MAKHLUK HIDUP MUSNAH KARENA KEJAHATAN MANUSIA (KEJ. 6:1-13) (1)

Pertemuan Pertama KBG Bulan Kitab Suci Nasional 2019

Pendalaman Kitab Suci Di KBG-KBG
(Tim Komisi Kerasulan Kitab Suci
Regio Papua, dan dikemas kembali oleh PIPA Keuskupan Pangkalpinang sesuai konteksnya)

TUJUAN:
·    Peserta menyadari alasan dasar terjadinya air bah yang mengakibatkan manusia dan segala makhluk dimusnahkan.
·   Peserta melaksanakan tindakan nyata untuk memulihkan dan mengatasi krisis lingkungan.

GAGASAN DASAR:
Kisah tentang pemusnahan bumi (Kej.  6-7) telah menarik perhatian para pemerhati ekologi. Punahnya kehidupan di bumi menjadi sesuatu yang menakutkan pada zaman sekarang. Sejak perang dunia kedua, ancaman nuklir dikhawatirkan akan menghancurkan bumi. Kemudian berkembang teknologi baru, seperti modifikasi genetik, yang ditakuti bisa memicu rantai bencana di luar kendali manusia. Kini eksploitasi bumi yang berlebihan, karena kerakusan pengusaha dan konsumerisme masyarakat, telah merusakkan tanah, air, dan udara, serta memusnahkan keanekaragaman hayati. Kehancuran bumi itu diperparah oleh berbagai perang yang dipicu oleh perebutan sumber daya alam.
Penggunaan bahan bakar fosil yang menghasilkan terlalu banyak bahan berbahaya (karbon dioksida, metana, dll.). Sementara itu hutan yang berfungsi untuk menyerap karbon dioksida justru ditebang dan dibakar. Hal ini sangat mencemaskan karena membuat bumi menjadi semakin panas.  Pemanasan bumi telah membuat es di kutub mencair sehingga permukaan air laut naik. Pemanasan bumi itu juga telah mengaibatkan perubahan iklim yang membawa berbagai bencana alam yang makin ekstrem. Meskipun air laut yang meningkat tidak akan menutupi seluruh bumi seperti dalam cerita Nuh, banyak pulau, delta, dan wilayah pesisir yang sangat luas akan tenggelam. Para pengungsi karena perubahan iklim sudah ada dan akan bertambah sangat banyak.
Berbeda dengan perubahan iklim yang pernah terjadi sepanjang sejarah bumi ini, baru kali ini penyebabnya adalah manusia. Kegiatan manusia tidak sesuai lagi dengan irama bumi dan daya pemulihan alam. Kenyataan menunjukkan bahwa tidak ada satu makhluk pun yang berdikari. Tidak ada makhluk yang tidak terhubung dengan lingkungannya dan tidak bergantung padanya. Manusia pun demikian! Bila satu dipelihara, semua terpelihara, tetapi bila satu diabaikan, semua menderita. Karena manusia melakukan kekerasan terhadap alam, alam pun menjadi bencana bagi manusia. Alam dan manusia bersama-sama ditimpa kerusakan dan pemusnahan. Dalam cerita air bah pemusnahan segala yang hidup itu berkaitan dengan kesalahan manusia. Cerita ini mengajak kita untuk mawas diri dan menyadari kesalahan-kesalahan kita yang menjadi penyebab krisis lingkungan hidup sekarang ini.

A.    PEMBUKA
1.  Fasilitator memberikan salam dan mengajak anggota KBG untuk membuka pertemuan ini dengan sebuah lagu pembuka.
2.  Fasilitator mengajak anggota KBG untuk berdiri dan memberikan hormat dengan menundukkan kepala di depan Kitab Suci yang telah ditahtakan.
3.  Fasilitator meminta salah seorang di antara anggota KBG untuk berdoa mengundang Tuhan.
4.  Fasilitator mengundang anggota KBG untuk terlibat dalam pendalaman materi pertemuan, sebagai berikut:

F:     Selamat malam, bapak/ibu/saudara dan saudari yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus.
Kita bersyukur karena Allah telah mengumpulkan kita di tempat ini untuk mendengarkan Sabda-Nya. Selama bulan September ini, Bulan Kitab Suci Nasional, kita akan mendalami tema “Mewartakan Kabar Gembira dalam Krisis Lingkungan Hidup.” Tema ini  akan  didalami  dalam  empat  pertemuan  dengan  masing-masing subtema yaitu (1) Makhluk hidup musnah karena kejahatan manusia, (2)  Kita  dipanggil  untuk  melestarikan  lingkungan  hidup,  (3)  Allah membarui bumi untuk makhluk ciptaan-Nya, dan (4) Perjanjian Allah dengan  semua  makhluk.
Pada pertemuan pertama ini, kita akan mendalami subtema “Makhluk-hidup musnah karena kejahatan manusia.” Kita akan merenungkan mengapa Allah memusnahkan manusia dan segala ciptaan-Nya berdasarkan kutipan yang diambil dari Kejadian 6:1-13. 

B.    PENDALAMAN KITAB SUCI
§  Teks Kitab Suci (Kej. 6:1-13)
§  Fasilitator meminta beberapa peserta membaca teks per alinea, satu orang satu alinea, dengan suara lantang dan tidak tergesa-gesa.
§  Peserta yang lain mendengarkan dengan penuh perhatian sambil mengikutinya dalam Alkitab masing-masing.

