manusia hidup
dalam ketenteraman di bumi. Sebagai
manusia kita pun
membuat komitmen untuk
memelihara, melindungi, dan melestarikan lingkungan hidup.
Kita juga harus menjalankan gaya hidup baru yang ramah lingkungan. Hal
ini menjadi tanda untuk mengingatkan diri dan sekaligus membuka mata orang lain
supaya ikut terlibat melestarikan lingkungan hidup.
a. Apa
yang perlu kita lakukan agar komitmen kita untuk melestarikan lingkungan hidup
atau alam tetap dijalankan terus?
b. Bagaimana
caranya supaya komitmen yang yang telah disepakati itu menjadi komitmen bersama
sebagai cara hidup hidup mencintai alam atau lingkungan hidup?
A. DOA SPONTAN:
§
Fasilitator mengundang anggota
KBG untuk mengungkapkan doa-doa umat berupa pujian, syukur, dan permohonan.
§
Fasilatator mengajak anggota
KBG berdoa Doa Bapa Kami, sebagai doa penyatuan semua doa yang telah
diungkapkan secara spontan.
§
Doa penutup dengan Doa Tahun
Berpusat pada Kristus.
§
Lagu penutup
=***=
Komentar