KITA DIPANGGIL UNTUK MELESTARIKAN LINGKUNGAN HIDUP (KEJ. 6:13-22; 7:11-17) (2)
Pertemuan Kedua KBG Bulan Kitab Suci Nasional 2019
Pendalaman Kitab Suci Di KBG-KBG
(Tim
Komisi Kerasulan Kitab Suci
Regio
Papua, dan dikemas kembali oleh PIPA Keuskupan Pangkalpinang sesuai dengan konteksnya)
TUJUAN:
§
Peserta memahami bahwa Nuh dipanggil oleh
Allah untuk melestarikan lingkungan hidup.
§
Peserta menyadari panggilan Allah dalam
dirinya untuk melestarikan lingkungan hidup.
GAGASAN DASAR:
Kebanyakan
cerita Alkitab hanyalah tentang Allah dan manusia, karya Allah untuk
keselamatan manusia. Kisah Nuh ini berbeda. Setelah menceritakan bahwa kejahatan manusia merusakkan
juga seluruh ciptaan
Allah lainnya, sekarang
diceritakan bahwa Allah berupaya menyelamatkan manusia bersama makhluk hidup
lainnya. Ia menyelamatkan seluruh
makhluk hidup, bukan hanya karena mereka berguna bagi manusia tetapi karena
semuanya memiliki nilai tersendiri bagi Allah yang mengasihi apa pun yang
diciptakan-Nya.
Tidak
seluruh alam ciptaan berperan dalam kisah Nuh; hanya makhluk yang hidup di bumi
akan mati di dalam air. Ikan-ikan dan makhluk air lainnya yang sekarang paling
terancam di sungai
dan laut yang
tercemar, tidak muncul dalam
kisah Nuh sebab
tidak terancam air
bah. Juga pohon
dan tanaman lainnya yang begitu
menentukan untuk keseimbangan ekosistem, dalam kisah Nuh tidak muncul sebab
dalam ekologi Israel kuno tumbuhan-tumbuhan tidak dipandang sebagai
makhluk hidup tersendiri
tetapi menyatu dengan
tanah (Kej. 1:12). Akar-akarnya dan benihnya bertahan hidup bila
ditutupi banjir, dan dengan sendirinya akan bertunas lagi setelah air surut,
sebagaimana tampak dari helai daun zaitun segar yang akan dibawa merpati kepada
Nuh (Kej. 8:11). Biarpun tidak muncul dalam kisah Nuh, namun perusakan dan
pelestarian flora bumi dan makhluk air hendaknya tetap menjadi perhatian kita dalam
merenungkan pesan kisah air bah untuk keadaan sekarang.
Cerita
pemusnahan segala makhluk hidup diawali, diselingi, dan disusul oleh
bagian-bagian cerita tentang Allah yang menyelamatkan keluarga Nuh; dan melibatkan
Nuh dalam membangun sebuah bahtera sebagai rumah (oikos) bagi segala spesies yang hendak diselamatkan. Nuh, orang
benar yang diingat oleh Allah, menjadi simbol pelestarian alam ciptaan. Cerita
ini memupuk harapan baru dan mendorong orang melibatkan diri dalam menghadapi
krisis global yang kita alami.
Pertama, kita
diberi harapan bahwa
kerusakan bumi, kepunahan
spesies, perubahan iklim, dll., akibat kecerobohan manusia sendiri,
dapat dibalikkan. Seperti Nuh, kita dapat menanggapi panggilan Tuhan untuk turut
melestarikan bumi dan semua spesies yang terancam. Kita
dapat melakukannya dengan membangun “bahtera”,
memulihkan habitat spesies-spesies itu:
hutan, air, sungai, laut,
tanah, udara. Sosok
Nuh yang membangun
bahtera demi menyelamatkan segala
macam makhluk hidup, menjadi lambang ulung bagi kegiatan kita
untuk melestarikan lingkungan
hidup bukan hanya
untuk kepentingan kita sendiri tetapi juga demi ketahanan hidup makhluk
lain.
Kedua,
cerita ini memupuk harapan kepada Allah. Nuh dapat menyelamatkan segala jenis
makhluk yang terancam itu, dalam kepercayaan dan ketaatan kepada Allah, Sang
Pencipta, yang tetap mau memelihara ciptaan-Nya yang terancam itu. Harapan
kepada Pencipta itu mungkin jarang ditampakkan oleh para ekolog sekular, padahal
sangat menguatkan perjuangan untuk pelestarian lingkungan hidup. Manusia yang
menyadari dirinya diutus dan dilibatkan oleh Allah yang dengan setia bekerja
untuk keberlanjutan karya ciptaan-Nya, mendasari sebuah spiritualitas yang
mendorong tindakan ekologis. Komitmen Allah itu akan menjadi tema utama dalam
lanjutan kisah Nuh (Kej. 8-9).
A.
PEMBUKA
1. Fasilitator memberikan salam dan
mengajak anggota KBG untuk membuka pertemuan ini dengan sebuah lagu pembuka.