1Ketika  manusia  mulai  bertambah  banyak  di  muka  bumi,  dan  anak-anak  perempuan dilahirkan bagi mereka, 2maka anak-anak Allah melihat, bahwa anak- anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil istri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang mereka sukai. 3Berfirmanlah TUHAN:  "Roh-Ku tidak akan tinggal di dalam manusia selamanya, karena manusia itu adalah daging. Umurnya akan seratus dua puluh tahun saja." 4Pada waktu itu dan juga kemudian, ada orang-orang raksasa di bumi, ketika anak-anak Allah menghampiri anak-anak perempuan manusia, dan perempuan-perempuan itu melahirkan anak bagi mereka. Mereka itulah orang-orang yang gagah perkasa di zaman purbakala, orang-orang yang kenamaan.
5TUHAN  melihat  betapa  besarnya  kejahatan  manusia  di bumi dan segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata. 6Lalu Tuhan menyesal bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya. 7Berfirmanlah TUHAN: "Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang- binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka. 8Tetapi Nuh mendapat kasih karunia di mata TUHAN.
9Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh berjalan bersama Allah.10Nuh memperanakkan tiga orang laki-laki: Sem, Ham dan Yafet. 11Di hadapan Allah bumi sudah rusak dan penuh dengan kekerasan. 12Allah menilik bumi itu dan ternyata benar-benar rusak, sebab semua makhluk menjalani hidup yang rusak di bumi.  13Berfirmanlah Allah kepada Nuh: "Aku telah memutuskan untuk mengakhiri hidup segala makhluk, sebab bumi telah penuh dengan kekerasan oleh mereka, jadi Aku akan memusnahkan mereka bersama-sama dengan bumi.

PENDALAMAN:
§   Fasilitator meminta peserta membaca kembali teks sambil memperhatikan pertanyaan di bawah.
§   Para peserta dapat dibagi dalam kelompok dan setiap kelompok mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu di dalam teks Kitab Suci.

1.     Orang-orang raksasa mengganggap diri mereka sebagai anak siapa?
2.     Bagaimana kita menilai sikap seperti itu?
3.     Mengapa Tuhan menyesal telah menjadikan manusia di bumi?
4.     Mengapa hewan dan binatang-binatang juga dihapuskan dari muka bumi?

C.    PENEGASAN (FASILITATOR):
§   Fasilitator menyampaikan penjelasan di bawah ini.
§   Fasilitator dapat menambahkan penjelasan tambahan yang lain jika ada buku yang berisi gagasan pendukung, lih hal. 21 dst).

§  Orang-orang gagah perkasa menyombongkan diri sebagai anak-anak Allah. Karena itu, Allah mengingatkan mereka bahwa mereka hanyalah manusia fana dan membatasi umur mereka (hanya 120 tahun, usia ini lebih pendek jika dibandingkan dengan leluhur mereka, lihat Kej. 5).
§  Kesombongan manusia inilah yang menjadi sumber kejahatan yang merasuki pikiran dan hati mereka. Terdorong oleh kesombongan yang ada  dalam  hati  mereka,  orang-orang  itu  berbuat  sesuka  hati  dan cenderung melakukan kejahatan.
§  Reaksi Allah terhadap kejahatan manusia itu digambarkan secara manusiawi.  Ia menyesal dan sakit hati karena telah menciptakan manusia. Ia menciptakan mereka untuk menjaga dan memelihara bumi supaya mereka sendiri dapat hidup berbahagia. Tetapi, sejak Adam dan Hawa, manusia terus bersalah dan merusak bumi. Karena itu, Allah Ia mengambil keputusan untuk menghapus manusia.
§  Tidak hanya manusia yang dimusnahkan, tetapi juga mahkluk ciptaan yang lain.  Sebab, Allah melihat bahwa kejahatan manusia telah merasuki bumi dan segala makhluk ciptaan. Mereka musnah karena kejahatan manusia dan kemusnahan mereka mendatangkan penderitaan bagi manusia.



D. AKSI NYATA:
§ Fasilitator menyampaikan pesan yang diambil dari bacaan yang telah direnungkan berikut ini.
§  Kemudian bersama-sama merencanakan aksi nyata dengan panduan pertanyaan berikut ini.

F:   Manusia selalu terhubung dengan dan menjadi bagian dari lingkungannya sehingga ketika ia melakukan kejahatan hal itu berdampak pada dirinya maupun lingkungan alam. Bila manusia melakukan kejahatan, lingkungan alam akan mengalami kerusakan.

a.  Apa saja yang dilakukan manusia supaya kesombongan dan kejahatan manusia tidak berdampak pada kerusakan lingkungan atau alam?
b.  Bagaimana cara kita melakukan pemulihan kerusakan alam disekitar kita, supaya kerusakan yang sedang dan akan terjadi tidak lebih parah lagi?

E. DOA SPONTAN:
§  Fasilitator mengundang anggota KBG untuk mengungkapkan doa-doa umat berupa pujian, syukur, dan permohonan.
§  Fasilatator mengajak anggota KBG berdoa Doa Bapa Kami, sebagai doa penyatuan semua doa yang telah diungkapkan secara spontan.
§  Doa penutup dengan Doa Tahun Berpusat pada Kristus.
§  Lagu penutup
=***=

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi pribadi atas Tulisan Bambang Harsono tentang doa Singkat THS-THM

AsIPA-PIPA dan KBG-SHARING INJIL

Tinjauan Komunitas Basis Gerejawi Menurut Dokumen Resmi Gereja Katolik