2. Fasilitator mengajak anggota KBG untuk
berdiri dan memberikan hormat dengan menundukkan kepala di depan Kitab Suci
yang telah ditahtakan.
3. Fasilitator meminta salah seorang di
antara anggota KBG untuk berdoa mengundang Tuhan.
4. Fasilitator mengundang anggota KBG
untuk terlibat dalam pendalaman materi pertemuan, sebagai berikut:
F: Selamat malam, bapak/ibu/saudara dan saudari
yang terkasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus.
Kita
patut bersyukur karena
berkat kasih Allah kita
boleh berkumpul kembali
di tempat ini
guna mendalami Kitab Suci. Pada
pertemuan Minggu lalu kita telah melihat bagaimana makhluk hidup musnah karena
kejahatan manusia. Kita juga
telah melihat bagaimana
manusia menyombongkan diri
dengan berbuat kejahatan yang
mengakibatkan krisis lingkungan hidup dan bagaimana kita menanggapi
situasi tersebut.
Dalam pertemuan kedua ini, kita akan
mendalami subtema “Kita dipanggil untuk melestarikan lingkung- an hidup. “Kita
akan belajar dari teladan seorang benar yang dipanggil oleh Allah untuk
menyelamatkan dan melestarikan makhkluk ciptaan. Dia adalah Nuh, seorang yang
hidup benar di hadapan Allah dan dapat dipandang sebagai tokoh pelestarian lingkungan
hidup.
B.
PENDALAMAN KITAB SUCI
§
Teks Kitab
Suci (Kej. 6:13-22; 7:11-17).
§
Fasilitator meminta beberapa peserta membaca
teks per alinea, satu orang satu alinea, dengan suara lantang dan tidak
tergesa-gesa. Peserta yang lain mendengarkan dengan penuh perhatian sambil
mengikutinya dalam Alkitab masing-masing.
6: 13Berfirmanlah
Allah kepada Nuh: "Aku telah memutuskan untuk mengakhiri hidup segala makhluk, sebab bumi telah penuh
dengan kekerasan oleh mereka, jadi
Aku akan memusnahkan
mereka bersama-sama dengan
bumi. 14Buatlah bagimu sebuah bahtera dari kayu gofir.
Bahtera itu harus kaubuat bersekat-sekat dan harus kaulapisi dengan ter di
sebelah luar dan dalam. 15Beginilah harus kaubuat bahtera itu: tiga
ratus hasta panjangnya, lima puluh hasta lebarnya dan tiga puluh hasta
tingginya. 16Buatlah atap pada bahtera itu dan selesaikanlah bahtera
itu sampai sehasta dari atas, dan pasanglah pintunya pada lambungnya. Buatlah
bahtera itu bertingkat bawah, tengah, dan atas. 17Sesungguhnya Aku akan
mendatangkan air bah meliputi bumi untuk memusnahkan segala makhluk yang
bernafas hidup di kolong langit; segala yang ada di bumi akan binasa. 18Tetapi,
Aku akan membuat perjanjian-Ku denganmu. Engkau akan masuk ke dalam
bahtera itu: engkau
bersama dengan anak-anakmu,
istrimu, dan istri
anak- anakmu. 19Dan
dari segala yang
hidup, dari segala
makhluk, dari semuanya haruslah engkau bawa satu pasang ke
dalam bahtera itu, supaya terpelihara hidupnya bersama engkau; jantan dan
betina harus kaubawa. 20Dari segala jenis burung dan dari segala
jenis hewan, dari segala jenis binatang melata di muka bumi, dari semuanya itu
harus datang satu pasang kepadamu, supaya terpelihara hidupnya. 21Dan engkau,
bawalah bagimu segala
apa yang dapat
dimakan. Kumpulkanlah itu padamu untuk menjadi makanan bagimu dan bagi
mereka." 22Lalu Nuh
melakukan semuanya itu;
tepat seperti yang
diperintahkan Allah kepadanya,
demikianlah dilakukannya.
7:11Ketika
Nuh berumur enam ratus tahun, di bulan kedua, pada hari ketujuh belas bulan
itu, pada hari itulah pecahlah segala mata air lautan besar di bawah bumi dan
terbukalah tingkap-tingkap di langit. 12Dan turunlah hujan lebat
atas bumi selama empat puluh hari empat puluh malam. 13Pada hari
itulah juga masuklah Nuh serta Sem, Ham dan Yafet, anak-anak Nuh, dan istri
Nuh, serta ketiga istri anak-anaknya, ke dalam bahtera itu, 14bersama
mereka juga segala jenis binatang liar dan segala jenis hewan dan segala jenis
binatang yang merayap di bumi dan segala jenis burung, segala unggas yang
bersayap. 15Segala makhluk yang bernafas hidup datang sepasang demi
sepasang kepada Nuh dalam bahtera itu. 16Semua yang datang,
jantan dan betina
dari segala makhluk,
masuk seperti yang diperintahkan Allah kepada Nuh; lalu
TUHAN menutup pintu bahtera itu di belakang Nuh. 17Selama empat
puluh hari air bah itu meliputi bumi. Air itu naik dan mengangkat bahtera itu,
sehingga terangkat tinggi dari bumi.
PENDALAMAN
§ Fasilitator
meminta peserta membaca kembali teks sambil memperhatikan pertanyaan di bawah.
§ Para
peserta dapat dibagi dalam kelompok dan setiap kelompok mencari jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan itu di dalam teks Kitab Suci.
Siapakah
Nuh itu? (berdasarkan Kej. 6:8-10).
1. Bagaimanakah
cara Nuh membuat bahtera?
2. Untuk
apa Nuh membuat bahtera yang sedemikian besar?
3. Bagaimana
Nuh bisa mengumpulkan segala binatang, berpasang-pasangan?
4. Ceritakanlah
bagaimana air bah itu terjadi!
C. PENEGASAN
(FASILITATOR):
§ Fasilitator
menyampaikan penjelasan di bawah ini.
§ Fasilitator
dapat menambahkan penjelasan yang diambil dari “Penjelasan Cerita Air Bah” yang
terdapat dalam Gagasan Pendukung (halaman 21 dst).
§ Nuh adalah seorang bapak keluarga yang
melakukan kehendak Allah tanpa cacat. Dia berjalan dengan Allah, sehingga Allah
berkenan kepadanya. Nuh mendapat perintah dari Allah untuk membuat bahtera
karena Tuhan akan mendatangkan air bah. Bahtera yang harus dibangun oleh Nuh
jauh lebih besar daripada kapal biasa. Bagian dalam dari kapal itu dibagi tiga
lantai dan setiap lantai diberi sekat-sekat sehingga dapat menampung manusia
dan banyak binatang.
§ Mengingat Allah akan memusnahkan segala
makhluk hidup, Nuh harus mempersiapkan ruang-ruang untuk menampung anggota keluarganya
dan untuk menampung segala macam binatang.
Segala macam binatang harus ditampung berpasang-pasangan, baik hewan
maupun burung. Nuh juga harus mengumpulkan makanan baik untuk dirinya dan
keluarganya maupun untuk bintang yang ada di dalam bahteranya. Makanan itu
masih sederhana karena pada hari penciptaan Tuhan memberikan kepada manusia
biji-bijian dan buah-buahan dan kepada binatang tumbuhan hijau.
§ Ketika bahtera dan segala sesuatunya telah
siap digunakan, ternyata Nuh tidak perlu mencari binatang-binatang itu berpasang-pasangan,
karena mereka sendiri datang berpasang-pasangan. Tuhan sendirilah yang
mendatangkan mereka. Ketika semua keluarga Nuh dan binatang-binatang itu telah
berada di dalam bahtera, Tuhan menutup pintunya.
§ Dalam gambaran dunia Yahudi, mula-mula hanya
ada air yang pada hari penciptaan Allah
memisahkan air atas
dan air bawah
dan di tengahnya ada dunia.
Tingkap-tingkap di langit terbuka sehingga air dari atas turun dan
sumber-sumber di bawah bumi dibuka sehingga air dari bawah
juga turut naik
lalu meliputi dan
meniadakan bumi. Permukaan air
semakin lama semakin tinggi; Nuh, keluarganya, dan semua binatang yang tinggal
di dalam bahtera itu selamat dari air bah.
D.
AKSI NYATA:
§ Fasilitator
menyampaikan pesan yang diambil dari bacaan yang telah direnungkan berikut ini.
§ Kemudian
bersama-sama merencanakan aksi nyata dengan panduan pertanyaan berikut ini.
F: Allah menghukum
dan meniadakan manusia
dan bumi yang
penuh kejahatan dan kekerasan,
namun Ia juga mencari
jalan untuk menyelamatkan
orang-orang benar. Dalam kisah ini Allah
tidak hanya menyelamatkan manusia tetapi juga seluruh makhluk ciptaan-Nya karena
seluruh makhluk ciptaan itu bernilai bagi Allah dan dicintai-Nya. Nuh adalah
model manusia yang menanggapi panggilan Tuhan untuk turut serta
melestarikan lingkungan hidup
di bumi yang
rusak dan terancam punah.
a. Apa
yang kita lakukan supaya membangun ‘bahtera’ kita berasaskan pelestarian dan
penyelamatan lingkungan hidup dan alam sekitarnya?
b. Apa
yang kita lakukan supaya situasi didalam ‘bahtera’ kita pun memiliki suasana
yang selaras dengan lingkungan hidup atau alam?
E.
DOA SPONTAN:
§ Fasilitator mengundang anggota KBG
untuk mengungkapkan doa-doa umat berupa pujian, syukur, dan permohonan.
§ Fasilatator mengajak anggota KBG
berdoa Doa Bapa Kami, sebagai doa penyatuan semua doa yang telah diungkapkan
secara spontan.
§ Doa penutup dengan Doa Tahun Berpusat
pada Kristus.
§ Lagu penutup
=***=
Komentar